💐💐RESUME KULWAP💐💐
📕Tema: Perkembangan Psikoseksual Manusia
👨🏽🏫Narasumber: Surayya Hayatussofiyyah, M.Psi, Psikolog
🗓Waktu: Kamis, 22 Maret 2018
⏰ Pukul 09.00- selesai
🎙 moderator :
1. Maulita Kusumawati
2. Leni Ratna Ningsih
📝 notulen :
1. Anit Pranita Devi
2. Ika Andriyani
*CURRICULUM VITAE NARASUMBER KULIAH WHATSAPP LEARNING MAMA*
✨ Nama lengkap : Surayya Hayatussofiyyah
✨ Status keluarga : Menikah
✨ Domisili : Yogyakarta
✨ FB / IG / WEBSITE:
FB: Surayya Hayatus Sofia
✨ Riwayat pendidikan/pengalaman:
🌻SDN 018 Samarinda
🌻SMP IT Madina
🌻SMAN 1 Samarinda
🌻S1 Psikologi UPI
🌻S2 Psikologi Profesi bidang klinis UII
✨ Aktivitas saat ini: IRT (utama), Psikolog (insidental)
✨ Preferensi Bidang Bahasan Kulwap yang disampaikan:
◽Kehamilan
◽ ASI
◽ MPASI
✅ Parenting
✅ Psikologi Anak
◽ Pendidikan
◽Kesehatan keluarga
◽Keuangan keluarga
◽ Harmonisasi Pasutri
◽Home & Kitchen
🎶 *SELAYANG PANDANG*🎶
*Tahap Perkembangan Psikoseksual Manusia*
❤🌻❤🌻❤🌻
Manusia memiliki berbagai macam perkembangan, mulai dari perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga tahap-tahap perkembangan psikoseksual. Tahapan perkembangan psikoseksual merupakan salah satu teori yang sangat terkenal dalam dunia psikologi dengan tokohnya yaitu Sigmund Freud. Sigmund Freud merupakan tokoh dalam aliran psikoanalisa yang sangat populer dengan konsep mengenai alam sadar dan ketidaksadaran dalam jiwa manusia.
Freud mengungkapkan bahwa manusia, pada dasarnya sudah memiliki dorongan-dorongan, yang dikenal dengan istilah libido sejak kecil. Freud dipandang sebagai teoretis psikologi pertama yang memfokuskan perhatiannya kepada perkembangan kepribadian. Dia berpendapat bahwa masa anak (usia 0-5 tahun) atau usia pregenital mempunyai peranan yang sangat dominan dalam membentuk kepribadian atau karakter seseorang. Karena sangat menentukannya masa ini, dia berpendapat bahwa " _The child is the father of man_" (anak adalah ayah manusia). Berdasarkan hal ini, maka pada masalah kejiwaan pada usia selanjutnya (khususnya usia dewasa), faktor penyebabnya dapat ditelusuri pada usia pregenital ini.
Dorongan atau libido ini berkaitan dengan energi-energi psikis yang akan muncul pada manusia, bahkan sejak bayi, dan tersebar di dalam bagian-bagian tubuh, yang berada pada rentang usia tertentu. Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan psikoseksual manusia.
1⃣ *Fase Oral (0 – 1 _atau dua_Tahun)*
💡Area pemuasan: Mulut
💡peristiwa penting: masa penyapihan
Pada masa ini libido didistribusikan ke daerah oral sehingga perbuatan menghisap dan menelan menjadi metode utama untuk mereduksi atau menurunkan ketegangan dan mencapai kepuasan (kenikmatan). Karena mulut menjadi sumber kenikmatan, maka anak akan menikmati peristiwa menyusu pada ibunya dan juga memasukan segala jenis benda ke dalam mulutnya, termasuk jempolnya sendiri. Mengunyah, melepeh, bahkan mengigit adalah kegiatan yang disenangi anak pada masa oral ini.
Maka dari itu, peristiwa yang cukup penting dalam masa ini adalah bagaimana proses penyapihan berlangsung. Apakah kebutuhannya telah terpenuhi dengan baik, waktunya cukup dan sesuai, dan cara menyapih dapat menentukan apakah si anak merasa puas atau tidak dalam fase ini.
Para ahli psikoanalisa berpendapat bahwa individu yang dimana tahapan oralnya tidak terpenuhi dengan baik, bisa saja mengalami regresi (kemunduran). Misalnya saja pada usia dewasa, masih suka menggigit pulpen atau kukunya, merokok, sikap obsesif terhadap makan, senang berdebat, sikap sarkastik, dan melakukan kegiatan atau perilaku yang berhubungan dengan bagian mulut secara berlebihan, sebagai kompensasi atas tidak terpenuhinya keinginan pada tahapan oral di masa kecilnya.
Di samping itu ketidakpuasan ini akan berdampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian anak, seperti: merasa kurang aman, selalu meminta perhatian orang lain atau egosentris. Sama halnya dengan anak yang tidak mendapat kepuasan, anak yang mendapat kepuasan secara berlebihan pun ternyata berdampak kurang baik terhadap perkembangan kepribadiannya. Dia akan menampilkan pribadi yang kurang mandiri (kurang bertanggung jawab), bersikap rakus, mudah menelan perkataan orang lain, dan haus perhatian atau cinta orang lain.
Maka yang perlu orangtua perhatikan pada masa ini adalah:
❤Segera penuhi kebutuhan makan dan minum (khususnya menyusu) pada anak. Dengan ini anak akan merasa dicintai dan membangun kepercayaan awal dengan dunia luar
❤Perhatikan rentang usia pada fase ini yang baiknya hingga usia 2 tahun. Maka usia tersebut adalah waktu yang baik untuk menyapih (termasuk menyusu dari dot). Anak dibiasakan untuk minum dari media lain yaitu dengan sedotan, _cup feeder_, atau langsung dari gelas. Lebih dari usia tersebut sebaiknya orangtua segera mengalihkan perhatian anak saat ia masih terlihat 'berkutat' dalam fase oral. Jangan dibiarkan apalagi sampai bertahun-tahun.
❤Lakukan penyapihan dengan cinta agar anak terhindar dari trauma. Waktu yang dibutuhkan anak dalam penyapihan tentunya berbeda-beda. Lihat bagaimana reaksi anak dan hindari menggunakan cara2 kasar ataupun membohongi anak.
❤masa penyapihan ini harus siap dari pihak orangtua, khususnya ibu dulu. Siap untuk melepaskan momen romantis menyusu dengan anak, sampai siap dengan kerewelan anak di masa2 awal penyapihan.
2⃣ *Fase Anal (1 – 3 tahun)*
💡area pemuasan: Anal/ dubur
💡peristiwa penting: _Toilet training_
Pada fase anal, letak pemuasan dari libido atau dorongan seseorang berada pada bagian anal atau dubur. Anak akan mengalami ketegangan ketika duburnya penuh dengan ampas makanan, dan peristiwa buang air besar yang dialami oleh anak merupakan proses pelepasan ketegangan dan pencapaian kepuasan, rasa senang atau rasa nikmat. Maka tidak heran jika pada masa ini anak akan mengalami sensasi tersendiri saat menahan pipis ataupun pup. Dan kenikmatan ini selesai saat kotoran telah berhasil dikeluarkan.
Pada tahap ini anak mulai diajarkan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan orang tua (lingkungan), seperti hidup bersih, tidak mengompol, tidak buang air (kecil atau besar) sembarangan. Maka dari itu, fase ini merupakan fase yang tepat untuk melakukan _toilet training_, yaitu usaha sosialisasi nilai-niai sosial pertama yang sistematis sebagai upaya untuk mengontrol dorongan-dorongan biologis anak. Freud yakin bahwa dari fase anal inilah kontrol diri dan penguasaan diri seseorang akan terbentuk.
Ada beberapa kemungkinan cara orang tua memberikan _toilet training_ ini, dimana ketiga cara tersebut memberikan dampak tersendiri terhadap perkembangan anak, yaitu:
🌻sikap terlalu keras, dimana dapat menanamkan tingkah laku keras kepala dan kikir
🌻sikap terlalu membiarkan, dapat menanamkan sifat ketidakteraturan/jorok, destruktif, semaunya sendiri, dan kekerasan/kekejaman
🌻sikap pengertian dan membimbing dengan kasih sayang, menamkan sifat tanggung jawab, kreatif, dan produktif.
Pada tahap anal ini juga orangtua dapat mulai mengajarkan pendidikan seks dari hal kecil yaitu membiasakan anak tidak sembarang membuka baju dan celananya. Membuka baju dan celana hanya dilakukan saat akan mandi atau buang air dan hanya boleh dilakukan oleh keluarga atau pengasuhnya saja.
3⃣ *Fase Phalik (3 – 5 tahun)*
💡Area pemuasan: alat kelamin
💡peristiwa penting: identifikasi terhadap orangtua dan krisis _oedipal_
Pada fase ini, pemuasan libido atau dorongan seseorang berada pada alat kelamin. Anak-anak sudah mulai paham dan menyadari perbedaan secara anatomis antara laki-laki dan perempuan, dan menyadari fungsinya sebagai makhluk sosial yang memiliki perbedaan jenis kelamin. Anak mulai tertarik dan bereksplorasi dengan adanya perbedaan jenis kelamin ini. Terkadang mereka akan suka membuka rok ibunya, meraba dada dan alat kelamin orangtuanya.
Anak akan terlihat senang dan banyak bereksplorasi dengan alat kelaminnya. Bisa dengan memegang, mengelus, memijit, atau menggesek-gesekkannya. Dengan aktivitas ini anak akan merasakan sensasi dan kepuasan tersendiri. Tapi kepuasan dan kenikmatan ini tentunya berbeda dengan yang dirasakan orang dewasa saat melakukan masturbasi. Tidak sekompleks itu. Namun saat melihat hal ini, kebanyakan orangtua akan panik dan malah memarahi anaknya. Hal ini jika berlebihan dapat membuat anak merasa takut yang nantinya bisa berkembang menjadi dasar gangguan seperti homoseksual.
Walaupun pada dasarnya, anak suka memegang alat kelamin pada fase ini adalah normal, namun orangtua tetap tidak boleh membiarkan begitu saja perilaku tersebut karena dikhawatirkan perilaku ini akan terus berulang menjadi kebiasaan masturbasi pada masa mendatang. Berikut beberapa hal yang harus orangtua perhatikan:
🌻Jangan menampakkan emosi negatif berlebihan. Kaget merupakan hal yang wajar namun perbuatan seperti memarahi, membentak, menghukum, atau mempermalukan anak di depan umum hendaknya tidak dilakukan. Hal ini dapat membuat salah persepsi mengenai kelamin pada anak, jiwanya terluka dan bisa mengalami trauma. Anak juga bisa jadi malah melakukannya diam2 di belakang kita.
🌻beri penjelasan sederhana yang dapat dipahami anak. Misalnya " _penis bukan mainan ya. Kalau dipegang-pegang terus bisa kotor nak, bisa luka, nanti sakit_". Lebih baik langsung gunakan bahasa yang benar seperti penis, daripada menyebutnya burung, dll.
🌻Tidak menampik tangan anak dengan kasar. Lakukan dengan perlahan dengan disertai penjelasan sederhana. Jika masih melakukan, hentikan tangannya dan tegur dengan lembut bahwa itu bukan perbuatan yang baik dan minta anak tidak mengulangi.
🌻alihkan perhatiannya dengan bermain atau aktivitas fisik. Anak yang energinya banyak dihabiskan untuk beraktivitas fisik, biasanya akan lupa akan kesenangan memainkan kelamin ini.
🌻ayah ikut berperan sebagai contoh untuk anak laki2. Ketika anak melihat ayahnya tidak pernah memegang-megang kelamin di tempat umum, itu akan menjadi contoh yang baik untuk ditiru anak.
🌻Sering beri pelukan pada anak. Anak yang terpenuhi dengan baik kebutuhan akan kasih sayangnya, biasanya akan merasa nyaman tanpa perlu mencari kepuasan dengan cara lain.
Pada fase anal, biasanya sering muncul krisis oedipus yaitu _Oedipus Complex_ dan _Electra Complex_. _Oedipus Complex_ merupakan rasa “suka” antara anak laki-laki dengan ibunya, sedangkan _Electra Complex_ merupakan rasa “suka” antara anak perempuan dengan ayahnya. Rasa suka ini juga biasanya disertai dengan rasa cemburu pada orangtua yang sama jenis kelaminnya dengan anak. Jika konflik oedipus ini tidak diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan adanya gangguan emosi di kemudian hari.
Agar perkembangan anak pada tahap ini dapat berjalan dengan baik, tidak mengalami hambatan, maka sebaiknya orang tua memperhatikan hal-hal berikut:
❤Orang tua memelihara keharmonisan keluarga.
❤Ibu memerankan dirinya sebagai seorang feminim, bersikap ramah, gembira dan memberikan kasih sayang.
❤Ayah mampu memerankan dirinya sebagai figure yang menerapkan prinsip realitas dalam menghadapi segala masalah hidup, tanpa melarikan diri dari masalah atau bertindak berlebih-lebihan.
❤Ayah dan ibu memiliki komitmen yang tinggi dalam mengamalkan nilai-nilai agama yang dianutnya.
❤Ayah bersikap demokratis, penuh perhatian, dan akrab dengan anak.
4⃣ *Fase Laten (5 – 12 tahun)*
💡area pemuasan: tidak ada
💡Peristiwa penting: kontak sosial anak dengan lingkungannya
Fase ini merupakan fase tenang, dimana anak – anak akan lebih sibuk dengan kegiatannya tanpa “diganggu” oleh munculnya libido dan dorongan-dorongan seksual. Pada fase ini, anak-anak cenderung bermain dan berteman, terutama dengan anak-anak lain ataupun orang dewasa yang memiliki jenis kelamin sama.
Tahap ini dipandang sebagai masa perluasan kontak sosial dengan orang-orang di luar keluarganya. Oleh karena itu proses identifikasi pun mengalami perluasan atau pengalihan objek. Yang semula objek identifikasi anak adalah orang tua, sekarang meluas kepada guru, tokoh-tokoh sejarah atau para bintang (seperti film, musik dan olah raga).
Kegagalan dalam fase ini dapat mengakibatkan kurang berkembangnya kontrol diri sehingga anak gagal dalam mengalihkan energi psikis secara efisien pada minat belajar dan mengembangkan keterampilan.
Walaupun pada dasarnya libido anak ditekan dalam tahap ini, namun keinginan tahuan tentang seksualitas akan terus berlanjut. Anak biasanya akan mencari informasi dari teman-teman sebayanya dimana kebanyakan informasi yang ada malah menyesatkan. Inilah pentingnya keterbukaan dengan orangtua sehingga anak terhindar dari informasi yang salah atau mencari dari sumber seperti internet yang beresiko besar anak dapat terpapar pornografi.
5⃣ *Fase Genital (12 tahun ke atas)*
💡area pemuasan: organ genital
💡peristiwa penting: membangun hubungan yang lebih intim (akrab) dan berkontribusi pada lingkungan
Tahap-tahap perkembangan psikoseksual manusia yang terakhir adalah fase genital. Pada fase ini, organ – organ reproduksi sudah mulai matang, dan pusat keinginan, libido, dan juga dorongan seksual berada pada alat kelamin. Pada fase ini, mulai muncul jalinan relasi heteroseksual.
Pada periode ini anak mulai mengembangkan motif untuk mencintai orang lain atau mulai berkembangnya motif altruis (keinginan untuk memperhatikan kepentingan orang lain).
Motif-motif ini mendorong anak (remaja) untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dan persiapan untuk memasuki dunia kerja, pernikahan dan berkeluarga. Masa ini ditandai dengan proses pengalihan perhatian, dari mencari kepuasan atau kenikmatan sendiri (yang bersifat kekanak-kanakan atau selfish) kepada kehidupan sosial orang dewasa dan berorientasi kepada kenyataan (prinsip realitas) atau memperhatikan kepentingan orang lain.
❤🌻❤🌻❤🌻❤🌻❤🌻
Demikian, semoga memberikan manfaat sebagai tuntunan orangtua dalam membersamai anak dalam tiap tahap perkembangannya 😊❤
💌 *TANYA JAWAB* 💌
Keterangan:
👩🏻 : penanya
🌻 : narasumber
📚 : moderator
Sesi 1⃣
Pertanyaan 1
✋ Mom Devi
👩🏻1. Pada fase anal muncul krisis oedipus dan electra, biasanya brp lama anak mengalami itu?
🌻 *tidak ada waktu pasti berapa lamanya. Yang pasti krisis ini akan muncul hanya saat fase phalik yaitu 3-5 tahun*
a. Selain cemburu itu cirinya apa aja?
🌻 *cirinya hanya anak laki2 akan "suka" pada ibunya dan cemburu dengan sosok ayah. Hal ini juga membuat sang anak mengidentifikasi sosok ayah yaitu banyak meniru atas nilai, sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh ayah. Hal ini dilakukan agar ia bisa meniru ayah yang dianggap saingan dalam merebut perhatian ibu. Dan begitu pula sebaliknya dengan anak perempuan*
👩🏻b. Gangguan emosi yg dimaksud ketika tdk dapat menyelesaikan krisis tersebut seperti apa contohnya?
🌻 *gangguan emosi yang mungkin muncul di masa mendatang adalah seperti emosi yang meledak2, bisa berupa gangguan bipolar, atau malah gangguan depresi. Semua tergantung dari anak masing2*
👩🏻Apakah emosi meledak2 itu termasuk temper tantrum atau berbeda?
🌻Bahasa temper tantrum itu biasanya diberikan untuk anak2, bunda. Kalau yang dimaksud gangguan emosi disini lebih kepada manifestasinya untuk kehidupannya yang akan datang. Biasanya akan muncul di usia dewasa. Misalnya sangat sensitif dan mudah marah. Kira2 seperti itu.
Oya lupa, mau sedikit menambahkan. Masalah mengenai krisis oedipus ini adalah teori yang paling kontroversial dan paling banyak mendapat kritikan oleh tokoh psikologi lainnya..
Sebenarnya penjelasannya jauh lebih rumit lagi. Di dalam krisis oedipus ini anak laki2 juga ada perasaan takut dikebiri/ atau dipotong penisnya oleh ayahnya ( *castration anxiety*) dan adanya kecemburuan/iri anak perempuan kepada anak laki2 yang memiliki penis ( *penis envy*). Ini rumit dan masih jadi perdebatan akan adanya konflik ini, bahkan oleh para tokoh psikoloanalisanya sendiri.
Maksud saya memasukkan materi mengenai krisis oedipus ini adalah agar para mama disini paham bahwa adalah hal yang wajar jika pada fase phalik ini anak seperti cemburu saat melihat orangtuanya berdua2an ☺ ✅
Pertanyaan 2
✋ Mom AnniOya lupa, mau sedikit menambahkan. Masalah mengenai krisis oedipus ini adalah teori yang paling kontroversial dan paling banyak mendapat kritikan oleh tokoh psikologi lainnya..
Sebenarnya penjelasannya jauh lebih rumit lagi. Di dalam krisis oedipus ini anak laki2 juga ada perasaan takut dikebiri/ atau dipotong penisnya oleh ayahnya ( *castration anxiety*) dan adanya kecemburuan/iri anak perempuan kepada anak laki2 yang memiliki penis ( *penis envy*). Ini rumit dan masih jadi perdebatan akan adanya konflik ini, bahkan oleh para tokoh psikoloanalisanya sendiri.
Maksud saya memasukkan materi mengenai krisis oedipus ini adalah agar para mama disini paham bahwa adalah hal yang wajar jika pada fase phalik ini anak seperti cemburu saat melihat orangtuanya berdua2an ☺
👩🏻anak saya 23m tp cukup sering memegang vagina nya terutama saat jeda pergantian celana atau saat mandi, apk hal tsb msh normal pd usianya?
🌻 *berarti kurang dari 2 tahun ya mom? Wajarnya anak senang memainkan alat kelaminnya saat masa phalik yaitu sekitar 3-5 tahun. Biasanya anak yang lebih kecil dari itu memegang alat kelamin hanya karena sedang bereksplorasi dengan tubuhnya. Anak penasaran dengan bagian tubuh yang paling sering ditutup itu. Jadi belum sampai kepada tahap merasakan kepuasan di daerah tersebut. Tapi tentu hal ini juga jangan dibiarkan ya, mom. Lakukan pergantian celana dengan cepat atau alihkan perhatiannya misalnya sambil diajak ngobrol agar anak tidak bereksplorasi dengan alat kelaminnya lagi*
👩🏻boleh diberikan contoh mudahny mb, anak dgn mslh oedipus/electra complex yg cukup terlihat biasanya?
🌻 *sudah saya jelaskan di atas ya teh. Konflik ini terlihat dari kecemburuan anak saat orangtuanya terlihat mesra atau berdua-duaan. Misalnya dia tiba2 nyempil di tengah kita yang lagi ngobrol dekat sama suami 😁*
👩🏻sebaiknya utk anak perempuan batas boleh dimandikan ayahnya usia brp y mb?....
🌻 *sebaiknya paling lama sampai tahap anal mbak (sekitar 3 tahun). Jadi toilet training masih boleh didampingi ayah. Tapi saat sudah masuk tahap phalik, saat anak mulai menyadari adanya perbedaan jenis kelamin, baiknya anak perempuan dimandikan oleh ibunya saja.*
*oya, ini membahas tentang dimandikan ya mbak, bukan mandi bersama. Kita tetap harus menanamkan rasa malu akan bagian pribadi kita dengan tidak mandi bersama dengan anak. Apalagi anak yang sudah berada di usia phalik nya*
Seperti itu mbak 🙏☺ ✅
Pertanyaan 3
✋ Mom Rissa
👩🏻Kalau liat jaman now banyak bgt yg terjadi terkait gangguan seksual ini ya, kayak LGBT trus (maaf) kasus si Emon dan bocah2nya, gangguan macam itu disebab-in karena apa ya? Apa karena masa kecilnya ada yg missing atau gmana?
🌻 *kalau dalam teori psikoanalisa yang kita bahas sekarang, gangguan yang terjadi pada masa dewasa penyebabnya pasti karena ada kegagalan dalam salah satu fase perkembangan atau trauma pada usia 1-5 tahun. Kalau berkaitan dengan gangguan seksual biasanya ada yang tidak selesai dalam tahap phaliknya.*
*Tapi jika menggunakan kajian psikologi pada umumnya, pelaku seperti emon dan yang sejenisnya itu ternyata paling banyak biasanya karena mereka pernah jadi korban pelecehan seksual itu sendiri, mom. Atau pernah menyaksikan kejadian seperti itu sebelumnya baik lihat langsung maupun dari tontonan. Juga biasanya ada faktor kurangnya peran ayah dalam rumah*
👩🏻Trus untuk anak2 kita biar ga jadi pelaku atau korban dr kejahatan manusia2 semacam itu hrus gmn? Apa perlu anak2 kita dilatih bela diri? 😄
🌻 *hmm, ide bagus 🤔😁..*
*anak harus diajarkan tentang pendidikan seks sejak dini, bun. Misalnya ajarkan area pribadi yaitu dari perut ke bawah termasuk pantat, juga dada pada anak wanita. Area pribadi tidak boleh dibuka sembarangan dan tidak boleh dilihat apalagi disentuh selain oleh keluarga dekat atau pengasuh. Kalau ada orang lain yang mencoba memegang area pribadi anak atau justru orang dewasa itu yang memperlihatkan area pribadi, ajarkan anak untuk melawan. Misalnya dengan lari, teriak, cari pertolongan, dan harus cerita ke orangtua. Ini juga pentingnya adanya keterbukaan antara anak dan orangtua. Ini salah satu contoh _sex education_ untuk anak ya bun. Insya Allah ini salah satu upaya pencegahan yang cukup efektif*
Demikian, bun 😊🙏
👩🏻bagaimana peran ayah supaya anak tdk jadi (maaf) keblinger spt emon teh? Apa yg hris dtekankan dari peran ayah di hadapan seorang anak?
🌻 *peran ayah menjadi sosok pemimpin keluarga yang disegani dan disayangi. Menampilkan sisi maskulin dan tegas. Dapat menjadi pelindung bagi anak, bukan malah menyakiti. Intinya menjadi contoh yang baik bagi anak. Kurang lebih seperti itu mom 🙏*✅
Sesi 2⃣
Pertanyaan 1
✋ Mom Nadya
👩🏻 1. diusia 3-5tahun kan kehadiran ayah sangat penting ya, nah bagaimana dengan orang tua pejuang LDM? Yg mungkin sebulan hanya bertemu beberapa kali saja
🌻 *peran ayah penting sepanjang perkembangan anak, teh. Bukan hanya di tahap phalik saja sebenarnya. Dan yang terpenting sebenarnya bukanlah sekedar kehadiran saja tapi lebih pada perannya. Ada ayah yang banyak menghabiskan waktu di rumah tapi seperti tiada karena gak banyak berperan dalam pengasuhan. Maka sebenarnya tidak masalah jumlah pertemuannya tidak banyak dengan anak, asalkan di waktu yang sedikit itu ayah bisa membuat waktu yang seberkualitas mungkin dengan anak. Waktu2 dimana anak merasakan sekali bahwa sosok ayah itu ada untuknya. Ayah bisa bawa oleh2 tiap pulang, mengajak anak jalan2, bermain, bercerita, menanamkan nilai2 penting serta menjadi contoh sosok laki2 yang baik di mata anak.*
👩🏻2. kalau di fase laten tetap diganggu libido&dorongan seksual apa termasuk regresi? Bagaimana mengatasinya?
🌻 *bisa jadi seperti itu teh. Kalau dari teori psikoanalisa ini kemungkinan fase phaliknya ada masalah.*
*Kalau dilihat dari perkembangan zaman sekarang, banyak anak di usia laten (usia SD) sudah terganggu dengan libido ini. Banyak faktor penyebab, salah satunya kemajuan teknologi. Dari internet dan sinetron tivi anak belajar tentang hubungan lawan jenis yang sebenarnya belum saatnya bagi mereka. Inilah mengapa banyak ahli yang berpendapat bahwa waktu terbaik anak mulai berinteraksi dengan gadget adalah pada usia belasan tahun yaitu di masa genital*
*Solusinya adalah orangtua harus lebih berperan aktif, apalagi dalam interaksi anak dengan gadget dan televisi. Karena di zaman sekarang tentunya susah menghindari media2 tersebut. Dampingi anak agar terhindar dari konten yang tidak baik. Selain itu, perhatikan bagaimana lingkungan anak. Alihkan perhatian anak dari dorongan libidonya dengan banyak bermain fisik di luar seperti sepak bola, petak umpet, dll. Insya Allah anak tahap laten (usia SD) ini akan lebih mudah diarahkan dibandingkan saat usia remaja (genital). Yang penting adalah kita berusaha sebisa mungkin menjadi orangtua yang akrab dengan anak, insya Allah nasihatnya akan lebih didengarkan 😊*
👩Tercerahkan teh✨
Nuhun🙏🏻✅
Pertanyaan 2
✋Buninis
👩🏻1. Saya pernah baca di salah satu artikel bahwa fase oral bisa memanjang karena penggunaan dot/empeng. Apakah itu benar? Bagaimana penangannya?
🌻 *Benar. Penggunaan dot atau empeng bisa membuat anak terlalu lama dalam fase oralnya. Penyebabnya adalah saat kita menyusui langsung, maka pasti akan lebih ingat untuk melakukan penyapihan di usia 2 tahunan. Sedangkan anak yang biasa dengan dot maupun empeng, orangtua cenderung lalai untuk menghentikannya di usia tersebut karena sudah terlanjur 'enak' melihat anak bisa anteng minum sendiri dengan dot atau berkutat dengan empengnya. Jadi kebiasaan ini cenderung dibiarkan karena dianggap nanti kalau sudah besar juga bisa berhenti sendiri.*
*Ada lagi yang salah kaprah yaitu masa setelah menyapih anak lepas dari ASI, malah melanjutkan dengan pemberian sufor melalui dot. Padahal ini sama saja anak akan masih berkutat di fase oralnya.*
*Maka Solusinya adalah pada usia 2 tahunan tersebut anak harus disapih bukan hanya dari menyusu langsung dari ibunya tapi juga penghentian menggunakan dot atau empeng. Ajarkan untuk minum langsung dari gelas atau bisa dengan media seperti sedotan. Terlalu lama dalam satu fase tentunya berdampak kurang baik. Ajak anak melangkah ke tahap selanjutnya* 😊
✋Tanggapan dari Mom Fitri
👩🏻Anak 20 bln,
Anak saya untuk tidur pake dot atau nenen klo ada saya, gmn ya supaya bisa tidur tanpa dot untuk nanti penyapihan?
🌻Caranya sama seperti cara menyapih dari ibunya langsung teh. Nanti gimana teknisnya pernah dibahas di grup learning mama. Insya Allah nanti ada adminah yang kasih link nya yaa 😊
Semoga berhasil menyapih dengan cinta ya teh 🤗
🌻Teh fitri, ini sudah saya catatkan hasil dari kulwap learning mama tentang cara menyapih dengan cinta ya. Menyapih anak dari menyusu langsung dan dari dot itu sepaket langsung dalam waktu bersamaan. Semoga bermanfaat ya teh 😊🙏
WWL/weaning with love/menyapih dengan cinta
Usia dua tahun biasanya menjadi waktu paling pas untuk balita berhenti menyusui pada ibu atau disapih. Namun berbagai penolakan sering terjadi, baik dari balita sendiri atau ketidaksiapan dalam diri si ibu. Menyusui merupakan momen istimewa antara ibu dan bayi. Karena itu walau memang sudah masanya, banyak ibu yang merasa enggan kehilangan momen istimewa tersebut.
Mereka juga khawatir anak akan merasa tidak dicintai dengan disapih. Untuk itu proses menyapih harus dilakukan secara bertahap dan tanpa paksaan agar tidak berdampak buruk kepada kedua belah pihak. Agar si kecil tidak terguncang secara psikologis dan agar si ibu juga lebih rela menyapih dan tidak mengalami bengkak payudara yang parah akibat penyapihan yang terjadi secara tiba-tiba.
Ada beberapa tips untuk menyapih anak dengan cinta:
1) Lakukan proses menyapih secara bertahap dan perlahan: misalnya dengan mengurangi secara bertahap frekuensi menyusui. Bisa dimulai dengan mengurangi frekuensi menyusui saat siang. Baru kemudian bertahap mengurangi frekuensi menyusui di malam hari. Kata kuncinya: do not offer, do not refuse (jangan menawarkan, tetapi jangan menolak jika anak meminta)
2) Alihkan perhatian anak dan buat anak sibuk dengan berbagai kegiatan. Saat siang, ketika si anak meminta untuk menyusu alihkan perhatiannya dengan berbagai kegiatan seperti menyanyi, membaca, tertawa bersama. Kalau dia haus, biasakan untuk memberikan air putih atau jus buah. Biasanya disini peran ayah sangat dibutuhkan sebagai figur yang melengkapi sang ibu. Kalau ayah sedang ada di rumah, ayah bisa membantu untuk mengalihkan perhatian anak dari keinginan untuk menyusu pada ibunya
3) Lakukan komunikasi yang baik dengan anak. Ingat, seberapa kecil usia anak, anak tetap mengerti dan memiliki kemampuan utk mengerti kata-kata dari orang di lingkungannya.
4) Hindari menyapih saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal, marah. Hindari juga menyapih anak saat terjadi perubahan besar lain pada hidupnya, seperti mulai ditinggal bekerja, pindah rumah, mulai sekolah, atau ganti pengasuh.
5) Hindari menyapih anak dari menyusu ke benda lain seperti empeng, botol susu, bantal, dsb.
Jadi, apa saja kata kunci menyapih dengan cinta:
🌿🌿MENYAPIH SESUAI KESEPAKATAN ORANG TUA DAN ANAK, TIDAK MEMAKSA, TIDAK PASANG TARGET, TIDAK MENGGUNAKAN OLESAN-OLESAN PAHIT, TIDAK MEMBOHONGI ANAK, TIDAK MENGGUNAKAN KALIMAT-KALIMAT YANG NEGATIF DAN MENGINTIMIDASI ANAK🌿🌿
📚*Izin menambahkan yg bagian penyapihan dari hasil obrolan digroup yah*
*[NGOBRAS LM - WWL]*
🍀Sumber : FB Fatimah Berliana Monika Purba 🍀
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10209475394267637&id=1409280466
👩🏻2. Untuk individu-individu yang fase psikoseksualnya tidak terpenuhi dengan baik, adakah cara penanganan yang bisa dilakukan orang tua?
🌻 *jika individu tersebut sudah terlanjur memasuki usia dewasa, maka bisa ditangani dengan beberapa terapi khusus yang menggali alam bawah sadarnya*
*jika masih anak2, sebisa mungkin kita perbaiki. Akui kesalahan dan jangan sungkan minta maaf kepada anak jika ada kesalahan yang terlanjur dilakukan di tahap perkembangannya. Misalnya kita melakukan toilet training dengan kasar. Trauma atau kenangan buruk biasanya akan tetap ada di alam bawah sadar anak, tapi sebisa mungkin kita tumpuklah kenangan buruk itu dengan banyaaaaak kenangan baik di masa sekarang. Berikan usaha terbaik kita untuk bisa dekat dan memeluk jiwa anak yang kemarin mungkin sempat terluka. Insya allah itu adalah pengobatan jiwa terbaik dari orangtua untuk anaknya* 😊🙏✅
Pertanyaan 3
✋Mom Rianti
👩🏻1. Sampe umur berapa anak laki2 boleh lihat aurat ibu nya?maksudnya telanjang ketika ganti baju atau saat mandi..
🌻 *ini tadi sudah ada saya jelaskan di pertanyaan sebelumnya ya, mom. Orangtua lebih baik tidak mandi bersama anak untuk menanamkan rasa malu jika organ pribadi dilihat. Anak sebisa mungkin tidak melihat aurat ibunya saat memasuki tahap phalik (sekitar 3-5 tahun) dimana ia mulai bisa membedakan jenis kelamin laki2 dan perempuan.* 🙏
👩🏻2. Kalo anak laki2 sering main dgn anak perempuan apakah akan mengganggu psikoseksualnya ketika sudah besar?
🌻 *jika usia anak masih kecil yaitu hingga masa phalik berakhir di usia 5 tahun, anak masih wajar senang bermain dengan yang berbeda jenis kelamin, mom*
*Namun saat sudah mulai masuk fase laten, anak biasanya akan senang bergaul dengan yang sejenis. Misalnya anak2 perempuan bermain masak2an, anak laki2 bermain bola. Bermain bersama ramai2 seperti petak umpet juga gak masalah. Yang harus diwaspadai kalau 1 anak laki2 mainnya sama geng anak cewek terus atau sebaliknya 1 perempuan main dengan geng laki2 terus. Ini tentu akan berpengaruh untuk kedepannya karena akan menentukan sifat feminin dan maskulin anak di masa mendatang*
Demikian ya mom 😊🙏✅
Sesi 3⃣
Pertanyaan 1
✋ mom eliza
👩🏻bagaimana penanganan untuk anak ataupun orang dewasa yang sudah terlanjur mengalami pelecehan dr sesama jenis agar penyimpangan itu tidak menular ?
maap tambahan: kejadian ini baru minggu kemaren terjadi. teman saya yang cenderung pendiam baru dilecehkan oleh teman barunya. kbtulan mereka bertemu di acara yg mengharuskan mereka menginap satu kamar bersama. di malam hari tiba2 temannya itu melakukan hal yg tidak pantas..
🌻 *Ya Allah, kasihan sekali temannya, teh 😟*
*Teh, itu pasti banget ada traumanya. Harus disembuhkan. Ajak ke psikolog ya teh biar segera ditangani.*
*saya tidak bisa memberikan cara terapinya disini karena sama seperti dokter, harus ada pemeriksaan langsung dulu sama kondisi kejiwaan temen teteh. Harus ketemu psikolog atau psikiater langsung.*
*Yang bisa teteh lakukan sebagai teman adalah terus memberikan dukungan dan motivasi padanya, siap jadi tempat curhat, menjaga rahasianya, membantu untuk tidak bertemu dulu dengan pelaku agar tidak sampai kejadian terjadi berulang, dan mengantarnya ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan langsung.*
*seperti itu teh, semoga berkenan 🙏*
👩🏻 iya kebetulan temen saya nya cenderung pendiam, introvert, dan memang blm prnah punya hubungan dg lawan jenis. jd makin khawatir .... terimakasi saran nya mba :)
oh ya bagaimana cara saya mengajak dia k psikolog agar tidak tersinggung?
🌻Sampaikan saja teh kalau teteh khawatir sama kondisi dia pasca mengalami pelecehan tersebut. Teteh katakan teteh peduli padanya dan ingin agar temen teteh tidak sampai trauma berkelanjutan. Karena kalau dibiarkan bisa berefek depresi, mimpi buruk terus menerus, dll. Makanya yuk ku temenin konsultasi ke psikolog 😊❤
Gitu aja teh kira2 🙏
Bahasanya bisa diatur sesuai gimana teteh biasanya. Yang penting tunjukkan kepedulian teteh ❤
👩🏻sip makasi ya mba penjelasannya jd tercerahkan ✅
Pertanyaan 2
✋ mom Fajrin
👩🏻1. Terinspirasi dari bahasan cemburu, anak gadis saat ini sering begitu, tetiba nyelempit di tengah", slalu berusaha memisahkan (curcol dikit) 😅
Pertanyaannya, jika ibu dan ayah sering memperlihatkan kemesraan (pelukan, cium) di depan anak, apakah tidak apa-apa? Atau sebagaiknya gimana?
🌻 *tidak apa2, justru itu menunjukkan keharmonisan orangtuanya dan membuat suasana keluarga hangat akan kasih sayang. Tapi tetap dalam koridor batasan ya, misalnya yang ditampilkan di depan anak hanya saat cium kening. Karena ini tanda sayang. Jangan lupa anaknya juga harus kebagian banyak jatah cium dan peluk dari ortu 😊*
👩🏻2. Bagaimana cara mulai mengenalkan perbedaan jenis kelamin pada anak? Apakah perlu mnggunakan media? Gambar misalnya, atau bagaimana?
🌻*sebenarnya anak biasanya akan mulai sadar sendiri saat masuk fase phalik. Tapi dengan bimbingan langsung dari orangtua tentunya akan jauuuuuuh lebih baik. Menggunakan media seperti buku2 edukasi juga baik sekali dan akan lebih memudahkan ortu dalam menjelaskan. Apalagi dengan momen membacakan buju atau bercerita akan semakin menguatkan bonding atau ikatan dengan anak* 😊
👩🏻Hhii iya dia lbih seriiing bgt cmburunya 😆
Tentuuu tiap waktu slalu kami dihujani dgn ciuman 💋 sbelum mereka gengsi diciumin emak bapaknya 🤭
Siip banget, hanupiis 😘✅
Pertanyaan 3
✋ Mom Arin
👩🏻Assalamu'alaikum. Dok ponakan ipar saya kelas TK b dan kelas 3 sd kakak beradik menjadi korban sodomi oleh pamanya. Sudah di bawa ke psikolog tp hanya 1x. Dan tidak di bawa lagi dengan alasan takut anak malah jadi teringat. Dan malah pernah setelah kejadian tsb. Si kakak mainin mr.p nya ponakan saya yg msh 3 thn. Apa yg bsa saya / kakak lakukan untuk membantu menyembuhkan mereka ya dok?
🌻 *wa'alaikumsalam wrh wbt, teh 😊*
*Ya Allah, miris sekali anak sekecil itu sudah mendapat perlakuan seperti itu, pengen peluk rasanya 😢*
*Teh, sayang sekali kalau ke psikolog cuma sekali dan malah dihentikan. Belum bisa sembuh hanya dengan satu pertemuan, teh. Justru kalau dibiarkan begitu saja, peristiwa itu akan membekas di jiwanya, teh. Masuk ke alam bawah sadar yang nantinya berpengaruh sampai si anak dewasa. Kasian teh. Walaupun sekarang tampak tidak apa2, tapi hati anak, siapa yang tahu?*
*segera bawa ke psikolog atau psikiater, teh. Semakin cepat penanganan semakin baik. Ini hampir sama kayak pertanyaannya pertama di sesi ini tadi ya*
👩🏻 orang tuanya sulit dikasih tau dok. Saya sendiri sering memancing menanyakan keduanya. Tp jawabanya selalu sudah sembuh.
Bingung dok mau menyampaikan ke mereka dg cara bagaimana
🌻Mungkin orangtuanya malu, teh. Coba teteh cari dan minta tolong sama orang yang mereka hormati dan biasanya didengarkan pendapatnya. Kalau lewat perantara oranglain juga gak bisa, yasudah teh. Kewajiban teteh kan hanya memberi tahu dan menyarankan solusi terbaik. Setelah itu semua tanggung jawab dari orangtua dari si anak tersebut. Do'akan saja teh 🙏
👩🏻jazakumullah khair dok atas jawabanya. In syaa ALLAH saya coba diskusikan dg kakak dsn kakak ipar✅
Sesi 4⃣
Pertanyaan 1
✋ dian
👩🏻 terimakasih kesempatan nya mam..
bgini bu psikolog, kan teori nya anak dikenalkan dengan nama asli alat kelaminnya.. seperti vagina/penis. tp kalau misal nya anak di kenalkan juga. bahwa vagina itu sama dengan *maaf -> pipit.. penis itu nama lainnya juga burung/titit itu gmn bu?
apa konsekuensi nya?
terimakasih
🌻 *tidak apa2 mom, malah bagus menambah wawasan anak. Nanti kalau di lingkungannya bicara dengan menggunakan istilah2 tersebut anak jadi bisa mengerti. Hanya saja yang paling utama lebih baik gunakan bahasa sebenarnya pada anak* 😊✅
Pertanyaan 2
✋dijah
👩🏻(sebenernya sy belum manjat sampe atas, maaf klo sudah ada ygtahunya nanya 🙊) ayyash ( 2y4m) hampir setiap hari main hanya dengan sy dan kakaknya, paling kalau sore (1,5jam)sy ajak nganter kakaknya ngaji ketemu dg teman sebayanya sesama laki2. Mungkin karena hal itu, ayyash jadi sering niru2 gaya kakaknya (kakakny perempuan 5 y7 m), keinginannya pun pengennya selalu sama. Kakanya sholat pake mukena,dia pengen jg. Ngomongnya jg lembut2 kaya kakanya. Sy jadi khawatir (karena sy orgnya parnoan mba). Sy sudah jelaskan kakak dan adek beda bla bla bla.. Kadang dia nurut. Tp kadang kekeuh pengen sama. Bagaimana ya ngasih pengertiannya? Apa sy yg terlalu khawatir?
🌻 *wajar kalau seorang ibu khawatir, teh* 😊
*masih usia 2 tahun masih gakpapa, teh. Dia belum paham perbedaan laki2 dan perempuan, dan hanya meniru orang terdekatnya. Dan disini kakak perempuannya yang menjadi modelling dari si adik.*
*yang penting, jangan sampai sekali pun dituruti keinginan anak pakai mukena atau baju wanita lainnya, teh. Jangan coba2 karena nantinya anak bisa menganggap itu hal yang wajar. Katakan bahwa adik itu sama dengan ayah. Ayah tidak pernah pakai mukena kan?*
*Dekatkan anak dengan sosok ayahnya agar anak meniru sifat maskulinnya.*
Demikian, bunda 😊🙏✅
🌻🌻🌻Baik, terimakasih kepada mama2 semua yang sudah setia belajar bersama dengan saya di kelas kulwap ini. Antusiasnya luar biasa, terimakasih banyak 🙏❤😊
Mohon maaf jika perkataan saya ada yang menyinggung mama2 disini, atau saya kurang jelas dalam menjawab pertanyaan..
Semoga apa yang kita pelajari hari ini membawa banyak manfaat sebagai bekal kita membersamai anak dalam tahap perkembangannya ya.
Anak adalah titipan dan amanah dari Tuhan yang kelak harus dipertanggungjawabkan. Ia juga adalah aset terbaik kita karena do'a anak yang sholeh adalah amal jariyah yang pahalanya tidak terputus. Maka mari berikan usaha dan kesabaran terbaik kita untuk membimbing anak. Ingatlah bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil ❤
Happy parenting 💞
Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh..🌻🌻🌻
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔅🔆🔅LEARNING MAMA COPYRIGHT 2018🔅🔆🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥FP : Facebook.com/learningmamaa
📷Instagram : Instagram.com/Learningmama.indonesia
🌐Web : www.Learningmamaindonesia.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar