NICE HOMEWORK #6
*BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL*
Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal. Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.
Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS. Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita “Merasa Sibuk”, sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :
Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai. sehingga muncul program 7 to 7)
Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
SELAMAT MENGERJAKAN
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Rabu, 28 Februari 2018
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6
_Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
*IBU MANAJER KELUARGA HANDAL*
*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja, yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita, kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja di rumah?
a. Apakah masih “ASAL KERJA”, menggugurkan kewajiban saja?
b. Apakah didasari sebuah “KOMPETISI ”, sehingga selalu ingin bersaing dengan keluarga lain?
c. Apakah karena “PANGGILAN HATI”, sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga.
a. Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
b. kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
c. Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.
*Ibu Manajer Keluarga*
Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita
“Saya Manager Keluarga”, kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
a. Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
b.Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
c.Buatlah skala prioritas
d.Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
*Menangani Kompleksitas Tantangan*
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
*a. PUT FIRST THINGS FIRST *
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
*b.ONE BITE AT A TIME*
Apakah itu one bite at a time? -Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
*c. DELEGATING *
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita. Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda.Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya. Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.
*Perkembangan Peran*
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih “*SEKEDAR MENJADI IBU*”.
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
a. Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang. Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.
b.Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
c.Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
d.Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
*BERUBAH atau KALAH*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #1, 2016_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009._
_Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
*IBU MANAJER KELUARGA HANDAL*
*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja, yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita, kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja di rumah?
a. Apakah masih “ASAL KERJA”, menggugurkan kewajiban saja?
b. Apakah didasari sebuah “KOMPETISI ”, sehingga selalu ingin bersaing dengan keluarga lain?
c. Apakah karena “PANGGILAN HATI”, sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga.
a. Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
b. kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
c. Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.
*Ibu Manajer Keluarga*
Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita
“Saya Manager Keluarga”, kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
a. Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
b.Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
c.Buatlah skala prioritas
d.Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
*Menangani Kompleksitas Tantangan*
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
*a. PUT FIRST THINGS FIRST *
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
*b.ONE BITE AT A TIME*
Apakah itu one bite at a time? -Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
*c. DELEGATING *
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita. Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda.Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya. Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.
*Perkembangan Peran*
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih “*SEKEDAR MENJADI IBU*”.
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
a. Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang. Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.
b.Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
c.Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
d.Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
*BERUBAH atau KALAH*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #1, 2016_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009._
Minggu, 25 Februari 2018
Review NHW #5
Review NHW #5
*BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?
Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap belajar cara belajar.
Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah
*“Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh”*
Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.
Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu OUTSIDE IN informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.
Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan exit procedure andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.
Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yangbertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA
Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?
๐Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
๐Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan _clue_ saja.
๐Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.
Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.
Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.
tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.
Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.
Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya
*ADAB itu sebelum ILMU*
Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
1⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong
Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.
2⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`
tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
3⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa ( _stay foolish, stay hungry_)
Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa ( _stay foolish, stay hungry_) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.
Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.
Salam Ibu Profesional,
/ _Tim Matrikulasi Ibu Profesional_/
Sumber Bacaan :
_Hasil Nice Homework #5, Peserta Matrikulasi IIP Batch #5, 2018_
_Materi Matrikulasi IIP Batch #5, Belajar cara Belajar, 2018_
_Materi Matrikulasi IIP Batch #5, Adab Menuntut Ilmu, 2018_
*BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?
Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap belajar cara belajar.
Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah
*“Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh”*
Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.
Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu OUTSIDE IN informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.
Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan exit procedure andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.
Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yangbertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA
Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?
๐Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
๐Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan _clue_ saja.
๐Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.
Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.
Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.
tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.
Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.
Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya
*ADAB itu sebelum ILMU*
Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
1⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong
Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.
2⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`
tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
3⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa ( _stay foolish, stay hungry_)
Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa ( _stay foolish, stay hungry_) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.
Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.
Salam Ibu Profesional,
/ _Tim Matrikulasi Ibu Profesional_/
Sumber Bacaan :
_Hasil Nice Homework #5, Peserta Matrikulasi IIP Batch #5, 2018_
_Materi Matrikulasi IIP Batch #5, Belajar cara Belajar, 2018_
_Materi Matrikulasi IIP Batch #5, Adab Menuntut Ilmu, 2018_
Rabu, 21 Februari 2018
Ibu Profesional Matrikulasi Batch #5 NHW #5
Ibu Profesional
Matrikulasi Batch #5
NHW #5
๐BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR ๐
(Learning How To Learn)
๐พ๐๐พ๐๐พ๐๐พ๐๐พ๐๐พ๐๐พ
Awalnya saya agak bingung dengan NHW #5 ini.. bolak balik dibaca maksud tugasnya. Kemudian mulai mencari-cari arti kata "desain pembelajaran" atau "design pembelajaran " di mesin pencari google. Banyak artikel yang membahas ini, tapi kok yaa berat amat bahasanya.
Banyak teori dan pendekatan untuk mengurai apa dan bagaimana design pembelajaran itu.
Sederhananya mungkin seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yaa kalau untuk guru kelas.
Dari sekian teori yang saya baca maka saya mengambil satu saja yang mudah saya pahami. Dan membantu saya untuk menyusun design pembelajaran ala saya ☺.
Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan "masalah" dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.
Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.
Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1. Analysis (analisa)
2. Design (disain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation(implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
๐พLangkah 1: Analisis
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).
Mari kita analisa kenapa saya harus menyusun design pembelajaran ini. Saya sudah memilih jurusan ilmu islamic parenting sebagai jurusan saya dalam universitas kehidupan ini. Sehingga saya membutuhkan desain pembelajaran yang sedemikian rupa agar mencapai tujuan saya menjadi ibu profesional.
Ilmu islamic parenting ini saya pilih karena visi saya dan suami dalam membangun rumah tangga adalah :
1. membangun keluarga yang sakinah mawaddah warohmah (Ar Rum : 21)
2. Menjadi Keluarga yang musyfiqiin ( keluarga yang takut pada azab neraka) (At Tรนr : 26)
3. Bisa Berkumpul bersama di surga ( At Tรนr : 21)
4. Menjadi Pemimpin bagi orang yang bertakwa (Al furqon :74)
๐พLangkah 2: Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan .Pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. Semua itu tertuang dalam suatu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
๐ตTujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran
1. Membangun keluarga yang sakinah mawaddah warohmah , sebagaimana tercantum dalam Al quran surah Ar Rum : 21.
Strategi : saya dan suami harus memiliki komunikasi yang baik, mengerti tugas dan kewajiban dari masing-masing peran.Walaupun sebenarnya rumah tangga adalah proses adaptasi seumur hidup, tapi dengan seiring waktu insyaAllah diharapkan kedepannya semakin besar rasa pengertian diantara kami.
2. Menjadi Keluarga yang musyfiqiin ( keluarga yang takut pada azab neraka) sesuai surah At Tรนr ayat 26.
Strategi : mengoptimalkan masa ketika anak-anak masih dalam rentang usia pra aqil baligh. Sehingga ketika mereka sudah masuk usia baligh, anak-anak harus bisa taat pada perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Karena ketika mereka baligh, mereka sudah terbebani oleh hukum syariat. Amalannya mulai dihitung dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Berarti ketika baligh, anak sudah harus memiliki ilmu tentang syariat dan siap mental untuk menjalankannya.
3. Bisa Berkumpul bersama di surga ( At Tรนr : 21)
Strategi : untuk mencapai visi ke 3 ini , semua sudah tertuang dalam surah Al Ma'arij ayat 22-35.
Diantaranya ;
1. melaksanakan sholat
2. tetap setia melaksakan sholat
3. menyedekahkan hartanya kepada orang miskin yang meminta maupun yang tidak meminta
4. mempercayai hari pembalasan
5. takut terhadap azab Allah
6. menjaga kemaluannya
7. memelihara amanat dan janjinya
8. berpegang teguh pada kesaksiannya
9. memelihara sholatnya
4. Menjadi Pemimpin bagi orang yang bertakwa (Al furqon :74)
Strategi :
-mencari tahu apa minat bakat dan kesukaan anak-anak. Dengan cara lebih sering menemani dan membersamai anak-anak agar tercipta bonding yang kuat antara ibu dan anak
-memfasilitasi minat bakat mereka.
kami berharap anak-anak menjadi pemimpin yang adil dan jujur yang disesuaikan dengan bidang minat dan bakatnya. Dan mereka tumbuh menjadi ahlul Quran agar dalam kepemimpinannya, dalam lingkup yang besar atau kecil, selalu berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah.
๐พLangkah 3: Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.
Untuk mendukung proses pembelajaran ini saya membutuhkan banyak ilmu. Yaitu ilmu syar'i (ilmu agama) juga ilmu parenting yang bisa saya adaptasi dari kurikulum IIP ini.
Sumber ilmu berupa buku-buku bacaan, internet juga komunitas. Karena ruang gerak saya masih terbatas, jadi saya lebih banyak memanfaatkan internet dalam proses pembelajaran. Misalnya tergabung dalam beberapa grup komunitas di Whatsapp.
Mengikuti seminar dan kelas-kelas online atau offline mengenai parenting.
Selain itu saya juga akan belajar kepada guru/tokoh pendidikan/figur yang memiliki wawasan dan pengalaman tentang islamic parenting. Misalnya belajar kepada keluarga yang berhasil memiliki anak hafidz quran, praktisi homeschooling, pakar montessori dan sebagainya.
๐พLangkah 4: Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
Salah satu langkah nyata dalam mengimplementasikan tujuan pembelajaran ini adalah ceklis harian yang sudah saya buat di NHW sebelumnya.
Saya harus memulainya dari diri sendiri agar bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Misalnya, saya berusaha menjadi hamba Allah yang lebih baik dengan berbagai target, yaitu
- adab ( belajar adab dan beraktifitas sesuai dengan adab yang dicontohkan Rosulullaah)
-akidah (belajar ilmu tauhid)
-akhlak (bertutur kata lembut, mendengar aktif, sabar , tidak mudah marah, dst)
- Quran (tilawah, hafalan, pemahaman ayat dsb)
-Shalat (memperbaiki gerakan dan bacaan sholat, sholat wajib dan sunnah)
-keahlian (belajar masak dan mencoba menu baru)
๐พLangkah 5: Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Karena ini baru di KM 0 dan saya baru saja memulai satu langkah, jadi belum ada evaluasi yang signifikan.
Tapi dengan adanya pengisian ceklis harian, nanti saya bisa menilai dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan saya selama seminggu, sebulan, setahun dan seterusnya. Sehingga memudahkan saya untuk menilai diri saya sendiri, seberapa komitmen dan seriusnya saya dalam usaha untuk menjadi ibu profesional
Alhamdulillaah selesai juga tugas NHW #5 ini.. Desain pembelajaran ini masih jauh dari sempurna, tapi semoga saya istiqomah melakukannya ☺
* Referensi : sukmanotes.wordpress.com
๐๐พ๐๐พ๐๐พ๐๐พ๐๐พ๐๐พ๐
#NHW #5
#Kuliah Matrikulasi Batch #5
#Belajar Bagaimana caranya Belajar
Senin, 19 Februari 2018
Review Nice Home Work #4
Review Nice Home Work #4
*MEMBUAT KURIKULUM YANG “GUE BANGET”*
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
Bunda, membaca satu demi satu nice homework #4 kali ini, membuat kami makin yakin bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang memiliki Ibu-Ibu tangguh, yang paham akan dirinya dan mampu “Memberi Teladan” kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara belajar di Universitas Kehidupan.
Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#4 ini bukan di urusan hasil pencapaian, tetapi justru di urusan “kesungguhan” bunda untuk menemukan diri. Proses ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita tidak memulainya maka kita tidak akan pernah tahu.
Maka efek berikutnya kita tidak bisa memandu anak-anak kita dalam menemukan peran hidupnya. Ketika merasa tidak bisa dan tidak mau belajar , efek berikutnya adalah kita “sub kontrakkan” pendidikan anak kita ke orang lain, yang belum tentu paham akan sisi keunikan anak kita. Inilah yang menjadi sumber awal munculnya penyakit “kemandulan” dalam mendidik anak-anak. Menggerus kekuatan fitrah kita dalam mendidik anak-anak sehingga menyatakan dirinya “tidak mampu lagi”.
Untuk itu kami akan membantu bunda dan calon bunda semuanya menemukan misi hidup ini setahap demi setahap.
Bagi anda yang belum menemukan “jurusan” ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka bersabarlah, tuliskan apa adanya di NHW#4 ini bahwa anda memang belum ketemu sama sekali. Kemudian silakan lihat kembali ke belakang, faktor-faktor apa saja yang membuat anda sampai usia sekarang belum bisa menemukannya.
Tulislah dengan jujur, kemudian lihatlah kondisi sekarang, bagaimana anda mengenal diri anda?
Aktivitas apa saja yang membuat anda SUKA dan BISA, tulis semuanya.
Apa sisi kekuatan diri anda? Silakan tulis semuanya.
Pernyataan-pernyataan ini sudah SAH untuk menggugurkan NHW #4 anda. Semoga dengan melihat hal ini, bunda semuanya menjadi lebih SABAR, ketika melihat anak-anak kita yang masih galau tidak paham arah hidupnya.
Jangankan mereka, kita yang sudah puluhan tahun hidup saja ternyata juga belum paham. Bisa jadi anak-anak kita memang punya pengalaman yang sama dengan kita dulu, dan sekarang kita didik mereka dengan pola yang sama dengan cara orangtua kita mendidik kita dulu. Maka kembalilah kita ke fase titik nol, tetapi lebih baik kembali ke fase titik nol dan segera bergerak. Dibandingkan dengan yang tidak tahu ini benar atau salah.
Sehingga,
“*Jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda*”
Bagi anda yang sudah menemukan “jurusan”ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka silakan ikuti simulasi secara setahap demi setahap di bawah ini :
1. Tulislah Jurusan Ilmu secara Global, misal : Pendidikan Anak dan Keluarga
2. Tentukan KM 0 nya mau anda tempuh mulai kapan? Atau apakah saat ini sudah dalam proses berjalan di tahap 1? Maka tulislah kapan anda memulai KM 0.
3. Kita ambil satu hasil penelitian Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Outliers (2008) pernah mengemukakan sebuah teori yang menarik, 10.000 hours of practice. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000 jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” dalam bidang tersebut. “They will master the skill,” kata Gladwell.
Darimana ia bisa yakin? Konon Gladwell mengembangkan teori ini dari hasil penelitian terhadap para pemain biola selama puluhan tahun. Dari penelitian itu, para pemain biola yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (kurang lebih 10.000 jam) semuanya menjadi para maestro biola. Orang yang di pertengahan berlatih di antara 5.000 hingga 8.000 jam, sementara pemain biola yang gagal berlatih di bawah 3000 jam.
4. Silakan ukur kemampuan teman-teman, dalam sehari kira-kira sanggup menginvestasikan waktu nya berapa jam, untuk menekuni jurusan ilmu tersebut. Katakanlah kita ambil yang paling pendek hanya 2 jam per hari. Mari kita berhitung :
10.000 jam : 2 jam = 5000 hari
Apabila setahun katakanlah hanya kita ambil 250 hari efektif saja, maka
5000 hari : 250 = 20 tahun
Inilah periode waktu yang harus anda tempuh untuk bisa menjadi master di bidang anda.
5. Silakan bagi 20 tahun tersebut dalam KM perjalanan yang akan anda tempuh, misal
KM 0 – KM 1 = Bunda Sayang ( 5 tahun)
KM 1 – KM 2 = Bunda Cekatan (5 tahun)
KM 3 – KM 4 = Bunda Produktif ( 5 tahun)
KM 4 – KM 5 = Bunda Shaleha ( 5 tahun)
Tidak ada patokan khusus dalam menentukan rentang waktu, silakan anda buat sendiri sesuai dengan kemmapuan kita.
6. Uraikan kira-kira mata pelajaran apa saja yang harus kita pelajari satu-satu di mata kuliah pokok Bunda Sayang, Bunda Cekatan dsb.
7. Cari sumber belajarnya ada dimana saja dan KONSISTEN menjalankannya.
*AKSELERASI*
Apabila ternyata dalam belajar di jurusan ini mata anda makin berbinar, semangat anda tak pernah pudar, bisa jadi yang harusnya hanya investasi 2 jam/hari secara alamiah akan menjadi lebih dari 2 jam. Maka pilihlah aktivitas harian, waktu yang paling banyak menghabiskan hari-hari anda, adalah aktivitas yang memperbanyak “JAM TERBANG”. Kalau sudah seperti ini Allah sedang menghendaki anda untuk masuk program “*AKSELERASI*”
Ada dua cara akselerasi yaitu :
a. Menambah Jam terbang harian
b. Membeli Jam terbang
Bagaimana caranya membeli? Dengan mendatangi para ahli yang sesuai dengan bidang kita, belajar banyak dari beliau. Pelajari jatuh bangunnya seperti apa, sehingga kita bisa “jump starting” dengan tidak perlu mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh para ahli tersebut. Sejatinya dengan mengikuti program matrikulasi ini, anda sedang membeli jam terbang.
c. Carilah mentor hidup anda yang bersedia memandu dengan konsisten agar anda mencapai sukses dengan lebih cepat lagi.
Dengan belajar bersungguh-sungguh di NHW #4 ini, teman-teman akan dengan mudah menyusun “customized curriculum” untuk anak-anak kita masing-masing.silakan mulai dari diri bunda dulu untuk bisa merasakannya. Karena kalau bundanya sudah bisa, maka kita akan mendapatkan bonus kemampuan menyusun kurikulum bagi anak-anak kita.
Kuncinya hanya dua
*FOKUS dan KONSISTEN*
Jadilah yang terhebat di bidang Anda masing-masing. Jangan pernah menyerah.
_“If today is a bad day, tomorrow maybe worst, but the day after tomorrow is the best day in your life. You know what? Most people die tomorrow evening!_” – Jack Ma
Selamat menempuh 10.000 jam terbang anda.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
_Materi Matrikulasi IIP Sesi #4, Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, 2018_
_Hasil NHW#4, Peserta Matrikulasi IIP, 2018_
_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_
*MEMBUAT KURIKULUM YANG “GUE BANGET”*
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
Bunda, membaca satu demi satu nice homework #4 kali ini, membuat kami makin yakin bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang memiliki Ibu-Ibu tangguh, yang paham akan dirinya dan mampu “Memberi Teladan” kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara belajar di Universitas Kehidupan.
Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#4 ini bukan di urusan hasil pencapaian, tetapi justru di urusan “kesungguhan” bunda untuk menemukan diri. Proses ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita tidak memulainya maka kita tidak akan pernah tahu.
Maka efek berikutnya kita tidak bisa memandu anak-anak kita dalam menemukan peran hidupnya. Ketika merasa tidak bisa dan tidak mau belajar , efek berikutnya adalah kita “sub kontrakkan” pendidikan anak kita ke orang lain, yang belum tentu paham akan sisi keunikan anak kita. Inilah yang menjadi sumber awal munculnya penyakit “kemandulan” dalam mendidik anak-anak. Menggerus kekuatan fitrah kita dalam mendidik anak-anak sehingga menyatakan dirinya “tidak mampu lagi”.
Untuk itu kami akan membantu bunda dan calon bunda semuanya menemukan misi hidup ini setahap demi setahap.
Bagi anda yang belum menemukan “jurusan” ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka bersabarlah, tuliskan apa adanya di NHW#4 ini bahwa anda memang belum ketemu sama sekali. Kemudian silakan lihat kembali ke belakang, faktor-faktor apa saja yang membuat anda sampai usia sekarang belum bisa menemukannya.
Tulislah dengan jujur, kemudian lihatlah kondisi sekarang, bagaimana anda mengenal diri anda?
Aktivitas apa saja yang membuat anda SUKA dan BISA, tulis semuanya.
Apa sisi kekuatan diri anda? Silakan tulis semuanya.
Pernyataan-pernyataan ini sudah SAH untuk menggugurkan NHW #4 anda. Semoga dengan melihat hal ini, bunda semuanya menjadi lebih SABAR, ketika melihat anak-anak kita yang masih galau tidak paham arah hidupnya.
Jangankan mereka, kita yang sudah puluhan tahun hidup saja ternyata juga belum paham. Bisa jadi anak-anak kita memang punya pengalaman yang sama dengan kita dulu, dan sekarang kita didik mereka dengan pola yang sama dengan cara orangtua kita mendidik kita dulu. Maka kembalilah kita ke fase titik nol, tetapi lebih baik kembali ke fase titik nol dan segera bergerak. Dibandingkan dengan yang tidak tahu ini benar atau salah.
Sehingga,
“*Jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda*”
Bagi anda yang sudah menemukan “jurusan”ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka silakan ikuti simulasi secara setahap demi setahap di bawah ini :
1. Tulislah Jurusan Ilmu secara Global, misal : Pendidikan Anak dan Keluarga
2. Tentukan KM 0 nya mau anda tempuh mulai kapan? Atau apakah saat ini sudah dalam proses berjalan di tahap 1? Maka tulislah kapan anda memulai KM 0.
3. Kita ambil satu hasil penelitian Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Outliers (2008) pernah mengemukakan sebuah teori yang menarik, 10.000 hours of practice. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000 jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” dalam bidang tersebut. “They will master the skill,” kata Gladwell.
Darimana ia bisa yakin? Konon Gladwell mengembangkan teori ini dari hasil penelitian terhadap para pemain biola selama puluhan tahun. Dari penelitian itu, para pemain biola yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (kurang lebih 10.000 jam) semuanya menjadi para maestro biola. Orang yang di pertengahan berlatih di antara 5.000 hingga 8.000 jam, sementara pemain biola yang gagal berlatih di bawah 3000 jam.
4. Silakan ukur kemampuan teman-teman, dalam sehari kira-kira sanggup menginvestasikan waktu nya berapa jam, untuk menekuni jurusan ilmu tersebut. Katakanlah kita ambil yang paling pendek hanya 2 jam per hari. Mari kita berhitung :
10.000 jam : 2 jam = 5000 hari
Apabila setahun katakanlah hanya kita ambil 250 hari efektif saja, maka
5000 hari : 250 = 20 tahun
Inilah periode waktu yang harus anda tempuh untuk bisa menjadi master di bidang anda.
5. Silakan bagi 20 tahun tersebut dalam KM perjalanan yang akan anda tempuh, misal
KM 0 – KM 1 = Bunda Sayang ( 5 tahun)
KM 1 – KM 2 = Bunda Cekatan (5 tahun)
KM 3 – KM 4 = Bunda Produktif ( 5 tahun)
KM 4 – KM 5 = Bunda Shaleha ( 5 tahun)
Tidak ada patokan khusus dalam menentukan rentang waktu, silakan anda buat sendiri sesuai dengan kemmapuan kita.
6. Uraikan kira-kira mata pelajaran apa saja yang harus kita pelajari satu-satu di mata kuliah pokok Bunda Sayang, Bunda Cekatan dsb.
7. Cari sumber belajarnya ada dimana saja dan KONSISTEN menjalankannya.
*AKSELERASI*
Apabila ternyata dalam belajar di jurusan ini mata anda makin berbinar, semangat anda tak pernah pudar, bisa jadi yang harusnya hanya investasi 2 jam/hari secara alamiah akan menjadi lebih dari 2 jam. Maka pilihlah aktivitas harian, waktu yang paling banyak menghabiskan hari-hari anda, adalah aktivitas yang memperbanyak “JAM TERBANG”. Kalau sudah seperti ini Allah sedang menghendaki anda untuk masuk program “*AKSELERASI*”
Ada dua cara akselerasi yaitu :
a. Menambah Jam terbang harian
b. Membeli Jam terbang
Bagaimana caranya membeli? Dengan mendatangi para ahli yang sesuai dengan bidang kita, belajar banyak dari beliau. Pelajari jatuh bangunnya seperti apa, sehingga kita bisa “jump starting” dengan tidak perlu mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh para ahli tersebut. Sejatinya dengan mengikuti program matrikulasi ini, anda sedang membeli jam terbang.
c. Carilah mentor hidup anda yang bersedia memandu dengan konsisten agar anda mencapai sukses dengan lebih cepat lagi.
Dengan belajar bersungguh-sungguh di NHW #4 ini, teman-teman akan dengan mudah menyusun “customized curriculum” untuk anak-anak kita masing-masing.silakan mulai dari diri bunda dulu untuk bisa merasakannya. Karena kalau bundanya sudah bisa, maka kita akan mendapatkan bonus kemampuan menyusun kurikulum bagi anak-anak kita.
Kuncinya hanya dua
*FOKUS dan KONSISTEN*
Jadilah yang terhebat di bidang Anda masing-masing. Jangan pernah menyerah.
_“If today is a bad day, tomorrow maybe worst, but the day after tomorrow is the best day in your life. You know what? Most people die tomorrow evening!_” – Jack Ma
Selamat menempuh 10.000 jam terbang anda.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
_Materi Matrikulasi IIP Sesi #4, Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, 2018_
_Hasil NHW#4, Peserta Matrikulasi IIP, 2018_
_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_
Sabtu, 17 Februari 2018
Metode menghafal alquran
Metode menghafal al quran
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Annisa mulai menghafal di usia 5 tahun. Dimulai dari surah an naas-al qoriah. Namun saat itu belum terlalu serius dan konsisten. Belum terjadwal dengan rapi.
Ketika usia nya 6 tahun, baru mulai dikenalkan dengan jadwal menghafal. Dimulai dari Juz 30 surah An naba dan selesai di hafal dalam waktu setahun.
Dan ketika usia 7 tahun, anisa sudah mulai bisa diajak kerjasama, alhamdulillaah juz 29 selesai dalam waktu 6 bulan.
Saya dan annisa membuat kesepakatan mengenai jadwal menghafal. Setiap selesai sholat magrib biasanya kami mulai menghafal.
Besok subuhnya, kalau anisa bangun awal dan saya tidak repot dengan urusan rumah, biasanya bisa tambah ayat. Tapi kalaupun tidak sempat, cukup dengan murojaah hafalan yang semalam.
๐ธ Berapa banyak menghafalnya?
Cukup 2-3 baris saja dalam sekali duduk sekitar 20-30 menit.
Jadi patokannya adalah baris, bukan ayat. Karena setiap surat punya khas nya masing-masing. Ada yang ayatnya panjang-panjang ada juga yang pendek-pendek.
Tapi ketika juz 30, biasanya pakai patokan ayat juga. Karena masih pendek-pendek ayatnya.
Tipe belajar annisa adalah audio.. jadi dia bisa menghafal lebih mudah dengan cara mendengarkan murottal.
Di juz 30 dan 29 memakai murottal Muhammad Thoha. Dan di juz 28 ini download dari youtube, Ibrahim el Haq.
Biasanya anisa mendengarkan dengan earphone sambil membaca alquran.
Pertamanya saya akan memperdengarkan murottal 3 baris tersebut, diulang-ulang 2-3 kali.
Kemudian saya membimbing anisa untuk membaca ayat/baris tersebut sembari memperbaiki bacaannya.
Setelah anisa bisa mengikuti bacaannya dengan baik, lalu diulangi 5-10x bacaan.
Biasanya anisa mengulang2 bacaan sambil membaca al quran dan mendengarkan murottal.
Jika dirasa sudah cukup hafal, baru anisa menghafal tanpa bantuan ibu, alquran dan murottal.
20 menit bisa hafal 3 baris?
Enggak juga.. ๐
Kadang hanya hafal sebaris. Kadang bisa lebih dari 3 baris.
Jadi, prinsip saya begini, setiap hari anisa tambah ayat. Hafal tidak hafal selama 20-30 menit kita menghafal. Berinteraksi dengan al quran.
Dalam sebuah kajian ustadz Adi Hidayat, beliau pernah bilang,
Jika sedang menghafal, kita cenderung mengulang-ulang bacaan. Makin banyak dibaca, makin banyak pahala.
Tugas kita hanya baca/hafalkan saja,mau dikasih menjadi hafal atau tidak, terserah Allah..
Luruskan niat dan ikhlaskan niat karena Allah..
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Bagaimana dengan jadwal murojaahnya?
Jadwal murojaahnya adalah di waktu ba'da ashar dan isya. Tapi kalau hari libur, murojaah di tambah saat ba'da duha dan dzuhur. Murojaah biasanya 20 menit dari beberapa surah di juz sebelumnya.
Kita juga membiasakan untuk mendengarkan murottal di rumah setiap hari di sela-sela kegiatan anak. Ketika sedang makan atau main.
Atau bisa juga dalam perjalanan, di mobil kita pasang murottal. Sambil menikmati perjalanan, sambil mendengarkan alquran ☺.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Perlukah reward?
Saya ga pakai reward yaa buibu.. dulu pernah ngejanjiin ke anisa, kalau hafal surah ini nanti dibeliin ini itu, tapi ternyata bapaknya ga setuju dan gak mau beliin.. hehe padahal saya udah terlanjur janji.
Tapi kadang-kadang sesekali aja masih suka pakai reward kejutan untuk penyemangat .
Sekarang seringnya saya pakai reward berupa pelukan atau kata-kata manis.
Biasanya saya bilang makasih yaa sudah menghafal .
Dari seorang sahabat saya, beliau menyarankan pakai dialog iman. Jadi saya ngobrol-ngobrol ama anisa, saya bilang, anisa nanti di hari perhitungan amal, Allah akan menunjukkan catatan amal kita. Nanti keliatan hari ini jam segini anisa dan ibu baca alquran, bertambah deh timbangan kebaikan kita..
Atau,
Anisa kalau nanti tidak melihat ibu di syurga, tolong cari ibu yaa.. jadilah saksi bahwa hari ini jam segini kita ngaji supaya bertambah timbangan kebaikan ibu dan kita bisa bersama di syurga ☺
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Sebenarnya kalau kita googling banyak sekali metode menghafal al quran.. saya juga awalnya cari-cari metode apa saja yang memudahkan anak bisa menghafal.
Apa yang saya tulis ini hanyalah sebagian dari metode yang ada yang cocok di annisa. Bukan bermaksud ujub dan sombong yaa buibu. Hanya sekedar berbagi, mudah-mudahan menginspirasi dan cocok ☺
Semoga Allah mudahkan kita, sebagai orangtua dalam membimbing dan membersamai anak-anak dalam menghafal dan mengamalkan alquran
Bogor, 17 februari 2018
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Annisa mulai menghafal di usia 5 tahun. Dimulai dari surah an naas-al qoriah. Namun saat itu belum terlalu serius dan konsisten. Belum terjadwal dengan rapi.
Ketika usia nya 6 tahun, baru mulai dikenalkan dengan jadwal menghafal. Dimulai dari Juz 30 surah An naba dan selesai di hafal dalam waktu setahun.
Dan ketika usia 7 tahun, anisa sudah mulai bisa diajak kerjasama, alhamdulillaah juz 29 selesai dalam waktu 6 bulan.
Saya dan annisa membuat kesepakatan mengenai jadwal menghafal. Setiap selesai sholat magrib biasanya kami mulai menghafal.
Besok subuhnya, kalau anisa bangun awal dan saya tidak repot dengan urusan rumah, biasanya bisa tambah ayat. Tapi kalaupun tidak sempat, cukup dengan murojaah hafalan yang semalam.
๐ธ Berapa banyak menghafalnya?
Cukup 2-3 baris saja dalam sekali duduk sekitar 20-30 menit.
Jadi patokannya adalah baris, bukan ayat. Karena setiap surat punya khas nya masing-masing. Ada yang ayatnya panjang-panjang ada juga yang pendek-pendek.
Tapi ketika juz 30, biasanya pakai patokan ayat juga. Karena masih pendek-pendek ayatnya.
Tipe belajar annisa adalah audio.. jadi dia bisa menghafal lebih mudah dengan cara mendengarkan murottal.
Di juz 30 dan 29 memakai murottal Muhammad Thoha. Dan di juz 28 ini download dari youtube, Ibrahim el Haq.
Biasanya anisa mendengarkan dengan earphone sambil membaca alquran.
Pertamanya saya akan memperdengarkan murottal 3 baris tersebut, diulang-ulang 2-3 kali.
Kemudian saya membimbing anisa untuk membaca ayat/baris tersebut sembari memperbaiki bacaannya.
Setelah anisa bisa mengikuti bacaannya dengan baik, lalu diulangi 5-10x bacaan.
Biasanya anisa mengulang2 bacaan sambil membaca al quran dan mendengarkan murottal.
Jika dirasa sudah cukup hafal, baru anisa menghafal tanpa bantuan ibu, alquran dan murottal.
20 menit bisa hafal 3 baris?
Enggak juga.. ๐
Kadang hanya hafal sebaris. Kadang bisa lebih dari 3 baris.
Jadi, prinsip saya begini, setiap hari anisa tambah ayat. Hafal tidak hafal selama 20-30 menit kita menghafal. Berinteraksi dengan al quran.
Dalam sebuah kajian ustadz Adi Hidayat, beliau pernah bilang,
Jika sedang menghafal, kita cenderung mengulang-ulang bacaan. Makin banyak dibaca, makin banyak pahala.
Tugas kita hanya baca/hafalkan saja,mau dikasih menjadi hafal atau tidak, terserah Allah..
Luruskan niat dan ikhlaskan niat karena Allah..
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Bagaimana dengan jadwal murojaahnya?
Jadwal murojaahnya adalah di waktu ba'da ashar dan isya. Tapi kalau hari libur, murojaah di tambah saat ba'da duha dan dzuhur. Murojaah biasanya 20 menit dari beberapa surah di juz sebelumnya.
Kita juga membiasakan untuk mendengarkan murottal di rumah setiap hari di sela-sela kegiatan anak. Ketika sedang makan atau main.
Atau bisa juga dalam perjalanan, di mobil kita pasang murottal. Sambil menikmati perjalanan, sambil mendengarkan alquran ☺.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Perlukah reward?
Saya ga pakai reward yaa buibu.. dulu pernah ngejanjiin ke anisa, kalau hafal surah ini nanti dibeliin ini itu, tapi ternyata bapaknya ga setuju dan gak mau beliin.. hehe padahal saya udah terlanjur janji.
Tapi kadang-kadang sesekali aja masih suka pakai reward kejutan untuk penyemangat .
Sekarang seringnya saya pakai reward berupa pelukan atau kata-kata manis.
Biasanya saya bilang makasih yaa sudah menghafal .
Dari seorang sahabat saya, beliau menyarankan pakai dialog iman. Jadi saya ngobrol-ngobrol ama anisa, saya bilang, anisa nanti di hari perhitungan amal, Allah akan menunjukkan catatan amal kita. Nanti keliatan hari ini jam segini anisa dan ibu baca alquran, bertambah deh timbangan kebaikan kita..
Atau,
Anisa kalau nanti tidak melihat ibu di syurga, tolong cari ibu yaa.. jadilah saksi bahwa hari ini jam segini kita ngaji supaya bertambah timbangan kebaikan ibu dan kita bisa bersama di syurga ☺
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Sebenarnya kalau kita googling banyak sekali metode menghafal al quran.. saya juga awalnya cari-cari metode apa saja yang memudahkan anak bisa menghafal.
Apa yang saya tulis ini hanyalah sebagian dari metode yang ada yang cocok di annisa. Bukan bermaksud ujub dan sombong yaa buibu. Hanya sekedar berbagi, mudah-mudahan menginspirasi dan cocok ☺
Semoga Allah mudahkan kita, sebagai orangtua dalam membimbing dan membersamai anak-anak dalam menghafal dan mengamalkan alquran
Bogor, 17 februari 2018
Jumat, 16 Februari 2018
Puding bolu busa orange
Puding bolu busa orange
๐๐ฐ๐๐ฐ๐๐ฐ
Bahan Bolu/Cake:
2 Butir telur utuh
2 Butir kuning telur
75 gr Gula Pasir
75 gr Terigu
1/2 sdm Susu Bubuk
1/4 sdt SP
1/4 sdm Vanili bubuk
2 sdm Margarin dilelehkan
Bahan Puding Busa :
1 Butir Putih Telur
1/2 bgks Agar2 Bubuk Swallow orange
250 ml Susu Cair
50 gr Gula Pasir
1 sdt Vanili
Bahan Lapisan Bening :
1 bgks nutrijel kecil rasa orange
400 ml Air Putih
100 gr Gula Pasir
1. Cara membuat bolu: Isi panci kukusan dgn air secukupnha, panaskan hingga air mendidih.
Oles loyang 16x16cm dengan margarin dan lapisi kertas roti, oles lagi dgn margarin dan tabur terigu, sisihkan.
Mikser telur (2 butir utuh+2 butir kuningnya) dan Gula pasir+SP kocok hingga mengembang kental berjejak (sekitar 10 menit) speed sedang. Tambahkan terigu+Susu bubuk+vanili kocok rata dgn speed rendah, tambahkan margarin, aduk rata dgn spatula, aduk balik. Mikser sebentar aja utk rata.
Tuang ke loyang, kukus sampai matang +/- 20 menit, dengan api kecil, bungkus tutup dandang dgn serbet/lap kering, jika sudah matang sisihkan.
2. Lapisan busa
Masak susu cair, agar2 bubuk, gula pasir dan vanili, aduk rata dan rebus sampai mendidih, sisihkan. Mikser putih telur+sejumput garam hingga kaku, campurkan adonan agar2 ke dalam kocokan putih telur mikser sebentar hingga rata, tuang ke atas Bolu, dingunkan hingga setengah keras.
3. Lapisan Bening : Campur semua bahan, aduk rata, masak hingga mendidih. Siram diatas lapisan busa. Dinginkan
๐๐ฐ๐๐ฐ๐๐ฐ
๐๐ฐ๐๐ฐ๐๐ฐ
Bahan Bolu/Cake:
2 Butir telur utuh
2 Butir kuning telur
75 gr Gula Pasir
75 gr Terigu
1/2 sdm Susu Bubuk
1/4 sdt SP
1/4 sdm Vanili bubuk
2 sdm Margarin dilelehkan
Bahan Puding Busa :
1 Butir Putih Telur
1/2 bgks Agar2 Bubuk Swallow orange
250 ml Susu Cair
50 gr Gula Pasir
1 sdt Vanili
Bahan Lapisan Bening :
1 bgks nutrijel kecil rasa orange
400 ml Air Putih
100 gr Gula Pasir
1. Cara membuat bolu: Isi panci kukusan dgn air secukupnha, panaskan hingga air mendidih.
Oles loyang 16x16cm dengan margarin dan lapisi kertas roti, oles lagi dgn margarin dan tabur terigu, sisihkan.
Mikser telur (2 butir utuh+2 butir kuningnya) dan Gula pasir+SP kocok hingga mengembang kental berjejak (sekitar 10 menit) speed sedang. Tambahkan terigu+Susu bubuk+vanili kocok rata dgn speed rendah, tambahkan margarin, aduk rata dgn spatula, aduk balik. Mikser sebentar aja utk rata.
Tuang ke loyang, kukus sampai matang +/- 20 menit, dengan api kecil, bungkus tutup dandang dgn serbet/lap kering, jika sudah matang sisihkan.
2. Lapisan busa
Masak susu cair, agar2 bubuk, gula pasir dan vanili, aduk rata dan rebus sampai mendidih, sisihkan. Mikser putih telur+sejumput garam hingga kaku, campurkan adonan agar2 ke dalam kocokan putih telur mikser sebentar hingga rata, tuang ke atas Bolu, dingunkan hingga setengah keras.
3. Lapisan Bening : Campur semua bahan, aduk rata, masak hingga mendidih. Siram diatas lapisan busa. Dinginkan
๐๐ฐ๐๐ฐ๐๐ฐ
Tips sebelum memulai menghafal al quran
Tips sebelum memulai menghafal al quran
๐๐๐๐๐๐๐๐
Memiliki anak yang menjadi hafidz quran adalah cita-cita setiap orangtua. Namun jalan untuk kesana tidaklah mudah.
Dulu tidak pernah terbayang oleh saya bagaimana para orangtua mendidik anak-anaknya hingga memiliki hafalan sekian juz.
Kemudian saya mencoba bertanya kepada banyak orangtua yang anaknya memiliki hafalan quran, dan sungguh butuh kedisiplinan dan konsisten. Bukan hal mudah. Sampai akhirnya saya mencoba mengadaptasi berbagai metode yang mereka terapkan. Tapi semua balik lagi kepada individu masing-masing yaa bu. Karena setiap anak adalah unik, memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Saya sekedar berbagi apa yang saya terapkan untuk anak saya. Bisa jadi cocok atau bisa jadi ga cocok untuk anak ibu ๐. Tapi sebelum memakai metode menghafal apapun, ada beberapa hal yang harus kita pahami dulu tentang menghafal quran
Hal pertama adalah luruskan niat. Jadikan niat menghafal ini untuk beribadah kepada Allah. Bukan mengharap penghargaan atau penilaian manusia.
Semisal, "Ehh hebat yaa bu anaknya hafal sekian juz... "
Dan meluruskan niat ini bukan hal mudah buibu.. duuh siapa yang ga bangga punya anak hafidz ๐.. terus berdoa memohon pertolongan Allah agar kita dijauhkan dari sifat riya, ujub dan penyakit hati lainnya.
Yang kedua,berdoa kepada Allah. Banyak-banyak berdoa kepada Allah di waktu yang mustajab agar kita dimudahkan menghafal al quran dan membimbing anak-anak dalam menghafal. Senjata umat muslim adalah doa ya buibu..
Yang ketiga, pahami gaya belajar anak. Jadi sebelum kita memulai metode apapun, hal pertama yang harus orangtua pahami adalah gaya belajar anak. Kalau kita sudah paham bagaimana gaya belajar anak, insyaAllah materi akan mudah dipahaminya. Semisal, seorang anak yang kinestetik akan mudah hafal jika belajar sambil bergerak. Jangan paksa dia untuk duduk manis berjam-jam ๐.
Yang keempat, perdengarkan murottal sesering mungkin. Saat mereka makan, main atau bahkan tidur. Karena dengan diperdengarkan sesering mungkin, diharapkan anak merekam apa yang mereka dengar. Sehingga ini akan membantu mereka untuk menguatkan hafalannya
Yang kelima,hindari musik. Karena alquran dan musik tidak akan berjalan beriringan. Ga percaya? Coba aja.. ๐
Yang keenam, jadwal yang teratur. Sepakati dengan anak kapan waktu untuk menghafal. Bagusnya setelah sholat subuh atau magrib. Atau sesuai kebiasaan masing-masing kapan waktu terbaik untuk menghafal. Disesuaikan saja.
Yang ketujuh, disiplin dan konsisten. Ketika kita sudah membuat jadwal harian dengan anak, lakukanlah dengan konsisten. Walaupun sehari hanya satu baris atau satu kalimat, tetaplah menghafal.
Yang kedelapan,murojaah setiap hari. Jadi kalau anak bertambah hafalan setiap harinya, jangan pernah dilewatkan untuk mengulang kembali hafalan sebelum-sebelumnya.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam,
ุฅูู ุง ู َุซَُู ุตุงุญุจِ ุงููุฑุขِู ูู ุซِู ุงูุฅุจِู ุงูู ุนَََّููุฉِ . ุฅู ุนุงูุฏ ุนูููุง ุฃู ุณَููุง . ูุฅู ุฃุทูููุง ุฐูุจَุช
“Permisalan Shahibul Qur’an itu seperti unta yang diikat. Jika ia diikat, maka ia akan menetap. Namun jika ikatannya dilepaskan, maka ia akan pergi” (HR. Muslim 789)
Imam Al ‘Iraqi menjelaskan: “Nabi mengibaratkan bahwa mempelajari Al Qur’an itu secara terus-menerus dan membacanya terus-menerus dengan ikatan yang mencegah unta kabur. Maka selama Al Qur’an masih diterus dilakukan, maka hafalannya akan terus ada”.
Semoga bermanfaat ☺
๐๐๐๐๐๐
๐๐๐๐๐๐๐๐
Memiliki anak yang menjadi hafidz quran adalah cita-cita setiap orangtua. Namun jalan untuk kesana tidaklah mudah.
Dulu tidak pernah terbayang oleh saya bagaimana para orangtua mendidik anak-anaknya hingga memiliki hafalan sekian juz.
Kemudian saya mencoba bertanya kepada banyak orangtua yang anaknya memiliki hafalan quran, dan sungguh butuh kedisiplinan dan konsisten. Bukan hal mudah. Sampai akhirnya saya mencoba mengadaptasi berbagai metode yang mereka terapkan. Tapi semua balik lagi kepada individu masing-masing yaa bu. Karena setiap anak adalah unik, memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Saya sekedar berbagi apa yang saya terapkan untuk anak saya. Bisa jadi cocok atau bisa jadi ga cocok untuk anak ibu ๐. Tapi sebelum memakai metode menghafal apapun, ada beberapa hal yang harus kita pahami dulu tentang menghafal quran
Hal pertama adalah luruskan niat. Jadikan niat menghafal ini untuk beribadah kepada Allah. Bukan mengharap penghargaan atau penilaian manusia.
Semisal, "Ehh hebat yaa bu anaknya hafal sekian juz... "
Dan meluruskan niat ini bukan hal mudah buibu.. duuh siapa yang ga bangga punya anak hafidz ๐.. terus berdoa memohon pertolongan Allah agar kita dijauhkan dari sifat riya, ujub dan penyakit hati lainnya.
Yang kedua,berdoa kepada Allah. Banyak-banyak berdoa kepada Allah di waktu yang mustajab agar kita dimudahkan menghafal al quran dan membimbing anak-anak dalam menghafal. Senjata umat muslim adalah doa ya buibu..
Yang ketiga, pahami gaya belajar anak. Jadi sebelum kita memulai metode apapun, hal pertama yang harus orangtua pahami adalah gaya belajar anak. Kalau kita sudah paham bagaimana gaya belajar anak, insyaAllah materi akan mudah dipahaminya. Semisal, seorang anak yang kinestetik akan mudah hafal jika belajar sambil bergerak. Jangan paksa dia untuk duduk manis berjam-jam ๐.
Yang keempat, perdengarkan murottal sesering mungkin. Saat mereka makan, main atau bahkan tidur. Karena dengan diperdengarkan sesering mungkin, diharapkan anak merekam apa yang mereka dengar. Sehingga ini akan membantu mereka untuk menguatkan hafalannya
Yang kelima,hindari musik. Karena alquran dan musik tidak akan berjalan beriringan. Ga percaya? Coba aja.. ๐
Yang keenam, jadwal yang teratur. Sepakati dengan anak kapan waktu untuk menghafal. Bagusnya setelah sholat subuh atau magrib. Atau sesuai kebiasaan masing-masing kapan waktu terbaik untuk menghafal. Disesuaikan saja.
Yang ketujuh, disiplin dan konsisten. Ketika kita sudah membuat jadwal harian dengan anak, lakukanlah dengan konsisten. Walaupun sehari hanya satu baris atau satu kalimat, tetaplah menghafal.
Yang kedelapan,murojaah setiap hari. Jadi kalau anak bertambah hafalan setiap harinya, jangan pernah dilewatkan untuk mengulang kembali hafalan sebelum-sebelumnya.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam,
ุฅูู ุง ู َุซَُู ุตุงุญุจِ ุงููุฑุขِู ูู ุซِู ุงูุฅุจِู ุงูู ุนَََّููุฉِ . ุฅู ุนุงูุฏ ุนูููุง ุฃู ุณَููุง . ูุฅู ุฃุทูููุง ุฐูุจَุช
“Permisalan Shahibul Qur’an itu seperti unta yang diikat. Jika ia diikat, maka ia akan menetap. Namun jika ikatannya dilepaskan, maka ia akan pergi” (HR. Muslim 789)
Imam Al ‘Iraqi menjelaskan: “Nabi mengibaratkan bahwa mempelajari Al Qur’an itu secara terus-menerus dan membacanya terus-menerus dengan ikatan yang mencegah unta kabur. Maka selama Al Qur’an masih diterus dilakukan, maka hafalannya akan terus ada”.
Semoga bermanfaat ☺
๐๐๐๐๐๐
AGAR MENGHAFAL AL-QUR'AN TERASA NIKMAT
AGAR MENGHAFAL AL-QUR'AN TERASA NIKMAT
Berikut ini adalah 8 hal yang Insya Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Quran. Tips ini kami dapatkan dari Ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan. Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.
Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau. “Ustadz.. menghafal di tempat antum itu berapa lama untuk bisa khatam??” “SEUMUR HIDUP,” jawab Ust. Deden dengan santai. Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “Targetnya Ustadz???” “Targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN,” jawab Ust. Deden. “Mmm.. kalo pencapaiannya Ustadz???” Ibu itu terus bertanya. “Pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH,” kata Ust. Deden.
Menggelitik, tapi sarat makna.
Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari SYETAN”
…
(Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk Quran. Kapan pun itu, yang penting durasi 1 jam)
Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau:
1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yg berbeda-beda pada tiap orang. Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs–yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya–yaitu Imam Asim menghafal Quran dalam kurun waktu 20 tahun. Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.
2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapa pun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah. Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar-benar kita hafal. Nikmati saja saat-saat ini.. saat-saat ketika kita bercengkrama dengan Allah. 1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe. Toh 1 huruf 10 pahala bukan?? So jangan buru-buru… Tapi ingat! Juga bukan untuk ditunda-tunda.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’
3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QURAN.
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Tapi kita sering mendengar kalimat “Menghafal emang kudu sabar,” ya kan?? Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat-ayat itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang ingin cepat-cepat kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (khatam). Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Quran diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa khatam jika tidak pernah diulang?? Setialah bersama Quran.
4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat-ayat yang sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, itu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita. Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe. Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi itu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita. Jangan buru-buru suntuk dan sumpek ketika gak hafal-hafal. Senanglah jadi orang yang dirindukan ayat.
5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya. Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang-ulang. Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat. Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (centong) bikin muntah karena terlalu banyak. Menghafal pun demikian. Jika “’Amma yatasaa aluun” terlalu panjang, maka cukuplah “’Amma” diulang-ulang, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “’Anin nabail ‘Adzim” kemudian diulang-ulang. Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.
6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN
“Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yg ada di surat Ar-Rahman. Sudah hampir separuh surat kita hafal. Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yg akan dihafal. Ibarat argo taksi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap. Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur-syukur bisa lebih dari 1 jam. 1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!! 5 persen untuk Quran.
8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita. Bacaan tidak bertajwid yang ‘telanjur’ kita hafal akan sulit diubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya). Jangan dibiasakan otodidak untuk Quran… dalam hal apa pun yg berkaitan dengan Quran; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Quran.
Artikel ini merupakan catatan dari kajian “Indahnya Hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Quran” bersama Ust. Bachtiar Nasir dan Ust. Deden M. Makhyaruddin di Masjid Al-Falah, 7 Juni 2015.
repost from ifq.or.id
Berikut ini adalah 8 hal yang Insya Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Quran. Tips ini kami dapatkan dari Ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan. Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.
Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau. “Ustadz.. menghafal di tempat antum itu berapa lama untuk bisa khatam??” “SEUMUR HIDUP,” jawab Ust. Deden dengan santai. Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “Targetnya Ustadz???” “Targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN,” jawab Ust. Deden. “Mmm.. kalo pencapaiannya Ustadz???” Ibu itu terus bertanya. “Pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH,” kata Ust. Deden.
Menggelitik, tapi sarat makna.
Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari SYETAN”
…
(Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk Quran. Kapan pun itu, yang penting durasi 1 jam)
Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau:
1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yg berbeda-beda pada tiap orang. Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs–yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya–yaitu Imam Asim menghafal Quran dalam kurun waktu 20 tahun. Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.
2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapa pun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah. Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar-benar kita hafal. Nikmati saja saat-saat ini.. saat-saat ketika kita bercengkrama dengan Allah. 1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe. Toh 1 huruf 10 pahala bukan?? So jangan buru-buru… Tapi ingat! Juga bukan untuk ditunda-tunda.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’
3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QURAN.
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Tapi kita sering mendengar kalimat “Menghafal emang kudu sabar,” ya kan?? Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat-ayat itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang ingin cepat-cepat kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (khatam). Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Quran diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa khatam jika tidak pernah diulang?? Setialah bersama Quran.
4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat-ayat yang sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, itu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita. Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe. Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi itu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita. Jangan buru-buru suntuk dan sumpek ketika gak hafal-hafal. Senanglah jadi orang yang dirindukan ayat.
5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya. Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang-ulang. Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat. Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (centong) bikin muntah karena terlalu banyak. Menghafal pun demikian. Jika “’Amma yatasaa aluun” terlalu panjang, maka cukuplah “’Amma” diulang-ulang, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “’Anin nabail ‘Adzim” kemudian diulang-ulang. Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.
6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN
“Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yg ada di surat Ar-Rahman. Sudah hampir separuh surat kita hafal. Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yg akan dihafal. Ibarat argo taksi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap. Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur-syukur bisa lebih dari 1 jam. 1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!! 5 persen untuk Quran.
8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita. Bacaan tidak bertajwid yang ‘telanjur’ kita hafal akan sulit diubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya). Jangan dibiasakan otodidak untuk Quran… dalam hal apa pun yg berkaitan dengan Quran; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Quran.
Artikel ini merupakan catatan dari kajian “Indahnya Hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Quran” bersama Ust. Bachtiar Nasir dan Ust. Deden M. Makhyaruddin di Masjid Al-Falah, 7 Juni 2015.
repost from ifq.or.id
Kamis, 15 Februari 2018
Ibu Profesional Matrikulasi Batch #5 NHW #4
Ibu Profesional
Matrikulasi Batch #5
NHW #4
*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH*
Bismillaah...
a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
Di NHW #1 saya sebutkan bahwa jurusan ilmu di universitas kehidupan ini adalah dengan mempelajari ilmu syar'i..
Iya.. ilmu agama yang menjadi prioritas saya saat ini. Namun, mempelajari ilmu agama ini bukan untuk menjadikan saya sebagai 'ahli', namun untuk menuntun kehidupan saya.
Kan iman mah naik turun yaa.. dan kita butuh ilmu untuk bisa istiqomah dan ga turun imannya.
Jadi, karena mempelajari ilmu agama adalah menuntut ilmu seumur hidup dan tidak bisa di ukur dengan milestone, jadi saya ambil prioritas yang kedua , yaitu jurusan ilmu islamic parenting ๐
Saya akan berusaha untuk mendidik anak berdasarkan al-quran dan sunnah.
b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
Saat menyusun ceklis harian di NHW #2, saya mencoba untuk menyusunnya dengan sederhana. Karena saya cukup realistis, eh lebih tepatnya sih "tau diri" dengan kemampuan saya๐
Walaupun memang sulit untuk konsisten dan istiqomah. Ada beberapa hal yang suka terlewat. Dan biasanya kegiatan yang itu-itu saja yang terlewat.
Bismillaah.. saya akan berlatih lebih keras untuk disiplin dan istiqomah melakukan ceklis harian tersebut ☺
c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Sebenarnya sampai saat ini saya masih membenahi diri saya. Bukan pesimis atau merasa rendah diri, namun banyak sekali hal yang perlu saya upgrade untuk meningkatkan kepercayaan diri saya.
Saya masih fokus pada urusan domestik, yaitu memperbaiki diri dan rumah tangga saya๐.
Dengan terus mempelajari ilmu syar'i dan materi-materi di institut ibu profesional ini, saya akan terus berusaha menjadi ibu yang lebih baik .
Misi Hidup : menjadi pribadi yang bermanfaat dan dikenang dengan baik
Bidang : ilmu islamic parenting
Peran : pelaku dan inspirator
d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Untuk menjadi ahli di bidang Ibu Profesional dan ilmu islamic parenting maka tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh saya adalah sebagai berikut :
1. Ilmu Ibu Profesional : Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, Bunda Shaleha
2. Ilmu Al Qur’an dan hadis : Tajwid, Tahfidz, Adab, Akhlak, Fikih
e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup
Saya menetapkan KM 0 di tahun 2018 ini pada usia 34 tahun. Saya mencoba untuk mendedikasikan 4 jam waktu saya untuk mencari ilmu, mempraktekkan dan menuliskannya.
Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya. Milestone yang saya tetapkan adalah sbb :
KM 0 – KM 1 (tahun 1, 2018) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2, 2019) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3, 2020) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 (tahun 4, 2021) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Shaleha
Namun sebagai muslim, acuan saya dalam mendidik anak yang utama adalah Al Qur’an dan Sunnah. Jadi disamping ilmu-ilmu dalam kurikullum IIP ini sambil saya terus mempelajari ilmu Al quran dan hadis. Karena saya ingin fokus kepada ilmu tentang Islamic parenting.
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
Waktu NHW #2 saya hanya menuliskan mempelajari ilmu syar'i dalam setiap harinya tanpa mencantumkan dan menentukan berapa lamanya saya mempelajari ilmu tersebut setiap hari.
Berarti saya harus menentukan berapa lama saya akan mempelajari ilmu tersebut setiap hari dan menyusun buku apa saja yang harus saya baca untuk mendukung keilmuan yang ingin saya kuasai. Yaitu buku-buku Institut Ibu Profesional dan buku tentang Islamic Parenting.
g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
Bismillah… semoga Allah memberikan kekuatan, kemampuan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam menjalankan komitmen yang sudah saya buat ini. Ini tidaklah mudah bagi saya. Namun dengan menuliskannya seperti ini berarti saya sudah memulai satu langkah. Semoga saya bisa istiqomah menjalankannya ๐
#NHW #4
#Kuliah Matrikulasi Batch #5
#Mendidik dengan kekuatan fitrah
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Matrikulasi Batch #5
NHW #4
*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH*
Bismillaah...
a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
Di NHW #1 saya sebutkan bahwa jurusan ilmu di universitas kehidupan ini adalah dengan mempelajari ilmu syar'i..
Iya.. ilmu agama yang menjadi prioritas saya saat ini. Namun, mempelajari ilmu agama ini bukan untuk menjadikan saya sebagai 'ahli', namun untuk menuntun kehidupan saya.
Kan iman mah naik turun yaa.. dan kita butuh ilmu untuk bisa istiqomah dan ga turun imannya.
Jadi, karena mempelajari ilmu agama adalah menuntut ilmu seumur hidup dan tidak bisa di ukur dengan milestone, jadi saya ambil prioritas yang kedua , yaitu jurusan ilmu islamic parenting ๐
Saya akan berusaha untuk mendidik anak berdasarkan al-quran dan sunnah.
b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
Saat menyusun ceklis harian di NHW #2, saya mencoba untuk menyusunnya dengan sederhana. Karena saya cukup realistis, eh lebih tepatnya sih "tau diri" dengan kemampuan saya๐
Walaupun memang sulit untuk konsisten dan istiqomah. Ada beberapa hal yang suka terlewat. Dan biasanya kegiatan yang itu-itu saja yang terlewat.
Bismillaah.. saya akan berlatih lebih keras untuk disiplin dan istiqomah melakukan ceklis harian tersebut ☺
c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Sebenarnya sampai saat ini saya masih membenahi diri saya. Bukan pesimis atau merasa rendah diri, namun banyak sekali hal yang perlu saya upgrade untuk meningkatkan kepercayaan diri saya.
Saya masih fokus pada urusan domestik, yaitu memperbaiki diri dan rumah tangga saya๐.
Dengan terus mempelajari ilmu syar'i dan materi-materi di institut ibu profesional ini, saya akan terus berusaha menjadi ibu yang lebih baik .
Misi Hidup : menjadi pribadi yang bermanfaat dan dikenang dengan baik
Bidang : ilmu islamic parenting
Peran : pelaku dan inspirator
d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Untuk menjadi ahli di bidang Ibu Profesional dan ilmu islamic parenting maka tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh saya adalah sebagai berikut :
1. Ilmu Ibu Profesional : Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, Bunda Shaleha
2. Ilmu Al Qur’an dan hadis : Tajwid, Tahfidz, Adab, Akhlak, Fikih
e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup
Saya menetapkan KM 0 di tahun 2018 ini pada usia 34 tahun. Saya mencoba untuk mendedikasikan 4 jam waktu saya untuk mencari ilmu, mempraktekkan dan menuliskannya.
Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya. Milestone yang saya tetapkan adalah sbb :
KM 0 – KM 1 (tahun 1, 2018) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2, 2019) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3, 2020) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 (tahun 4, 2021) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Shaleha
Namun sebagai muslim, acuan saya dalam mendidik anak yang utama adalah Al Qur’an dan Sunnah. Jadi disamping ilmu-ilmu dalam kurikullum IIP ini sambil saya terus mempelajari ilmu Al quran dan hadis. Karena saya ingin fokus kepada ilmu tentang Islamic parenting.
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
Waktu NHW #2 saya hanya menuliskan mempelajari ilmu syar'i dalam setiap harinya tanpa mencantumkan dan menentukan berapa lamanya saya mempelajari ilmu tersebut setiap hari.
Berarti saya harus menentukan berapa lama saya akan mempelajari ilmu tersebut setiap hari dan menyusun buku apa saja yang harus saya baca untuk mendukung keilmuan yang ingin saya kuasai. Yaitu buku-buku Institut Ibu Profesional dan buku tentang Islamic Parenting.
g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
Bismillah… semoga Allah memberikan kekuatan, kemampuan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam menjalankan komitmen yang sudah saya buat ini. Ini tidaklah mudah bagi saya. Namun dengan menuliskannya seperti ini berarti saya sudah memulai satu langkah. Semoga saya bisa istiqomah menjalankannya ๐
#NHW #4
#Kuliah Matrikulasi Batch #5
#Mendidik dengan kekuatan fitrah
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Selasa, 13 Februari 2018
_NICE HOMEWORK #4_
_NICE HOMEWORK #4_
*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH*
Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?
Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.
a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Contoh :
Seorang Ibu setiap kali beraktivitas selalu memberikan inspirasi banyak ibu-ibu yang lain. Bidang pelajaran yang paling membuatnya berbinar-binar adalah “Pendidikan Ibu dan Anak”. Lama kelamaan sang ibu ini memahami peran hidupnya di muka bumi ini adalah sebagai inspirator.
Misi Hidup : memberikan inspirasi ke orang lain
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator
d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Contoh : Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka Ibu tersebut menetapkan tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh sebagai berikut :
1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang
e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup
contoh : Ibu tersebut menetapkan KM 0 pada usia 21 th, kemudian berkomitmen tinggi akan mencapai 10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Sejak saat itu setiap hari sang ibu mendedikasikan 8 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskannya bersama dengan anak-anak. Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone yang ditetapkan oleh ibu tersebut adalah sbb :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
Sang Ibu di contoh di atas adalah perjalanan sejarah hidup Ibu Septi Peni, sehingga menghadirkan kurikulum Institut Ibu Profesional, yang program awal matrikulasinya sedang kita jalankan bersama saat ini.
Sekarang buatlah sejarah anda sendiri.
Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH*
Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?
Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.
a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Contoh :
Seorang Ibu setiap kali beraktivitas selalu memberikan inspirasi banyak ibu-ibu yang lain. Bidang pelajaran yang paling membuatnya berbinar-binar adalah “Pendidikan Ibu dan Anak”. Lama kelamaan sang ibu ini memahami peran hidupnya di muka bumi ini adalah sebagai inspirator.
Misi Hidup : memberikan inspirasi ke orang lain
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator
d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Contoh : Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka Ibu tersebut menetapkan tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh sebagai berikut :
1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang
e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup
contoh : Ibu tersebut menetapkan KM 0 pada usia 21 th, kemudian berkomitmen tinggi akan mencapai 10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Sejak saat itu setiap hari sang ibu mendedikasikan 8 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskannya bersama dengan anak-anak. Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone yang ditetapkan oleh ibu tersebut adalah sbb :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
Sang Ibu di contoh di atas adalah perjalanan sejarah hidup Ibu Septi Peni, sehingga menghadirkan kurikulum Institut Ibu Profesional, yang program awal matrikulasinya sedang kita jalankan bersama saat ini.
Sekarang buatlah sejarah anda sendiri.
Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #4
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #4
_Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*
Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan DIRI ANDA SENDIRI.
Apakah mudah? TIDAK. Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.
Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.
Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #3. Misi hidup dan misi keluarga sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.
“_Just DO It_”, lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita.
Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada “Apa yang harus dipelajari anak-anak kita”, bukan pada “Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut”. Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.
Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu
*“PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH”*
Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
a. Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
e. Selanjutnya tugas kita adalah *MENEMANI*, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara *WAKTU BERSAMA ANAK* dan *WAKTU DENGAN ANAK*. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “_very limited special edition_”
Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.
Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
SUMBER BACAAN
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_
_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2016_
_Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*
Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan DIRI ANDA SENDIRI.
Apakah mudah? TIDAK. Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.
Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.
Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #3. Misi hidup dan misi keluarga sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.
“_Just DO It_”, lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita.
Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada “Apa yang harus dipelajari anak-anak kita”, bukan pada “Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut”. Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.
Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu
*“PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH”*
Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
a. Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
e. Selanjutnya tugas kita adalah *MENEMANI*, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara *WAKTU BERSAMA ANAK* dan *WAKTU DENGAN ANAK*. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “_very limited special edition_”
Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.
Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
SUMBER BACAAN
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_
_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2016_
Senin, 12 Februari 2018
Tips agar anak mau makan sambil duduk
Dulu sekali saya pernah save komentar dari seorang ibu mengenai anak yang susah makan dan mau makan sambil duduk.
Namun sayangnya saya ga menyimpan data si ibu ini.. semoga tips nya bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi beliau ๐๐
Berikut tips nya..
Manfaat belajar makan sambil duduk.
Jadi, proses batita itu proses golden periodenya perkembangan.
Jadi dimasa itulah apa yg kita ajarkan akan diproses scr cepat oleh bayi.
Membelajari anak mmg butuh kesabaran luar biasa, tapi mmg kudu ttp disiplin. Bukan memaksa.
Bedakan disiplin dg memaksa nggih bunda.
Jadi proses nutrisi saat usia MPASI 6-24 bulan adalah belajar, krn nutrisi utamanya adalah 70% ASI.
Jadi mmg benar, disitulah kita terapkan pembelajaran nutrisi yg baik, pola asuh, asah dan asih.
Tidak hanya soal makan bunda.
Dg makan duduk, anak akan dilatih utk konsentrasi thd apa yg dihadapkannya/waktu yg seharusnya.
Kalo makan sambil nonton tv, si anak krg bisa menangkap rangsangan perkembangan yg akan dia olah. Apakah proses belajar makan atau proses menonton tv.
Karena arena usia 6-24 bln itu hanya 1 proses yg bisa diolah.
Bahkan sampai ke bahasa. Televisi pun krg baik utk perkembangan jrn ada audio dan visual yg berat mereka olah, ditambah terlalu cepat gerakan visual yg harus diproses. Mungkin kita sering melatih anak bicara itu juga dg pelan dan 1 bahasa bukan.
Back to makan,
Dg kita didik sedni ttg konsentrasi saat makan, saat si anak kita sudah remaja atau dewasa, jangan salahkan kalau nanti kita mengeluh si anak susah konsentrasi belajar/ melakukan pekerjaan tidak pernah selesai, dan semacamnya.
Terbukalah utk ilmu bunda krn anak kita jaman now sudah tidak bisa disamakan dg periode sebelumnya.
Sebagai ibu boleh merasa benar, tapi tidak menutup kemungkinan utk menyadari kesalahan.
Bukan menutup kesalahan dg melegakan hati sendiri.
Dan satu lagi... optimislah sebagai bunda, karena dg kita optimis bisa mendidik anak, anaklah yg mematuhi kita, bukan kita yg mengikuti kemauan mereka. Karena balita belum tahu, kita yg memberitahu.
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Biasanya, pemilihan kosakata bunda.
Saya ambil contoh nggih :
Saat kita sering mainan
" tahu atau tempe?"
Anak jawab tempe.
" tempe atau tahu?"
Anak jawab tahu.
Bisa dilihat, bahwa anak itu banyam menangkap di kosakata terakhir.
Yg terjadi,
Kosakata kita sering memakai kata jangan, tidak,,
"Jangan lari" apakah kata yg diproses oleh balita adalah "lari"
Bisa dikatakan balita tidak bisa mencerna kata "negatif"
" Jangan lari" bisa diganti ayo duduk. Ayo jalan.
Kemudian, kasus yg sering pula adalah ketidakjujuran orangtua,
Contohnya dg ditakut2i, ortu bohong dg mengeluarkan alasan yg ga jelas dan ga masuk akal.
Kemudian
Pengaruh lainnya adalah
"Komando"
Berikan 1 komando atau 1 sepakat sesama keluarga.
Kdg anak bingung karena banyak komando.
Contoh :
Si ibu melarang, si nenek membolehkan.
Itu yg akhirnya balita bingung.
Otomatis jadi ga tahu arah. Akhirnya yg sering disalahkan jadi keluar "anak nakal"
Dan masih banyak lagi bun, bunda bisa pelajari di psikologi anak. Banyak yg bisa kita sadari, kdg tindakan kita yg mungkin kecil berpengaruh besar pada anak utk sekarang bahkan nanti esok.
Itu sharing dari saya mba.
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Berat memang...
sabar itu belajar..
Ada bbrp tips
1. Tarik nafas panjang saat mulai emosi
2. Tatap mata anak sejajar utk memberitahu dan berbicara
3. Sadarlah dia itu anak yg masih belum lengkap pengetahuannya, utk itu tugas kita memberitahu.
Yg paling sering terjadi adalah kita marah/ emosi ke anak bukan semata2 faktor kasalahan anak, tapi sering kali karena faktor lain yg juga mengikuti contohnya kelelahan, atau masalah lain yg sedang terjadi.
Itu yg sering mjd penyesalan orang tua setelah memarahi anak.
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Namun sayangnya saya ga menyimpan data si ibu ini.. semoga tips nya bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi beliau ๐๐
Berikut tips nya..
Manfaat belajar makan sambil duduk.
Jadi, proses batita itu proses golden periodenya perkembangan.
Jadi dimasa itulah apa yg kita ajarkan akan diproses scr cepat oleh bayi.
Membelajari anak mmg butuh kesabaran luar biasa, tapi mmg kudu ttp disiplin. Bukan memaksa.
Bedakan disiplin dg memaksa nggih bunda.
Jadi proses nutrisi saat usia MPASI 6-24 bulan adalah belajar, krn nutrisi utamanya adalah 70% ASI.
Jadi mmg benar, disitulah kita terapkan pembelajaran nutrisi yg baik, pola asuh, asah dan asih.
Tidak hanya soal makan bunda.
Dg makan duduk, anak akan dilatih utk konsentrasi thd apa yg dihadapkannya/waktu yg seharusnya.
Kalo makan sambil nonton tv, si anak krg bisa menangkap rangsangan perkembangan yg akan dia olah. Apakah proses belajar makan atau proses menonton tv.
Karena arena usia 6-24 bln itu hanya 1 proses yg bisa diolah.
Bahkan sampai ke bahasa. Televisi pun krg baik utk perkembangan jrn ada audio dan visual yg berat mereka olah, ditambah terlalu cepat gerakan visual yg harus diproses. Mungkin kita sering melatih anak bicara itu juga dg pelan dan 1 bahasa bukan.
Back to makan,
Dg kita didik sedni ttg konsentrasi saat makan, saat si anak kita sudah remaja atau dewasa, jangan salahkan kalau nanti kita mengeluh si anak susah konsentrasi belajar/ melakukan pekerjaan tidak pernah selesai, dan semacamnya.
Terbukalah utk ilmu bunda krn anak kita jaman now sudah tidak bisa disamakan dg periode sebelumnya.
Sebagai ibu boleh merasa benar, tapi tidak menutup kemungkinan utk menyadari kesalahan.
Bukan menutup kesalahan dg melegakan hati sendiri.
Dan satu lagi... optimislah sebagai bunda, karena dg kita optimis bisa mendidik anak, anaklah yg mematuhi kita, bukan kita yg mengikuti kemauan mereka. Karena balita belum tahu, kita yg memberitahu.
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Biasanya, pemilihan kosakata bunda.
Saya ambil contoh nggih :
Saat kita sering mainan
" tahu atau tempe?"
Anak jawab tempe.
" tempe atau tahu?"
Anak jawab tahu.
Bisa dilihat, bahwa anak itu banyam menangkap di kosakata terakhir.
Yg terjadi,
Kosakata kita sering memakai kata jangan, tidak,,
"Jangan lari" apakah kata yg diproses oleh balita adalah "lari"
Bisa dikatakan balita tidak bisa mencerna kata "negatif"
" Jangan lari" bisa diganti ayo duduk. Ayo jalan.
Kemudian, kasus yg sering pula adalah ketidakjujuran orangtua,
Contohnya dg ditakut2i, ortu bohong dg mengeluarkan alasan yg ga jelas dan ga masuk akal.
Kemudian
Pengaruh lainnya adalah
"Komando"
Berikan 1 komando atau 1 sepakat sesama keluarga.
Kdg anak bingung karena banyak komando.
Contoh :
Si ibu melarang, si nenek membolehkan.
Itu yg akhirnya balita bingung.
Otomatis jadi ga tahu arah. Akhirnya yg sering disalahkan jadi keluar "anak nakal"
Dan masih banyak lagi bun, bunda bisa pelajari di psikologi anak. Banyak yg bisa kita sadari, kdg tindakan kita yg mungkin kecil berpengaruh besar pada anak utk sekarang bahkan nanti esok.
Itu sharing dari saya mba.
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Berat memang...
sabar itu belajar..
Ada bbrp tips
1. Tarik nafas panjang saat mulai emosi
2. Tatap mata anak sejajar utk memberitahu dan berbicara
3. Sadarlah dia itu anak yg masih belum lengkap pengetahuannya, utk itu tugas kita memberitahu.
Yg paling sering terjadi adalah kita marah/ emosi ke anak bukan semata2 faktor kasalahan anak, tapi sering kali karena faktor lain yg juga mengikuti contohnya kelelahan, atau masalah lain yg sedang terjadi.
Itu yg sering mjd penyesalan orang tua setelah memarahi anak.
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Review Nice Home Work #3
Review Nice Home Work #3
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*
Kalau kamu ingin berbincang-bincang dengan DIA, maka temuilah DIA dengan caramu, Tetapi apabila kamu ingin mendengar DIA berbicara, memahami apa kehendakNya padamu, maka *IQRA'*, bacalah semua tanda cintaNya untuk kita, mulai dari surat cintaNya sampai dengan orang-orang dan lingkungan di sekeliling kita
Apa yang sudah teman-teman lakukan di proses nice homework #3 ini adalah proses *IQRA'*( membaca).
Dimulai dari membuat surat cinta. Mengapa harus membuat surat cinta? karena bagaimana anda bisa merasakan surat cintaNya, kalau anda sendiri tidak pernah menghargai betapa beratnya menuliskan sebait demi sebait surat cinta untuk kekasih anda.
Dan kita semua belajar bagaimana melihat respon, surat cinta yang disampaikan dengan hati, kadang tidak pernah berharap apapun, mulai dari dicuekin, meski tanda centang sudah berubah warna biru ๐ sampai dengan surat cinta balasan suami yang ditulis di wall FB yang membuat hati makin mengharu biru.๐
Demikianlah Sang Maha Pemberi Cinta, kadang memberi tanpa meminta. Surat cinta sudah dikirim, waktu pertemuan sudah ditentukan, _candle light_ dengan hidangan istimewa di sepertiga malam terakhir sudah disiapkan, tapi kita kekasihnya tetap dingin dengan seribu satu alasan. Tetapi DIA tetap mencintai kita, tanpa Pamrih.
Menyitir puisi Sapadi Djoko Damono,
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Maka tetaplah alirkan cinta kepada pasangan anda, anak-anak anda, jangan pernah berhenti, seberapapun menyakitkannya balasan yang anda terima.
Terima kasih untuk kebesaran hati teman-teman mempercayakan grup ini untuk menerima aliran rasa anda.
Setelah mengalirkan rasa, sekarang mulailah melihat dua kalimat yang sangat penting ini untuk memaknai apa makna sebuah *MISI KEHIDUPAN* :
*“Dua hari yang paling penting dalam hidupmu adalah hari pada saat kamu dilahirkan dan hari di saat kamu menemukan jawaban mengapa kamu dilahirkan”*
Setiap dari kita memiliki misi spesifik hidup yang sangat penting digunakan dalam membangun peradaban. Langkah berikutnya adalah kita akan dipertemukan dengan partner hidup kita, anak-anak kita dimana mereka membawa misi hidupnya sendiri-sendiri, dan bersama kita dalam sebuah keluarga. Beberapa gabungan misi spesifik hidup setiap anggota keluarga tersebut akan bersinergi membentuk sebuah misi spesifik keluarga. Inilah yang akan menjadi amunisi kekuatan kita untuk mengarungi samudera di atas bahtera rumah tangga, baik di saat ombak tenang, maupun saat badai menghadang.
Maka ada satu kalimat lagi yang bisa lebih membantu kita untuk memaknai apa arti sebuah misi keluarga.
*“Dua fase yang paling penting dalam hidupmu adalah fase di saat kamu bertemu dengan jodohmu dan fase di saat kamu menemukan jawaban mengapa kamu berdua dipertemukan”*
Dengan demikian makin paham kita bahwa semua menginginkan 'keberadaan' kita dan keluarga kita, Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.
*"Maka bersungguh-sungguhlah dalam menjaga "amanah" yang sudah diberikan dengan sepenuh cinta untuk kita."*
Semua keluarga berjalan menuju sebuah *VISI HIDUP*. Kesamaan visi hidup inilah yang membuat kita bisa bersama-sama dalam satu gerakan dengan saling menguatkan peran masing-masing sesuai dengan misi spesifik hidup dan keluarga masing-masing.
Inilah *VISI HIDUP* kita semua dalam membangun peradaban, terlalu berat apabila dikerjakan sendiri-sendiri, maka kerjakanlah dengan misi spesifik kita masing-masing.
Jangan pernah bandingkan diri anda/anak anda/keluarga anda dengan diri/anak/keluarga lain. Tapi bandingkanlah dengan diri/anak/keluarga anda sendiri. Apa perbedaan anda hari ini dengan perbedaan anda satu tahun yang lalu.
"Kuncinya bukan pada seberapa banyak harta yang kita miliki, melainkan seberapa *BERSUNGGUH-SUNGGUH* nya kita dalam menjalankan MISI HIDUP kita"
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber Bacaan :
_materi matrikulasi membangun peradaban dari dalam rumah, IIP, 2018_
_Tulisan-tulisan Nice Homework #3 dari para peserta matrikulasi IIP, 2018_
_Hasil diskusi penajaman misi hidup dengan bapak Dodik Mariyanto dan Abah Rama Royani_
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*
Kalau kamu ingin berbincang-bincang dengan DIA, maka temuilah DIA dengan caramu, Tetapi apabila kamu ingin mendengar DIA berbicara, memahami apa kehendakNya padamu, maka *IQRA'*, bacalah semua tanda cintaNya untuk kita, mulai dari surat cintaNya sampai dengan orang-orang dan lingkungan di sekeliling kita
Apa yang sudah teman-teman lakukan di proses nice homework #3 ini adalah proses *IQRA'*( membaca).
Dimulai dari membuat surat cinta. Mengapa harus membuat surat cinta? karena bagaimana anda bisa merasakan surat cintaNya, kalau anda sendiri tidak pernah menghargai betapa beratnya menuliskan sebait demi sebait surat cinta untuk kekasih anda.
Dan kita semua belajar bagaimana melihat respon, surat cinta yang disampaikan dengan hati, kadang tidak pernah berharap apapun, mulai dari dicuekin, meski tanda centang sudah berubah warna biru ๐ sampai dengan surat cinta balasan suami yang ditulis di wall FB yang membuat hati makin mengharu biru.๐
Demikianlah Sang Maha Pemberi Cinta, kadang memberi tanpa meminta. Surat cinta sudah dikirim, waktu pertemuan sudah ditentukan, _candle light_ dengan hidangan istimewa di sepertiga malam terakhir sudah disiapkan, tapi kita kekasihnya tetap dingin dengan seribu satu alasan. Tetapi DIA tetap mencintai kita, tanpa Pamrih.
Menyitir puisi Sapadi Djoko Damono,
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Maka tetaplah alirkan cinta kepada pasangan anda, anak-anak anda, jangan pernah berhenti, seberapapun menyakitkannya balasan yang anda terima.
Terima kasih untuk kebesaran hati teman-teman mempercayakan grup ini untuk menerima aliran rasa anda.
Setelah mengalirkan rasa, sekarang mulailah melihat dua kalimat yang sangat penting ini untuk memaknai apa makna sebuah *MISI KEHIDUPAN* :
*“Dua hari yang paling penting dalam hidupmu adalah hari pada saat kamu dilahirkan dan hari di saat kamu menemukan jawaban mengapa kamu dilahirkan”*
Setiap dari kita memiliki misi spesifik hidup yang sangat penting digunakan dalam membangun peradaban. Langkah berikutnya adalah kita akan dipertemukan dengan partner hidup kita, anak-anak kita dimana mereka membawa misi hidupnya sendiri-sendiri, dan bersama kita dalam sebuah keluarga. Beberapa gabungan misi spesifik hidup setiap anggota keluarga tersebut akan bersinergi membentuk sebuah misi spesifik keluarga. Inilah yang akan menjadi amunisi kekuatan kita untuk mengarungi samudera di atas bahtera rumah tangga, baik di saat ombak tenang, maupun saat badai menghadang.
Maka ada satu kalimat lagi yang bisa lebih membantu kita untuk memaknai apa arti sebuah misi keluarga.
*“Dua fase yang paling penting dalam hidupmu adalah fase di saat kamu bertemu dengan jodohmu dan fase di saat kamu menemukan jawaban mengapa kamu berdua dipertemukan”*
Dengan demikian makin paham kita bahwa semua menginginkan 'keberadaan' kita dan keluarga kita, Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.
*"Maka bersungguh-sungguhlah dalam menjaga "amanah" yang sudah diberikan dengan sepenuh cinta untuk kita."*
Semua keluarga berjalan menuju sebuah *VISI HIDUP*. Kesamaan visi hidup inilah yang membuat kita bisa bersama-sama dalam satu gerakan dengan saling menguatkan peran masing-masing sesuai dengan misi spesifik hidup dan keluarga masing-masing.
Inilah *VISI HIDUP* kita semua dalam membangun peradaban, terlalu berat apabila dikerjakan sendiri-sendiri, maka kerjakanlah dengan misi spesifik kita masing-masing.
Jangan pernah bandingkan diri anda/anak anda/keluarga anda dengan diri/anak/keluarga lain. Tapi bandingkanlah dengan diri/anak/keluarga anda sendiri. Apa perbedaan anda hari ini dengan perbedaan anda satu tahun yang lalu.
"Kuncinya bukan pada seberapa banyak harta yang kita miliki, melainkan seberapa *BERSUNGGUH-SUNGGUH* nya kita dalam menjalankan MISI HIDUP kita"
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber Bacaan :
_materi matrikulasi membangun peradaban dari dalam rumah, IIP, 2018_
_Tulisan-tulisan Nice Homework #3 dari para peserta matrikulasi IIP, 2018_
_Hasil diskusi penajaman misi hidup dengan bapak Dodik Mariyanto dan Abah Rama Royani_
Rabu, 07 Februari 2018
Ibu Profesional Matrikulasi Batch #5 NHW #3
NICE HOMEWORK #3
*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*
Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.
Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.
a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
Qodarulloohu wa maasyaa'a fa 'ala
Ketika tugas NHW #3 ini ada, pas kebeneran suami sedang tugas. Ada proyek dan tidak bisa di ganggu. Sebelum berangkat beliau sudah bilang bahwa akan ada proyek besar di laut dan akan sulit untuk menelepon ke rumah. Jadi jika tidak ada hal yang sangat penting, sebaiknya saya pun dimintanya untuk tidak usah menelepon ke laut.
Dulu sebelum kami menikah, saya sudah tahu bahwa tugas suami di offshore dengan tugas 2 minggu di laut dan 2 minggu off di darat. Dari awal sebelum menikah, saya sudah diberitahu oleh suami bahwa ketika beliau sedang di laut tidak ada kontak selain telepon dan email. Tidak ada sinyal untuk Whatsapp atau apapun sejenisnya. Telepon kabel pun harus melalui operator di jam kerja sehingga agak sulit untuk kami bisa telepon2an secara bebas dan leluasa.
Begitu pun email, harus melalui email kantor.
Jadi kalau bukan karena hal yang sangat penting sekali, suami melarang saya untuk email.
Dulu ketika awal2 menikah saya pernah email ke suami hanya untuk bilang saya kangen.. eh tapi responnya di luar dugaan, suami malah marah ๐๐ญ
Katanya hal itu justru membuatnya terganggu di tengah-tengah kesibukannya.
Jadi yaa sudahlah, sekarang saya sudah paham dan berbesar hati menerima konsekuensi dari pekerjaan suami.
Dan ketika tugas NHW #3 ini selesai dibuat suami sedang tidak di rumah. Jadi saya belum bisa menuliskan bagaimana respon beliau setelah membaca surat saya.
Ini sebagian dari surat saya untuk Pak suami. Ehmm... tapi ga saya lampirkan semua yaa.. karena mumpung moment nya pas, sekalian saya luapkan semuanya ๐.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Dear bapak sayang...
Menjadi "kita" bukanlah hal mudah
Melalui delapan tahun pernikahan ini pun sangatlah tidak mudah
Bapak sayang...
Terima kasih sudah mau banyak bersabar menghadapiku
Terimakasih sudah menjadi pemimpin bagiku dan anak-anak
Terimakasih sudah menjadi pelindung bagi kami..
Bapak sayang...
Saya akui, Komunikasi kita tidaklah sama dengan pasangan yang lain.. tidak sehangat mereka, tidak seromantis mereka. Tapi anggaplah ini sebagai usaha bagiku untuk memperbaiki keadaan kita.. sebagai bentuk syukurku bahwa kita masih bisa bertahan dan bersama sampai saat ini..
Dari sekian riak dan gelombang yang kita lalui, hanya sabar dan syukur yang menjadi pegangan kita.
Selama masih ada celah untuk bersyukur, selama itu pula kita masih bisa bertahan
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memberikan petunjuknya bagi kita.. memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kelangsungan rumah tangga kita.. aamiin..
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Itu sebagian dari suratnya yaa.. doakan yang terbaik bagi kelangsungan rumah tangga kami yaa... walau itu berat ๐.
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
Alhamdulillaah saya dikaruniai dua orang putri Annisa (7y) dan Najwa (4y).
Saya ceritakan tentang Annisa dulu yaa...
Sebagai anak pertama dimana ketika itu saya sangat minim pengetahuan tentang mengurus anak dan masih dalam tahap penyesuaian dalam berumah tangga, alhamdulillaah Annisa tumbuh menjadi anak yang baik.
Sifatnya agak sensitif dan romantis ๐. Jadi dia sering sekali memberikan surat cinta kepada saya. Untuk mengungkapkan isi hatinya dan rasa sayangnya terhadap ibu. Ahh sering sekali saya dibuatnya meleleh.
Di usianya yang tujuh tahun, Annisa memiliki hafalan 3 juz. Dan saya sangat mensyukuri hal tersebut. Proses menghafal dan murojaah yang tidak mudah bagi saya dan Annisa. Semoga Allah senantiasa memudahkan niat kami dan menjaga hati kami. Aamiin..
Kesukaannya adalah olahraga. Main sepeda, skuter, sepatu roda, main tenis meja juga bulu tangkis.
Usianya 5 tahun 8 bulan ketika masuk SD. Banyak pertentangan yaa dalam teori pendidikan karena usianya yang terlalu dini untuk masuk sekolah. Tapi karena beberapa pertimbangan maka saya dan suami tetap memasukkan Annisa ke SD .
Alhamdulillaah sejauh ini tidak ada masalah dan semoga tidak akan ada masalah ke depannya ๐.
Sekarang saya lanjutkan dengan cerita anak kedua saya, Najwa (4y).
Najwa punya tipe yang sangat berbeda dengan kakaknya. Najwa lebih ekspresif dan dominan. Kemauannya keras, agak bossy dan cepat kalau diminta mengambil keputusan ๐. Semoga kelak Najwa bisa menjadi pemimpin yang amanah ya...
Najwa suka sekali bermain peran. Najwa tidak suka menonton tv layaknya anak-anak seusianya. Dia lebih senang main rumah-rumahan, main masak-masakkan, main boneka atau berekspresi dengan barang-barang yang ada di rumah.
Najwa juga lebih berani dan percaya diri jika masuk ke lingkungan baru. Mudah beradaptasi dan mau menjawab jika ditanya oleh oranglain.
Karena usianya yang masih 4 tahun, jadi memang masih egosentris. Masih sulit berbagi. Tapi hal itu saya syukuri karena dia tahu mana yang menjadi miliknya dan semoga menjadi pelajaran baginya untuk tidak mengambil hak orang lain. Sebagaimana dia pun merasa tidak nyaman jika barang miliknya diambil orang ๐.
Demikian cerita megenai kedua putri saya. Bukan bermaksud sombong dan ujub yaa.. karena masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari keduanya. Saya pun sedang berproses dengan dengan segala kekurangan saya sebagai ibu. Semoga Allah senantiasa merahmati kita semua..
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
Rumah tangga kami tidaklah mudah. Banyak sekali rintangan yang kami hadapi dalam delapan tahun perjalanan pernikahan ini. Sampai saat ini pun kami masih berjuang ๐.
Semua orang bilang saya adalah orang yang sabar menghadapi karakter suami saya. Namun orang lain juga pasti bilang, suami saya adalah orang yang sabar menghadapi saya.hehe...
Saya orangnya nerima dan dapat dipercaya. Saya juga tipe orang rumahan yang ga suka kumpul-kumpul atau jalan-jalan bareng dengan teman. Oleh sebab itu Allah menjodohkan saya dengan suami yang tidak selalu stay dirumah. Karena ketika suami tidak ada, menjadi tanggung jawab saya untuk selalu menjaga kepercayaannya.
Saya juga tipe yang mau belajar. Walaupun kadang terkesan banyak teori dan sedikit praktek, tapi tidak mengapa. Asal jangan pernah berhenti belajar ๐.
Saya sama sekali tidak bisa memasak, tapi saya mau belajar. Sehingga anak-anak saya bilang bahwa saya adalah ibu yang jago masak. Padahal apa yang saya masak hanyalah makanan sederhana yang saya juga ga pede kalau orang lain, ( selain suami dan anak-anak ) mencicipi ๐.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
Kami tinggal di kavling yang hanya terdiri dari lima rumah saja. Depan rumah kami tembok ๐. Jadi memang terkesan individualis. Masing-masing tetangga adalah ibu bekerja dengan anak yang terkecilnya usia SMP.
Sesekali jika bertemu, kami hanya saling bertegur sapa.
Dengan tipe saya yang "rumahan" dan suami tipe yang tidak suka keramaian, yaa mungkin kami cocok dengan kondisi perumahan yang seperti ini.
Tidak banyak kendala yang kami hadapi disini, jadi walaupun hanya terdiri dari lima rumah dengan lima keluarga, tapi kami cukup rukun dan saling membantu.
Dulu tetangga pernah berdatangan ke rumah dan memberikan pertolongan ketika saya panik karena Najwa kejang dan suami sedang tidak di rumah. Dan hal tersebut adalah salah satu bukti bahwa walaupun kami terkesan "masing-masing" namun tetap ada perhatian.
Alhamdulillaah selesai juga tugas NHW #3 ini. Sebenarnya butuh perjuangan untuk bisa menyelesaikan tugas ini. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari cerita saya ๐.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
#NHW #3
#Kuliah Matrikulasi Batch #5
#Membangun peradaban dari dalam rumah
Senin, 05 Februari 2018
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #3
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #3
_Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*
“Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “*misi spesifiknya*”, tugas kita memahami kehendakNya. Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “*peran spesifik keluarga*” kita di muka bumi ini. Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?
*PRA NIKAH*
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan, dan tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
*ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK*
*NIKAH*
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?
Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.
*ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)*
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
_It Takes a Village to Raise a Child_
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak.
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang.
Selanjutnya kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan. Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.
SUMBER BACAAN
_Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013_
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015_
_Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016_
Minggu, 04 Februari 2018
_Review Nice Home Work #2_
_Review Nice Home Work #2_
Disusun oleh
Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional
*CHECKLIST PEREMPUAN PROFESIONAL*
Review Nice Home Work #2 Pertama yang akan kami katakan adalah SALUT untuk para bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional yang berhasil mengalahkan "rasa" berat untuk mengerjakan nice homework#2 ini.
Kalau di Jawa ada pepatah yang mengatakan "Ojo kalah karo wegah" (Jangan mau kalah dengan rasa malas). Karena sebenarnya kalau urusan membuat checklist profesionalisme ini bukan MAMPU atau TIDAK MAMPU melainkan MAU atau TIDAK MAU.
Terbukti teman-teman bisa melakukannya di tengah kesibukan yang luar biasa. Kami sangat menghargai proses teman-teman membuat checklist profesionalisme ini. Mulai dari menanti-nanti jawaban dari suami dan anak bagi yang sudah berkeluarga, maupun melakukan kesungguhan bermain “andaikata aku menjadi istri dan ibu” bagi yang sedang dalam proses memantaskan diri membangun keluarga.
Ada yang terkaget-kaget dengan banyaknya list jawaban dari suami dan anak-anak, ada juga yang bingung dengan jawaban dari para suami dan anak, karena terlalu sederhananya keinginan mereka terhadap kita, demi sebuah kebahagiaan.
KOMITMEN DAN KONSISTEN
Dua kata itulah yang akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam membuat checklist profesionalisme ini. Buatlah komitmen setahap demi setahap, sesuai dengan kemampuan kita, kemudian belajar istiqomah, konsisten menjalankannya. Konsistensi kita terhadap sebuah komitmen yang indikatornya kita susun sendiri, akan menjadi pondasi kita dalam menyusun “ DEEP HABIT” yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dibangun secara terus menerus untuk mendukung aktivitas yang membutuhkan fokus, ketajaman berpikir dan benar-benar krusial untuk hidup kita.
Selama ini disadari atau tidak banyak diantara kita memaknai aktivitas sehari-hari mendidik anak dan mengelola keluarga sebagai aktivitas “ SHALLOW WORK”, yaitu aktivitas yang dangkal, tidak fokus, penuh distraksi (gangguan-gangguan) sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup kita, bahkan banyak yang cenderung bosan dengan kesehariannya.
Selama ini status-status dangkal yang terus mengalir di sosial media seperti Facebook (FB) ditambah puluhan notifikasi whatsapp (WA) sering membuat kita terjebak dalam _“shallow activities”,_ kelihatan sibuk menghabiskan waktu, tetapi sebenarnya tidak memberikan hasil nyata bagi perubahan hidup kita.
Harapan kami dengan adanya Checklist Profesionalisme Perempuan ini, teman-teman akan lebih fokus dalam proses *“peningkatan kualitas diri” kita sebagai perempuan, istri dan ibu. Meski kita menggunakan media WA dan FB sebagai kendaraan belajar kita, tetapi kita bisa mengubah aktivitas yang dulunya masuk kategori SHALLOW WORK menjadi DEEP WORK (aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita).*
Untuk itu mari kita lihat kembali Checklist kita :
1. Apakah kalimat-kalimat di checklist itu sudah spesifik? misal kalimat "akan mengurangi aktivitas gadget selama di rumah" akan lebih baik anda ganti dengan, setiap hari akan menentukan Gadget hours selama 2 jam.
2. Apakah kalimat-kalimat di checklist sudah terukur?
misal "Menyelenggarakan aktivitas ngobrol di keluarga", akan lebih baik kalau diganti dengan " Sehari minimal menyelenggarakan 1 x family forum (ngobrol) di rumah bersama keluarga"
3. Apakah checklist yang kita tulis mudah dikerjakan dengan tambahan sedikit usaha? Misal sehari akan membaca 2 buah buku tentang pendidikan? ukur diri kita apakah mungkin? karena selama ini sehari-harinya kita hanya bisa membaca paling banyak 10 halaman. Maka akan lebih baik kalau anda ganti. Membaca 15 lembar buku parenting setiap harinya.
Sesuatu yang terlalu susah diraih itu akan membuat kita stress dan akhirnya tidak mengerjakan apa-apa, tetapi sesuatu yang sangat mudah diraih itu akan membuat kita menyepelekan. Kembali ke istilah jawa ini namanya "gayuk...gayuk tuna" (contoh kasus, kita mau ambil mangga di pohon yang posisinya tidak terlalu tinggi, tetapi cukup berusaha dengan satu lompatan, mangga itu akan bisa teraih. Tidak juga terlalu pendek, sambil jalan aja kita bisa memetik mangga tersebut. Biasanya jadi tidak menghargai proses)
4. Apakah tantangan yang kita tulis di checklist ini merupakan tantangan-tantangan yang kita hadapi sehari-hari? misal anda adalah orang yang susah disiplin selama ini. maka sangat pas kalau di checklist anda tulis, akan berusaha tepat waktu di setiap mendatangi acara IIP baik offline maupun online.
Jadi jelas memang akan menyelesaikan tantangan yang ada selama ini.
5. Berikan batas waktu pada proses latihan ini di checklist. Misal akan membaca satu buku satu minggu selama bulan November. Akan belajar tepat waktu selama 1 bulan pertama mulai bulan depan. Kelima hal tersebut di atas akan memudahkan kita pada proses evaluasi nantinya. Silakan teman-teman lihat kembali checklist masing-masing. Kita akan mulai melihat seberapa bekerjanya checklist itu untuk perkembangan diri kita.
Silakan di print out, dan ditempel di tempat yang kita lihat setiap hari. Ijinkan suami dan anak-anak memberikan penilaian sesuai dengan yang kita tentukan. Andaikata tidak ada yang mau menilai, maka diri andalah yang paling berhak menilai perkembangan kita.
Berusaha JUJUR kepada diri sendiri.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber Bacaan :
Deep Work, Cal Newport, E book, akses 30 Oktober 2016.
Materi “MENJADI IBU PROFESIONAL” program Matrikulasi IIP, batch #5, 2018
Hasil Nice Home Work #2, peserta program Matrikulasi IIP batch #5, 2018
Disusun oleh
Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional
*CHECKLIST PEREMPUAN PROFESIONAL*
Review Nice Home Work #2 Pertama yang akan kami katakan adalah SALUT untuk para bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional yang berhasil mengalahkan "rasa" berat untuk mengerjakan nice homework#2 ini.
Kalau di Jawa ada pepatah yang mengatakan "Ojo kalah karo wegah" (Jangan mau kalah dengan rasa malas). Karena sebenarnya kalau urusan membuat checklist profesionalisme ini bukan MAMPU atau TIDAK MAMPU melainkan MAU atau TIDAK MAU.
Terbukti teman-teman bisa melakukannya di tengah kesibukan yang luar biasa. Kami sangat menghargai proses teman-teman membuat checklist profesionalisme ini. Mulai dari menanti-nanti jawaban dari suami dan anak bagi yang sudah berkeluarga, maupun melakukan kesungguhan bermain “andaikata aku menjadi istri dan ibu” bagi yang sedang dalam proses memantaskan diri membangun keluarga.
Ada yang terkaget-kaget dengan banyaknya list jawaban dari suami dan anak-anak, ada juga yang bingung dengan jawaban dari para suami dan anak, karena terlalu sederhananya keinginan mereka terhadap kita, demi sebuah kebahagiaan.
KOMITMEN DAN KONSISTEN
Dua kata itulah yang akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam membuat checklist profesionalisme ini. Buatlah komitmen setahap demi setahap, sesuai dengan kemampuan kita, kemudian belajar istiqomah, konsisten menjalankannya. Konsistensi kita terhadap sebuah komitmen yang indikatornya kita susun sendiri, akan menjadi pondasi kita dalam menyusun “ DEEP HABIT” yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dibangun secara terus menerus untuk mendukung aktivitas yang membutuhkan fokus, ketajaman berpikir dan benar-benar krusial untuk hidup kita.
Selama ini disadari atau tidak banyak diantara kita memaknai aktivitas sehari-hari mendidik anak dan mengelola keluarga sebagai aktivitas “ SHALLOW WORK”, yaitu aktivitas yang dangkal, tidak fokus, penuh distraksi (gangguan-gangguan) sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup kita, bahkan banyak yang cenderung bosan dengan kesehariannya.
Selama ini status-status dangkal yang terus mengalir di sosial media seperti Facebook (FB) ditambah puluhan notifikasi whatsapp (WA) sering membuat kita terjebak dalam _“shallow activities”,_ kelihatan sibuk menghabiskan waktu, tetapi sebenarnya tidak memberikan hasil nyata bagi perubahan hidup kita.
Harapan kami dengan adanya Checklist Profesionalisme Perempuan ini, teman-teman akan lebih fokus dalam proses *“peningkatan kualitas diri” kita sebagai perempuan, istri dan ibu. Meski kita menggunakan media WA dan FB sebagai kendaraan belajar kita, tetapi kita bisa mengubah aktivitas yang dulunya masuk kategori SHALLOW WORK menjadi DEEP WORK (aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita).*
Untuk itu mari kita lihat kembali Checklist kita :
1. Apakah kalimat-kalimat di checklist itu sudah spesifik? misal kalimat "akan mengurangi aktivitas gadget selama di rumah" akan lebih baik anda ganti dengan, setiap hari akan menentukan Gadget hours selama 2 jam.
2. Apakah kalimat-kalimat di checklist sudah terukur?
misal "Menyelenggarakan aktivitas ngobrol di keluarga", akan lebih baik kalau diganti dengan " Sehari minimal menyelenggarakan 1 x family forum (ngobrol) di rumah bersama keluarga"
3. Apakah checklist yang kita tulis mudah dikerjakan dengan tambahan sedikit usaha? Misal sehari akan membaca 2 buah buku tentang pendidikan? ukur diri kita apakah mungkin? karena selama ini sehari-harinya kita hanya bisa membaca paling banyak 10 halaman. Maka akan lebih baik kalau anda ganti. Membaca 15 lembar buku parenting setiap harinya.
Sesuatu yang terlalu susah diraih itu akan membuat kita stress dan akhirnya tidak mengerjakan apa-apa, tetapi sesuatu yang sangat mudah diraih itu akan membuat kita menyepelekan. Kembali ke istilah jawa ini namanya "gayuk...gayuk tuna" (contoh kasus, kita mau ambil mangga di pohon yang posisinya tidak terlalu tinggi, tetapi cukup berusaha dengan satu lompatan, mangga itu akan bisa teraih. Tidak juga terlalu pendek, sambil jalan aja kita bisa memetik mangga tersebut. Biasanya jadi tidak menghargai proses)
4. Apakah tantangan yang kita tulis di checklist ini merupakan tantangan-tantangan yang kita hadapi sehari-hari? misal anda adalah orang yang susah disiplin selama ini. maka sangat pas kalau di checklist anda tulis, akan berusaha tepat waktu di setiap mendatangi acara IIP baik offline maupun online.
Jadi jelas memang akan menyelesaikan tantangan yang ada selama ini.
5. Berikan batas waktu pada proses latihan ini di checklist. Misal akan membaca satu buku satu minggu selama bulan November. Akan belajar tepat waktu selama 1 bulan pertama mulai bulan depan. Kelima hal tersebut di atas akan memudahkan kita pada proses evaluasi nantinya. Silakan teman-teman lihat kembali checklist masing-masing. Kita akan mulai melihat seberapa bekerjanya checklist itu untuk perkembangan diri kita.
Silakan di print out, dan ditempel di tempat yang kita lihat setiap hari. Ijinkan suami dan anak-anak memberikan penilaian sesuai dengan yang kita tentukan. Andaikata tidak ada yang mau menilai, maka diri andalah yang paling berhak menilai perkembangan kita.
Berusaha JUJUR kepada diri sendiri.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber Bacaan :
Deep Work, Cal Newport, E book, akses 30 Oktober 2016.
Materi “MENJADI IBU PROFESIONAL” program Matrikulasi IIP, batch #5, 2018
Hasil Nice Home Work #2, peserta program Matrikulasi IIP batch #5, 2018
Langganan:
Postingan (Atom)