*Tanggung Jawab Para Pendidik (Bagian Pertama)*
*Secara Umum*, Syaikh Abdullah Nassih membagi tanggung kawab menjadi 7 pasal, yang meliputi:
Tanggung Jawab:
1. Iman
2. Moral
3. Fisik
4. Akal
5. Kejiwaan
6. Sosial
7. Seksual
Untuk pertemuan pertama ini, insyaAllah kita akan membahas Pasal 1 dan Pasal 2 dulu. 😊🙏
*Pasal 1. Tanggung Jawab Pendidikan Iman*
Salah satu peran terbesar dalam suksesnya pendidikan adalah *peran pendidik*. Ia adalah tanggung jawab yang besar, berat, dan fundamental.
Karena, tanggung jawab ini sudah dimulai sejak kelahiran, hingga anak tumbuh, sampai pada usia pra pubertas, pubertas, hingga _mukallaf_ (terbebani kewajiban).
(Cat: Di Bab lain, penulis bahkan menyebut tugas Pendidikan Anak Calon Ayah sudah mulai dr sblm menikah dengan memilihkan ibu terbaik bagi anaknya.)
Yang dimaksud tanggung jawab Iman adalah:
_"mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun islam, dan dasar-dasar syariat semenjak anak sudah mengerti dan memahami"_
> Yang dimaksud dengan *dasar-dasar keimanan* adalah segala sesuatu yang ditetapkan melalui pemberitaan yang benar akan:
• hakikat keimanan
• iman kepada Allah
• iman kepada malaikat
• iman kepada kitab2 samawiyah
• iman kepada semua Rasul
• iman surga, neraka
• dan semua perkara yang ghaib lainnya
> Yang dimaksud dengan rukun Islam adalah semua peribadatan anggota dan harta, seperti:
• Shalat
• Puasa
• Zakat
• Haji (bagi yg mampu)
> Adapaun yang dimaksud dengan perkara syariat adalah setiap perkara yang mengabtarkan kepada Manhaj Rabbani (jalan Allah) dan ajaran2 Islam yang meliputi:
• Aqidah
• Ibadah
• Akhlak
• Hukum
• Aturan2
dan ketetapan2..
Telah disepakati bahwa seorang anak itu dilahirkan di atas fitrah tauhid, akidah keimanan kepada Allah, berdasarkan kesuciannya (lihat QS. Ar-Rum [30] : 30). Kedua orangtuanya lah yang menjadikannya Nasrank atau Majusi (lihat HR. Bukhari dari Abu Hurairah).
Maka jika ia disuguhi pendidikan rumah yang baik, suasana sosial yang baik, dan lingkungan belajar Yudi yang aman, insyaAllah ia akan menjadi anak yang tumbuh di atas keimanan yang kuat.
Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, maka orangtua dan para pendidik harus mengetahui batasan-batasan tanggung jawab berikut ini:
*1. Membina mereka untuk selalu beriman kepada Allah*
Hal tersebut dengan jalan _*ta'amul*_ (merenungi) dan _*tafkir*_(memikirkan) penciptaan langit dan bumi.
Bimbingan ini diberikan saat mereka masuk dalam usia _tamyiz_ (bisa membedakan yang baik dan buruk).
_(cat: untuk pengajaran iman anak usia dini dibahas Syaikh Abdullah dibagian Bab 3 tentang metode dan sarana)_
Alangkah baiknya jika pengajaran dalam masa ini diberikan secara bertahap:
> dari hal-hal yang bisa diindera ke hal2 yang rasional
> dari perkara yamg bersifat potongan ke hal-hal yang menyeluruh
> dari yang sederhana kepada yang kompleks
Agar para pendidik pada akhirnya bisa menghantarkan anak-anak kepada perkara keimanan dengan bukti dan argumentasi yang memuaskan.
Metode bertahap dari yang rendah menuju ke yang lebih tinggi dalam memgetahui sesuai hakikat merupakan cara Al Quran Al Karim (silahkan pelajari QS. An-Nahl: 10 - 17, QS. Al - Baqarah: 164, dan masih banyak lagi)
Ketika anak-anak di masa kecilnya telah memiliki keimanan yang mantap, dalil-dalil ketauhidan telah merasuk dalam pikiran dan hatinya, maka para perusak tidak akan mampu mempengaruhi otaknya yang sudah matang, pribadinya yang matang dengan iman, keyakinan yang menancap, dan qana'ah yang sempurna.
*2. Menanamkan*
*> Ruh Kekhusyukan,*
*> Taqwa,*
*> Ibadah kepada Allah Rabb Semesta Alam*
Yaitu dengan cara membuka penglihatan mereka terhadap kekuasaan Allah yang penuh keajaiban.
Hati yang penuh dengan hal itu akan khusyuk dan tunduk kepada keagungan Allah SWT.
Tiap jiwa yang memiliki perasaan ini juga akan merasakan ketaqwaan dan rasa _muraqabatullah_(merasa diawasi Allah).
Jika telah demikian, *maka anak akan tumbuh dengan merasakan:*
• *nikmat ketaatan*
• *manisnya beribadah*
• *dan ketenangan bathin*
_(cat: Subhanallah kan kalau anak2 kita bisa tumbuh dengan perasaan-perasaan seperti ini 😊👆)_
Salah satu sarana utama penguat khusyuk dan taqwa adalah dengan melatih anak di usia tamyiz agar melaksanakan Shalat dengan Khusyuk. Khusyuknya shalat adalah ciri-ciri mukmin yang jujur (lihat QS. Al-Mu'minun: 1-2).
Kedua, dengan khusyuk dan menangis di saat menyimak bacaan Al Quran (lihat QS. Az-Zumar: 23, QS. Al-Hajj: 34-35).
Diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah SAW pernsh bersabda (yang artinya):
_"Bacalah Al-Quran lalu menangislah. Jika kalian tidak bisa menangis maka bersikaplah seperti orang menangis"_
Cerita tentang tangis dsb khusyuknya Rasulullah, Para Sahabat, dan para Salaf dalam shalat dan mendengarkan Al Quran ada banyak sekali, hingga tak terhitung.
_*Dengan senantiasa mengingatkan, tekun dalam menuntun, dan memberikan keteladanan, maka kekhusyukan akan menjadi akhlak dasar seorang anak dan akan menjadi tabi'at yang mulia baginya*_
*3. Mendidik dalam diri mereka ruh _muraqabatullah_ (merasa diawasi Allah)*
Menanamkan kepribadian anak yang merasa selalu diawasi oleh Allah SWT *harus menjadi tujuan dan keinginan pendidik yang besar*. Hal itu dengan cara membiasakan anak untuk merasa diawasi dalam:
• tindakannya
• pikirannya
• perasaannya.
Adalah sebuah kisah tentang Sahl bin 'Abdillah At-Tusturi, seorang tokoh yang terkenal dengan kebijakannya dan keshalihannya.
Ia berkata (yang artinya):
_"Ketika aku masih berusia *tiga tahun*, aku bangun malam._
_Aku *menyaksikan* pamanku (Muhammad bin Siwar) sedang melaksanakan shalat._
_Pada suatu hari, ia berkata kepadaku,_
_'Apakah kamu mengingat Allah yang telah menciptakanmu?'_
_Aku menjawab, 'Bagaimana cara mengingat-Nya?'_
_Ia menjawab, 'katakanlah di dalam hatimu di saat engkau berbaring di tempat tidurmu tiga kali tanpa menggerakkan lisanmu: Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku'"_
Sahl pun melaksanakan apa yang diajarkan pamannya. Kemudian pemannya menambahkan lagi, dan menambahkannya lagi hingga Sahl menyatakan bahwa Ia merasakan kelezatan dalam mengingati Allah.
Inilah salah satu contoh bagaimana para pendidik mengajarkan muroqabatullah.
*Selain faktor keteladanan*,
> para pendidik perlu mengajarkan keikhlasan kepada Allah SWT dalam setiap perkataan dan perbuatan (lihat QS. Al-Bayyinah: 5),
agar anak merasa diawasi dalam setiap *tindakannya*.
> para pendidik perlu mengajarkan bahwa tidak ada yang dapat menerima suatu amal kecuali Allah SWT.
> Para pendidik hendaknya mendidik anak agar gemar ber-introspeksi terhadap hal-hal yang negatif. Co: dengan menghafal dan menghayati ayat terakhir QS. Al Baqarah.
***
*Kesimpulan Pasal 1*
Keimanan kepada Allah adalah fondasi perbaikan bagi anak.
Keimanan akan berpengaruh pada akhlak. Aqidah akan berpengaruh pada amal perbuatan.
Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Hadits Ibnu Abbas r.a, ia berkata (yang artinya):
_"Pada suatu hari, aku berada di belakang Rasulullah SAW._
_Beliau kemudian bersabda,_
_'Wahai anak, aku ajarkan engkau beberapa kalimat:_
_Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Dia 'dihadapanmu'_
_Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah.. dan jika hendak minta tolong, minta tolonglah kepada Allah._
_Ketahuilah,_
_walaupun seluruh manusia bersepakat untuk memberimu suatu manfaat, maka mereka tidak akan bisa memberi manfaat kecuali dengan apa yang telah ditetapkan Allah._
_Dan, walaupun semua manusia bersepakat untuk menimpakan bahaya kepadamu, maka mereka tidak akan bisa menimpakan bahaya kecuali dengan apa yang telah ditetapkan Allah._
_Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering"_
***
(cat: di akhir Pasal 1, Syaikh Abdullah Nassih memberikan rekomendasi buku2 untuk pengajaran aqidah dan tauhid dari usia pra baligh, baligh, di atas 20 thn.)
*Pasal 2. Tanggung Jawab Pendidikan Moral*
Maksud dari pendidikan Moral adalah kumpulan dasar-dasar pendidikan moral serta keutamaan sikap dan watak yang *wajib dimiliki oleh seorang anak semenjak berusia tamyiz hingga ia mukallaf*.
Hal ini akan menjadi bekal yang terus berlanjut secara bertahap menuju fase dewasa dalam mengarungi lautan kehidupan.
Di pasal 1 telah dibahas tentang Pendidikan Keimanan. Pendidikan Keimanan yang benar akan memberikan buah dalam bentuk *akhlak, tingkah laku, dan watak*. Pertahanan agama yang mengakar akan menjadi benteng pemisah terhadap perbuatan2 tercela.
Tanggung jawab para pendidik dalam pendidikan moral sangat luas.
Setidaknya, ia mencakup beberapa hal:
(1) Shidiq (kejujuran)
(2) Amanah (dipercaya)
(3) Itsar (mendahulukan kepentinhan orang lain),
(4) Menolong orang yang kesusahan,
(5) Memuliakan tamu,
(6) Berbuat baik kepada tetangga
(7) Saling mencintai terhadap sesama
(8) Menyucikan lisan dari celaan, pertengkaran, kata2 keji dan kotor
(9) Mengangkat anak2 dari kebiasaan buruk
(10) Menghindarkan dari empat perbuatan paling buruk: berbohong, mencuri, mencaci maki, kenakalan dan penyimpangan.
(cat: penjelasan detail bisa dilanjutkan di belajar mandiri di buku).
Di kesempatan kali ini kita akan membahas poin ke 10. Yakni Bohong, Mencuri, Mencaci Maki, dan Kenakalan Penyimpangan.
☘ *Dusta dan Mencuri*
Meskipun orangtua dan pendidik telah melaksakan kewajibannya untuk melarang berbuat bohong dan mengajarkan tentang mudharat dusta, *keteladanan adalah pijakan terbaik dalam pendidikan anak*.
Artinya,
• *Tidak boleh orangtua dan pendidik berbohong kepada anak-anaknya, termasuk dengan alasan untuk mendiamkannya ketika menangis atau marah*.
Kebohongan pun dapat menghilangkan rasa percaya anak, melemahkan pengaruh nasehat, dan memberikan contoh buruk bagi anak.
Rasulullah SAW telah memberikan peringatan yang tegas terkait dusta, meskipun di hadapan anak-anak atau dalam keadaan bercanda.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Al-Baihaqi, dari Hadits Abdullah bin 'Amir r.a. Ia berkata (yang artinya):
_"Pada suatu hari, ibuku pernah memanggilku sedangkan Rasulullah kala itu duduk di rumah kami._
_Ibuku berkata, 'Kemarilah, aku akan memberimu'_
_Rasulullah SAW berkata, 'Apa yang akan Engkau berikan kepadanya?'_
_Ibuku berkata, 'Aku akan memberinya sebutir kurma'_
_Rasulullah SAW kemudian berkata,_
_*'Jika seandainya tidak memberinya sesuatupun, maka engkau akan dicatat sebagai pendusta'"*_
Masih banyak dalil lain yang terkait larangan berdusta meskipun bercanda dan kepada anak2.
Hendaklah orangtua dan pendidik menanamkan dalam diri anak2 keyakinan akan kehadiran Allah, rasa takut padaNya, dan rasa harap kepada balasan kebaikan yang dijanjikanNya.
Sebuah kisah tentang didikan seorang ibu tentang kejujuran datang dari ulama besar bernama Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani rahimahullah berkata (yang artinya):
_"Semenjak aku dibesarkan, aku telah membangun urusanku di atas kejujuran._
_Demikian itu ketika aku keluar dari Makkah menuju Baghdad untuk mencari ilmu._
_Ibuku memberiku bekal uang sebanyak empat puluh dinar dan menekankan kepadaku untuk selalu jujur._
_Maka tatkala kami sampai di daerah Hamdan, kami dicegat oleh sekelompok pencuri. Mereka merampas harta dan rombongan._
_Kemudian lewatlah salah seorang di antara mereka di hadapanku kemudian berkata,_
_'Apa yang engkau bawa?'_
_Aku menjawab,_
_'Uang empat puluh dinar'_
_Orang itu mengira aku membohonginya sehingga kemudian ia tinggalkan aku_
_Kemudian ada yang lain lagi bertanya kepadaku,_
_'Apa yang engkau bawa?'_
_Aku memberitahukan apa yang aku bawa kemudian ia membawaku menuju pemimpin mereka._
_Ia lalu bertanya kepadaku,_
_'Apa yang mendorongmu selalu jujur?'_
_Aku menjawab,_
_'Ibu memerintahkanku untuk selalu jujur dan aku takut akan mengkhianatinya'_
_Kemudian pemimpin kelompok tersebut ketakutan lalu berlari menyobek bajunya, kemudian berkata,_
_'Engkau takut jika memgkhianati ibumu, sedangkan aku tidak takut telah mengkhianati Allah!'_
_Kemudian Ia (pencuri itu) memerintahkan untuk mengembalikan semua yang telah diambil dari para rombongan. Setelah itu ia berkata,_
_'Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah lewat dirimu'_
_Para pengikutnya pun berkata,_
_'Engkau adalah pemimpin kami dalam melakukan kejahatan, dan sekarang engkau pemimpin kami dalam bertaubat'_
_Maka bertaubatlah demuanya karena *berkah kejujuran"*_
☘ *Mencaci dan Mencela*
Adapun perbuatan buruk mencela dan mencemooh timbul dari *teladan yang buruk* dan *lingkungan yang rusak*.
Karena itulah,
_*wajib bagi para orangtua dan pendidik semuanya untuk:*_
_*• memberikan teladan yang baik bagi anak-anak mereka*_
_*• memberikan lingkungan tumbuh kembang yang baik*_
_*• mengajarkan ilmu tentang bahaya lisan.*_
Maka alangkah bahagianya jika mendapati seorang anak mengucapkan kalimat2 yg indah dan ucapan yang baik.
Terkait ini Syaikh Abdullah Nassih memberikan sebuah contoh teladan. Tentang sebuah kisah, seorang anak *BERUSIA 14 TAHUN* bernama *Dirwas bin Habib*.
Di usianya, ia menjadi salah satu *utusan untuk menemui Khalifah Hisyam bin Malik*.
Tujuannya adalah untuk meminta pasokan makanan karena telah lama terjadi musim kemarau.
Dengarkanlah ucapan beliau rahimahullah:
_"... Wahai Amirul Mukminin... Kami telah ditimpa paceklik selama tiga tahun,_
_Satu tahun lemak kami mencair, satu tahun daging kami dimakan, satu tahun tulang kami bersih... Sedangkan engkau memiliki kelebihan harta..._
_Jika harta itu milik Allah maka bagikanlah kepada orang2 yang berhak menerimanya..._
_Jika harta itu milik hamba2, maka atas dasar apa engkau menahannya?_
_Dan jika harta itu milik Anda, maka bersedekahlah.._
_maka Allah akan memberi pahala orang yang bersedekah.. dan Allah tidak akan menyia2kan balasan orang yang berbuat baik.._
_Ketahuilah Wahai Amirul Mukminin,_
_bahwasannya pemimpin bagi rakyatnya adalah ibarat nyawa bagi jasadnya... tidak akan hidup jasad tanpa adanya nyawa"_
(lanjutan kisahnya silahkan dicek di hlm 142)
(Cat: *MasyaAllah.. di usia 14 thn* seorang anak dapat berbicara dengan fasih, jelas, cerdas, dan berani).
☘ *Kenakalan*
*Adapun terkait perilaku kenakalan dan penyimpangan*, adalah penyakit terburuk baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Salah satu sebab utama adalah sikap *Taqlid buta* (Ikut-ikutan). Banyak sekali di kalangan pemudi pemuda saat ini yang _*semangat hidupnya adalah untuk memperindah penampilan saja, bergaya dalam berjalan, berlagak dalam berbicara, mengikuti hawa nafsu yang diharamkan, mengikuti pergaulan bebas, dan penyimpangan2 lainnya.*_
_*Dengan demikian,*_
_*ia akan berjalan dari satu kerusakan kepada kerusakan yang lainnya,*_
_*ia akan berpindah dari satu penyimpangan kepada penyimpangan lainnya.*_
Rasulullah SAW telah menjelaskan begitu banyak dasar-dasar yang benar dalam pendidikan akhlak.
Sebagian dari manhaj tersebut adalah:
(a). Menghindarkan anak dari perilaku ikut-ikutan (taqlid buta).
Hendaknya orangtua melakukan seleksi kepada setiap perkara (yang berkembang), apakah diperbolehkan atau diharamkan.
(b) Mencegahnya agar tidak tenggelam dalam kesenangan.
Maksud bersenang-senang di sini adalah tenggelam dan larut dalam kelezatan, kesenangan, kemewahan, *yang melalaikan dan melemahkan aktivitas dakwah dan sifat mujahadah.*
(c) Melarangnya menyaksikan dan mendengarkan musik/ nyanyian/tontonan yang mendekati perzinahan dan memicu syahwat.
Hal-hal diatas, bukan hanya dapat membawa dalam kelalaian, tapi juga dapat menjerumuskan anak ke dalam pemujaan syahwat dan hawa nafsu.
Televisi, Radio, (dan media elektronik lainnya) adalah alat dengan dua mata pedang.
Jika dimanfaatkan utk menyebarkan ilmu, mengokohkan akidah, dan sebagainya, maka ia akan menjadi kemashlahatan.
Jika isinya adalah tontonan perzinahan, pemicu syahwat, dan perbuatan keji, maka ia menjadi haram.
(Cat: diskusi lebih detakl terkait halal haram penggunaan media dsb bisa dipelajari di hal 146-147.)
(d) melarang bergaya dan berlagak seperti wanita (bagi laki2) dan sebaliknya.
(e) melarang membuka aurat, tabarruj, ikhtilat (bercampurnya laki2 dan perempuan), dan melihat hal2 yang diharamkan.
*Kesimpulan Pasal 2*
Demikianlah dasar-dasar pendidikan dan konsep amal yang telah diletakkan oleh agama Islam untuk keselamatan akhlak anak.
Tidak ada cara lain kecuali dengan mendidik, mengarahkan, dan membimbing anak-anak di atas prinsip2 yang telah disampaikan.
Siapakah yang mengatakan bahwa tenggelam dalam kenikmatan dan larut salam kemewahan tidak membahayakan pribadi anak?
Siapakah yang mengatakan bahwa mengikuti segala keinginan hawa nafsu dan kelezatan hawa nafsu tidak membahayakan pribadi anak?
Siapakah yang mengatakan bahwa bercampur baur tidak membahayakan pribadi anak?
Hendaklah setiap orangtua dan pendidik senantiasa *mengingat Allah* dan *kewajiban dalam mendidik anak*.
_*Kerahkanlah semua kekuatan Anda, dan laksanakanlah tanggumg jawab yamg dibebankan kepada Anda*_
_*Manakala kewajiban tersebut terlaksana dengan baik, maka Anda akan melihat anak-anak Anda menjadi bunga yang wangi di dalam rumah, purnama terang di masyarakat, dan "seakan malaikat" di atas muka bumi.*_
*وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُون*
(QS. At-Taubah: 105)
"Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya, serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu...'"
***
*بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم*
*Pasal 3. Tanggung Jawab Pendidikan Fisik*
Syaikh Abdullah Nassih Ulwan menjabarkan Pasal 3 menjadi 8 Sub Bab. Yakni:
1. Kewajiban Memberi Nafkah kepada Keluarga dan Anak
2. Mengikuti Aturan-aturan kesehatan dalam makan dan minun
3. Membentengi diri dari penyakit menular
4. Mengobati penyakit
5. Menerapkan Prinsip Tidak boleh Membahayakan Diri sendiri dan Orang lain
*6. Membiasakan Anak Gemar Berolahraga, melatih kekuatan, dan Menaiki Tunggangan*
*7. Membiasakan Anak untuk Zuhud dan Tidak Larut dalam kenikmatan*
*8. Menanamkan karakter sungguh2 dan Perwira kepada Anak.*
Di kesempatan ini, insyaAllah saya coba untuk *lebih fokus pada 3 poin terakhir*, sementara 5 point pertama akan tetap disampaikan sekilas.
*1. Kewajiban Memberikan Nafkah (yang baik) kepada Keluarga dan Anak*
_".....Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf....."_ (Lihat QS. Al Baqarah ayat 233).
Di diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda,
_"Satu keping dinar yang engkau sedekahkan di jalan Allah,_
_Satu keping dinar yang engkau sedekahkan untuk memerdekakan budak_
_Satu keping dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin_
_Satu keping dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu_
_*Pahala yang paling besar adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu"*_
Pemberian nafkah dari seorang suami kepada anak dan keluarganya adalah pemenuhan dasar untuk menjaga *kesehatan jasmani* keluarganya.
*2. Mengikuti Aturan-Aturan Kesehatan dalam Makan dan Minum*
Hendaknya gaya hidup sehat menjadi kebiasaan anak dan menjadi karakternya.
Gaya hidup sehat setidaknya mencakup:
> Menghindari makanan yang mengandung racun
> Tidak menambah makan dan minum di luar kebutuhan
> Menjaga adab makan dan minum
> Menjaga aturan tidur
dsb.
Adab-adab ini bisa dipelajari secara terpisan, khusus berkenaan fengan adab Makan Minum dan Tidur Rasulullah SAW.
Salah satu hadits yang Syaikha Abdullah Nassih sampaikan adalah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Turmudzi, bahwa Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
_"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi tempat yang paling jelek kecuali perutnya",_
_cukuplah bagi anak adam beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang rusuknya._
_Namum bila ia terpaksa melakukannya, maka hendaklah_
_⅓ isi (lambungnya) untuk makanan_
_⅓ untuk minuman_
_dan ⅓ sisanya untuk udara"_
*3. Membentengi Diri dari Penyakit Menular*
Wajib atas seorang pendidik untuk menghindarkan anak dari orang yang sedang terkena penyakit menular.
Karena penyakit harus dicegah, dan terutama jangan sampai menjadikan penyakit itu sebagai wabah.
Diriwayatkan dalam _shahihain_ dr Abu Hurairah SAW, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
_"Janganlah sekali-kali orang yang sakit itu mendatangi orang yang sehat"_
(insyaAllah Panduan Praktis Bab ini akan kita bahas bersama dr. Erika dr Melbourne Spesialis kesehatan Keluarga)
*4. Mengobati Penyakit)*
Berobat adalah usaha manusiawi *untuk mencegah penyakit fan memberikan kesembuhan.*
Perintah untuk berobat pun telah ditegaskan dalam banyak riwayat.
Sebagian di antaranya,
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan selainnya dari Jabir bin Abdillah e.a bahwa Nabi SAW bersabda,
_"Setiap penyakit itu ada obatnya. Jika obat telah mengenai penyakit, maka akan sembuh dengan izin Allah 'Azza Wa Jalla."_
(insyaAllah Panduan Praktis Bab ini akan kita bahas bersama dr. Erika dr Melbourne Spesialis kesehatan Keluarga)
*5. Menerapkan prinsip Tidak Boleh Membahahakan Diri Sendiri dan Orang lain*
Diriwayatkan oleh Imam Malik, Ibnu Majah, dan Ad-Daruquthni, dari Hadits Abu Sa'id Al Khudri r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
_"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan menimpakan bahaya kepada orang lain"_
Para Fuqaha' dan ahli ushul menetapkan bahwa hadits ini merupakan kaidah paling penting yang telah diletakkan oleh Islam.
Berpijak pada kaidah yang termaktub dalam Hadits di atas, wajib bagi para pendidik untuk mengarahkan anak2nya dalam *mengetahui masalah kesehatan dasar* dan sarana2 pencegahan untuk menjaga kesehatan anak dan ketahanan tubuh.
(insyaAllah Panduan Praktis Bab ini akan kita bahas bersama dr. Erika dr Melbourne Spesialis kesehatan Keluarga)
[16/3 15:05] Indah Admin Karina Hakman: *6. Membiasakan Anak Gemar Berolahraga dan Menaiki Tunggangan*
Bagian ini dibahas cukup byk di dua Bab. Di Sub Bab Penyebab Kenakalan pda anak (hlm 83-87) dan Tanggung Jawab Pendidik.
Salah satu faktor mendasar yang menyebabkan kenakalan pada anak adalah *tidak termanfaatkannya kesenggangan waktu oleh anak2 dan Remaja*.
Sejak tumbuh kembangnya, fitrah anak-anak adalah senang *bergerak*, memanjat, melompat2, senang bermain, bersenda gurau, rekreasi, suka melihat pemandangan alam, dan suka olahraga.
*Para pendidik harus memanfaatkan potensi ini* dengan mengarahkannya kepada kegiatan-kegiatan yang
> positif
> menyehatkan badan > menguatkan otot
> meningkatkan kekuatan fisik.
Keluangan waktu pada anak2 dan remaja adalah *potensi pengembangan* dan Islam telah memberikan sarana2 pengembangan diri praktis untuk memanfaatkan potensi itu.
Sebagian di antaranya adalah:
> *Seni Berperang*
> Berkuda
> Berenang
> Bergulat
> Melompat
> Menelaah Buku-buku
> Rekreasi
> Olahraga
Terkait sarana2 ini, Syaikh Abdullah Nassih mengaitkannya dengan kebutuhan persiapan menghadapai *musuh2 Islam*, yakni salah satunya dengan mencantumkan QS. Al - Anfal : 60.
_"Dan *siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja* yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)."_
Dalam salah satu riwayat Shahih Imam Muslim, bahwa Nabi SAW membaca ayat tersebut, kemudian beliau SAW bersabda (yang artinya):
_"Sesungguhnya kekuatan itu ada dalam melempar._
_Sesungguhnya kekuatan itu ada dalam melempar._
_Sesungguhnya kekuatan itu ada dalam melempar."_
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam _Shahih_ nya bahwa Nabi SAW pernah meleaati para Sahabat di lapangan panah. Beliau kemudian memberikan penyemangat kepada mereka seraya bersabda (yang artinya):
_"Lemparlah (panahlah) oleh kalian! Sesunggungnya aku bersama kalian semua"_
*Urusan kekuatan fisik* dipandang penting oleh Allah. Hinggakan Allah lebih mencintai mukmin yang kuat dibanding mukmin yang lemah.
Diriwayatkan pula oleh Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda,
_" *Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada mukmin yang lemah* ._
_Namun masing-masing terdapat kebaikan, maka tamaklah terhadap apa saja yang bermanfaat bagimu,_
_mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah menjadi lemah._
(Hadits nya masih berkelanjutan, narasi lengkap silahkan dicek di buku)
Begitupun para Sahabat memberikan contoh,
Umar Ibnu Khattab r.a berkata,
_"Ajarilah anak kalian *memanah*, *berenang*, dan perintahkanlah mereka melompat ke atas kuda dengan sekali lompatan_
Seandainya para pendidik mengambil petunjuk dan arahan ini, sungguh *masa senggang* anak2 dan remaja dapat menjadi sarana untuk *meningkatkan kesehatan, ilmu, dan kekuatan* anak.
_*Sehingga sejak kecil mereka telah dipersiapkan untuk menjadi generasi Islam, tentara pemberani, da'i yang lurus, dan pemuda yang berkiprah"*_
*7. Membiasakan Anak untuk Zuhud dan Tidak Larut dalam Kenikmatan*
dan
*8. Menanamkan Karakter Bersungguh-sungguh dan Perwira kepada Anak*
Pendidikan fisik bukan hanya sebatas kuatnya tubuh. Namun juga kuatnya kesungguhan dan keperwiraan.
Pentingnya kesungguhan dan keperwiraan adalah berdasarkan petunjuk Nabi SAW, yang telah disebut di poin 5,
_"....Tamaklah terhadap segala sesuatu yang memberi manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau lemah"_
Jika seorang anak tidak memiliki kesungguhan dan pribadi yang lurus, maka kepribadiannya dan kejiwaannya akan mudah dihancurkan.
Hal ini bertujuan agar _*anak saat dewasa kelas bisa menegakkan kewajiban jihad dan dakwah kepada Allah sebagik dan semulia mungkin*_
Banyak Hadits yang menjelaskan tentang perintah Zuhud dan hidup sederhana.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Nu'aim dari Hadits Mu'adz bin Jabal secara marfu',
_"Hindarilah oleh kalian terlalu larut dalam kenikmatan (kemewahan) karena sesungguhnya hamba Allah (yang baik) itu adalah mereka tidak larut dalam kenikmatan (kemewahan)."_
Cukuplah Nabi kita SAW sebagai teladan yang baik dalam berperilaku hidup sederhana, dalam makan, pakaian, tempat tinggal.
Sehingga generadu Islam juga dapat merasakannya serta menjalani kehidupan sebagaimana yang telah diteladankan.
_*Hal ini bertujuan agar generasi ini selalu siap menghadapi segala kemungkinan yang akan menghadangnya*_
_Jika umat Islam terlalu lama larut dalam kenikmatan dan terus menerus dalam kesenangan, dan tergiur bujukan harta benda yang berlimpah, *maka mereka nantinya akan cepat sekali roboh dan menyerah kepada musuh*, dan *jiwa kesabaran dan ketegaran dalam berjihad di jalan Allah akan menjadi pudar dari jiwa-jiwa pemudanya*, sebagaimana sejarah runtuhnya kejayaan Andalusia yang masih segar dalam ingatan kita._
(lebih detail bagian ini ada di Pasal 4 tentang pendidikan Akal insyaAllah)
[16/3 15:05] Indah Admin Karina Hakman: ☘☘☘☘☘☘☘☘
Alhamdulillah telah *Pasal 3* yang telah disampaikan...
Bagi saya pribadi, yang disampaikan oleh Syaikh Abdullah Nassih 'Ulwan sangat relevan untuk kehidupan kita sekarang.
Menjadi tantangan tersendiri membangun kekuatan fisik hingga ke tahapan yang beliau jelaskan di zaman skrg.
InsyaAllah kelanjutannya adalah Pasal 4 dan 5 terkait pendidikan Akal dan Kejiwaan. Belum bisa janji bisanya kapan. Tapi diusahakan akan koeheren dengan materi HomeSchooling yang berkenaan tentang Bab tersebut. 😊
Untuk sementara ini, silahkan
• *direnungkan*
• *dikaitkan dan dianalisa* sesuai dengan kondisi keluarga masing-masing
• *mengevaluasi* pendidikan anak kita
• dan mulai *berpikir untuk perbaikan ke depannya*
• Bisa mulai mereka2 untuk menjadi bahan pertimbangan utk homeSchooling atau tidak.
Allahua'lam bishawab.
سُبْحَانَكَاللَّهُمَّوَبِحَمْدِكَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلا َّأَنْت
َ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Wassalamualaikum wr wb. 😊🙏
Rabu, 25 April 2018
Selasa, 24 April 2018
HSR tanya jawab dgn ustdz Kardita
[16/3 14:58] Indah Admin Karina Hakman: *Eh.. Tanya 03 ketinggalan...* (lompat langsung ke - 4....ini yg ke tiga oleh Ust Kardita yaaaa 😊👇
*Tanya 03*:
Makna Hadits
*Jawab 03*
3. Makna dari kalimat …orang duduk lebih baik dari orang berdiri dst… dalam hadits
Nabi saw yaitu mereka yang memilih duduk dan tidak ikut serta dalam fitnah dan
tidak melibatkan diri sedikitpun, tidak menghalalkan tumpahnya darah
saudaranya sesama muslim dalam keadaan bagaimanapun juga kecuali pada keadaan yang dikecualikan oleh syariat Islam yang mulia. Mereka hanya
mengambil langkah yang insya Allah paling aman, terutama bagi diri mereka
pribadi. Duduk berarti diam menjaga diri. Tidak cepat-cepat membenarkan suatu
hal dan tidak pula menghakimi yang dianggapnya salah. Mengambil cara yang
lebih tepat agar terhindar dari sifat kotor saling menghujat, menghina, dan
menjatuhkan. Yang mereka lakukan hanyalah bersabar dan berdoa meminta
perlindungan kepadaNya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits ini berisi peringatan keras
supaya menjauh dari fitnah dan anjuran untuk tidak turut campur di dalamnya,
sedangkan tingkat keburukan yang dialaminya tergantung pada sejauh mana
keterkaitan dirinya dengan fitnah itu.” (lihat Fath al-Bari [11/37]
Wallahu a’lam
[16/3 14:58] Indah Admin Karina Hakman: *Dari Teh Patra itu duluuuu....* Sekarang lanjut *Hasil tanya jawab dr Ust Kardita*
😊👇👇👇👇
*Tanya 01*:
Maksud Hadits
Maksud dari sabda Rasul saw dalam hadits Abu Daud dan Nasa’I yaitu pesan
beliau kepada Abdullah bin Amr bin Ash ra dalam kalimat:…
*berhati hatilah
dengan urusanmu sendiri lalu tinggalkanlah perkara yang umum*
adalah agar
beliau tidak mengikuti jalan dan kebiasaan kebanyakan orang-orang umum pada
zaman fitnah terjadi dan tidak terperdaya dengan pendapat mereka dikarenakan
kebanyakan mereka mengikuti kesesatan dan jauh dari kebenaran, yang
mengakibatkan beliau celaka dan binasa. Adapun orang-orang yang mengikuti
kebenaran sangat sedikit sekali dan diasingkan. Pensyarah kitab sunan Abu Daud
Syaikh Muhammad Syamsul Haq al Adzim Abadi dalam Aunul Ma’bud
menjelaskan bahwa maksud hadits tadi :…hendaklah kalian menjaga diri kalian
dan agama kalian serta tinggalkanah kebanyakan orang-orang jangan mengikuti
mereka. Ini merupakan keringanan (rukhshoh) agara meninggalkan amar ma’ruf
nahi munkar apabila orang-orang jahat sangat banyak dan orang-orang baik
sangat sedikit (pada zaman fitnah).
Wallahu a’lam
*Tanya 02*:
Tentang membaca Al Kahfi di hari Jumat
*Jawab 02*:
2. Dalam beberapa hadits Rasulullah saw dijelaskan bahwa mereka yang membaca
surat Al Kahfi baik sepuluh ayat pertama maupun terakhir akan dilindungi dari
fitnah Dajjal:
Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
akan ia maka, Kahfi Al surat dari pertama ayat sepuluh menghafal Barangsiapa “مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آیَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَھْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
terlindungi dari (fitnah) Dajjal” (HR. Muslim no. 809).
Dari An Nawas bin Sam’an, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
awal-awal bacalah, Dajjal zamannya mendapati kalian antara di Barangsiapa “فَمَنْ أَدْرَكَھُ مِنْكُمْ فَلْیَقْرَأْ عَلَیْھِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَھْفِ
surat Al Kahfi” (HR. Muslim no. 2937).
Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آیَاتٍ مِنْ آخِرِ الْكَھْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ ». قَالَ حَجَّاجٌ « مَنْ قَرَأَ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ سُورَةِالكَھْفِ
“Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al Kahfi, maka ia akan
terlindungi dari fitnah Dajjal.” Hajjaj berkata, “Barangsiapa membaca sepuluh
ayat terakhir dari surat Al Kahfi” (HR. Ahmad 6: 446. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
berkata bahwa sanad hadits ini shahih)
Imam Nawawi berkata, "Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu
tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang
yang merenungkannya tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga
pada akhirnya, yaitu firman Allah:
"Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil
hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . ." QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat
Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)
Diantara hubungannya fitnah Dajjal (akhir zaman) dengan surat al-Kahfi sebagai
benteng perlindungan dari fitnah Dajjal, yaitu:
Dalam surat al-Kahfi terdapat empat kisah:
Kisah pertama; tentang sekelompok anak muda yang beriman kepada Allah SWT
dan hidup di tengah pemerintahan yang zhalim, mereka menawarkan Islam
namun ditolaknya, kemudian mereka dikejar-kejar, lalu berlindung di gua (kahfi)
dan tertidur selama 309 tahun, kemudian tatkala bangkit kembali, keadaan negeri
berubah jauh dari sebelumnya dan penduduknya telah beriman kepada Allah.
(ayat 14-18)
Kisah Kedua, tentang seorang shohibul Jannatain (pemilik dua kebun) yang telah
diberi nikmat Allah, namun mengingkari nikmat itu, dan melupakan Allah serta
hari kiamat karena terlena dengan harta meskipun sudah diperingatkan
saudaranya.(Ayat 32-42)
Kisah ketiga, Kisah Nabi Musa as dan Khidr, tatkala Nabi Musa ditanya oleh
kaumnya, “Siapakah orang paling alim (pintar) di bumi ini?” Musa menjawab
bahwa dirinya-lah orang yang paling pintar di dunia. Kemudian Allah
mengingatkan nabi Musa as bahwa ada hamba Allah yang lebih pintar dan alim
dari dirinya, yang kemudian Musa as pun memohon kepada Allah agar
ditunjukkan tempat Khidr yang berada diantara dua pertemuan laut (Majma’ al-
bahrain). Namun setelah menuntut ilmu kepada Khidr, Musa as pun tidak tahan
dengan sikap Khidr as.(ayat 62-70)
Kisah keempat, tentang Zulkarnain seorang raja yang adil dan menebarkan
kebenaran ke seluruh negeri-negeri, hingga bertemu dengan suatu kaum yang
hampir tidak dapat dimengerti bahasanya. Namun meskipun beliau mempunyai
kekuasaan dan kemampuan, dalam melaksanakan tugasnya beliau masih tetap
meminta pertolongan dari pihak lain karena ketawadhuannya. “maka tolonglah
aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding
antara kamu dan mereka” (ayat 95)
Keempat kisah di atas mengandung pesan bahwa di dalam kehidupan ini terdapat
empat fitnah (ujian) utama:
Pertama, fitnah atau ujian memegang teguh agama. Dalam memegang teguh
agama dan menegakkannya, sering kali mendapat tantangan, terutama dari kaum
mapan, seperti para penguasa. Hal iini telah dialami para pemuda al-Kahfi
(ashabul Kahfi), namun Allah telah menyelamatkan mereka.
Kedua, fitnah atau ujian harta, hal ini di alami oleh salah seorang pemilik kebun
seperti yang disebutkan dalam kisah di atas. Dengan hartanya, dia mengingkari
Allah, bahkan mengingkari datangnya hari kiamat. Dia berkata: “dan aku tidak
mengira hari kiamat itu akan datang,” (ayat 38)
Ketiga, fitnah atau ujian ilmu, sehingga seseorang sombong dan mengira dirinya
paling pintar serta merendahkan pihak lain, sehingga hilang sifat tawadhu’ dan
enggan berkumpul menuntut ilmu bersama yang lain. Hal seperti ini pernah
terjadi dalam kisah Nabi Musa as dan Khidr.
Keempat, fitnah atau ujian kekuasaan. Dengan kekuasaannya seseorang
melakukan apa saja yang diinginkannya, menebar fitnah serta berbuat
kezhaliman. Hal ini berbeda sekali dengan kisah Dzulkarnain sang raja yang adil
dan bijak dan menebar kebenaran serta keadilan.
Nah, empat fitnah, atau ujian inilah yang akan terjadi pada saat datangnya Dajjal.
Dajjal akan melakukan kezhaliman berupa pemaksaan orang untuk beriman dan
beribadah kepadanya serta melupakan Tuhan Allah swt, kemudian memamerkan
kemampuannya melakukan sesuatu yang supranatural di luar kemampuan
manusia biasa, sehingga manusia mengimaninya. Ini adalah ujian memegang
teguh agama (fitnah al-din).
Dajjal juga sanggup memenuhi permintaan orang untuk menurunkan hujan di
suatu kawasan, dan dapat merubah pada pasir tandus menjadi kawasan yang
subur dan rindang. Ini merupakan bentuk fitnah harta (fitnah al-maal)
Dajjal juga mampu menebar orang-orang yang dapat memberitakan prediksi-
prediksi yang akan terjadi sehingga manusia mempercayainya, Ini merupakan
bentuk fitnah ilmu pengetahuan (fitnah al-‘ilm)
Dan dengan kekuasannya Dajjal pun dapat memaksakan kehendaknya kepada
seluruh negeri (fitnah al-sulthoh/kekuasaan). Keempat fitnah ini merupakan
fitnah yang dahsyat bagi kaum muslimin di setiap zaman dan tempat. Oleh karena
itu Rasulullah saw telah memberi peringatan agar kita membaca surat al-Kahfi,
mentadabburinya, serta merenunginya, terutama pada empat kisah di atas.
Wallahu a’lam
*Tanya 04*:
*Bagaimana membedakan Dai Su'u dan Dai yang benar?*
*Jawab 04*
4. Membedakan antara dai suu dan ulama yang sebenarnya yaitu dengan
memperhatikan ciri-cirinya yang sudah dijelaskan oleh para ulama, diantaranya:
a. Imam Syafi’i pernah berkata: Nanti di akhir zaman akan banyak Ulama yang
membingungkan Umat, sehingga Umat bingung memilih mana Ulama Warosatul
Anbiya dan mana Ulama Suu’ yang menyesatkan Umat. Lantas murid Imam Syafi’i
bertanya: “Ulama seperti apa yang kami harus ikuti di akhir zaman wahai guru?”
Beliau menjawab: “Ikutilah ulama yang dibenci kaum kafir, kaum munafiq, dan
kaum fasik. Dan jauhilah ulama yang disenangi kaum kafir, kaum munafiq, dan
kaum fasik, karena ia ia akan menyesatkan mu, menjauhi mu dari Keridhoan
Allah”
b. Sufyan bin Uyainah rahimahullah salah seorang ulama salaf berkata: “Jika di
akhir zaman nanti kalian mendapati perselisihan diantara umat, maka wajib bagi
kalian memegang fatwa ulama ahlusts tsugur”. Ahluts tsugur adalah ahlul jihad,
para ulama yang berada di front-front jihad.
c. Imam Ghazali membahasnya dalam kitab Ihya' Ulumiddin, yang membagi ulama
dalam dua bentuk kategori, Ulama Akherat dan Ulama Dunia. Yang pertama
adalah ulama pewaris Nabi, warasat al-anbiya. Sedangkan yang kedua adalah
Ulama suu' (jahat).
Ulama Akherat adalah Ulama yang sadar betul akan ilmu yang dimilikinya. Ulama
ini memiliki ciri-ciri antara lain, tidak memanfaatkan ilmu hanya untuk mencari
keuntungan duniawi, konsekuen dengan ucapannya, sederhana, menjaga jarak
dengan penguasa, tidak tergsa-gesa memberikan fatwa, mementingkan kata hati.
Sementara itu, Ulama akherat hidup bersahaja dalam pengabdiannya yang shalih
terhadap ilmu agama dan menjauhkan diri dari upaya mengejar kebendaan dan
politik. Para ulama itu lebih senang melewatkan hari demi hari dalam
kesederhanaan dari pada bergaul dengan raja dan konglomerat. Keseluruhan
hidup mereka dimaksudkan untuk menyebarkan pengetahuan dan berjuang
untuk mempertinggi moral masyarakat.
*Eh.. Tanya 03 ketinggalan...* (lompat langsung ke - 4....ini yg ke tiga oleh Ust Kardita yaaaa 😊👇
*Tanya 03*:
Makna Hadits
*Jawab 03*
3. Makna dari kalimat …orang duduk lebih baik dari orang berdiri dst… dalam hadits
Nabi saw yaitu mereka yang memilih duduk dan tidak ikut serta dalam fitnah dan
tidak melibatkan diri sedikitpun, tidak menghalalkan tumpahnya darah
saudaranya sesama muslim dalam keadaan bagaimanapun juga kecuali pada keadaan yang dikecualikan oleh syariat Islam yang mulia. Mereka hanya
mengambil langkah yang insya Allah paling aman, terutama bagi diri mereka
pribadi. Duduk berarti diam menjaga diri. Tidak cepat-cepat membenarkan suatu
hal dan tidak pula menghakimi yang dianggapnya salah. Mengambil cara yang
lebih tepat agar terhindar dari sifat kotor saling menghujat, menghina, dan
menjatuhkan. Yang mereka lakukan hanyalah bersabar dan berdoa meminta
perlindungan kepadaNya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits ini berisi peringatan keras
supaya menjauh dari fitnah dan anjuran untuk tidak turut campur di dalamnya,
sedangkan tingkat keburukan yang dialaminya tergantung pada sejauh mana
keterkaitan dirinya dengan fitnah itu.” (lihat Fath al-Bari [11/37]
Wallahu a’lam
*Tanya 03*:
Makna Hadits
*Jawab 03*
3. Makna dari kalimat …orang duduk lebih baik dari orang berdiri dst… dalam hadits
Nabi saw yaitu mereka yang memilih duduk dan tidak ikut serta dalam fitnah dan
tidak melibatkan diri sedikitpun, tidak menghalalkan tumpahnya darah
saudaranya sesama muslim dalam keadaan bagaimanapun juga kecuali pada keadaan yang dikecualikan oleh syariat Islam yang mulia. Mereka hanya
mengambil langkah yang insya Allah paling aman, terutama bagi diri mereka
pribadi. Duduk berarti diam menjaga diri. Tidak cepat-cepat membenarkan suatu
hal dan tidak pula menghakimi yang dianggapnya salah. Mengambil cara yang
lebih tepat agar terhindar dari sifat kotor saling menghujat, menghina, dan
menjatuhkan. Yang mereka lakukan hanyalah bersabar dan berdoa meminta
perlindungan kepadaNya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits ini berisi peringatan keras
supaya menjauh dari fitnah dan anjuran untuk tidak turut campur di dalamnya,
sedangkan tingkat keburukan yang dialaminya tergantung pada sejauh mana
keterkaitan dirinya dengan fitnah itu.” (lihat Fath al-Bari [11/37]
Wallahu a’lam
[16/3 14:58] Indah Admin Karina Hakman: *Dari Teh Patra itu duluuuu....* Sekarang lanjut *Hasil tanya jawab dr Ust Kardita*
😊👇👇👇👇
*Tanya 01*:
Maksud Hadits
Maksud dari sabda Rasul saw dalam hadits Abu Daud dan Nasa’I yaitu pesan
beliau kepada Abdullah bin Amr bin Ash ra dalam kalimat:…
*berhati hatilah
dengan urusanmu sendiri lalu tinggalkanlah perkara yang umum*
adalah agar
beliau tidak mengikuti jalan dan kebiasaan kebanyakan orang-orang umum pada
zaman fitnah terjadi dan tidak terperdaya dengan pendapat mereka dikarenakan
kebanyakan mereka mengikuti kesesatan dan jauh dari kebenaran, yang
mengakibatkan beliau celaka dan binasa. Adapun orang-orang yang mengikuti
kebenaran sangat sedikit sekali dan diasingkan. Pensyarah kitab sunan Abu Daud
Syaikh Muhammad Syamsul Haq al Adzim Abadi dalam Aunul Ma’bud
menjelaskan bahwa maksud hadits tadi :…hendaklah kalian menjaga diri kalian
dan agama kalian serta tinggalkanah kebanyakan orang-orang jangan mengikuti
mereka. Ini merupakan keringanan (rukhshoh) agara meninggalkan amar ma’ruf
nahi munkar apabila orang-orang jahat sangat banyak dan orang-orang baik
sangat sedikit (pada zaman fitnah).
Wallahu a’lam
*Tanya 02*:
Tentang membaca Al Kahfi di hari Jumat
*Jawab 02*:
2. Dalam beberapa hadits Rasulullah saw dijelaskan bahwa mereka yang membaca
surat Al Kahfi baik sepuluh ayat pertama maupun terakhir akan dilindungi dari
fitnah Dajjal:
Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
akan ia maka, Kahfi Al surat dari pertama ayat sepuluh menghafal Barangsiapa “مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آیَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَھْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
terlindungi dari (fitnah) Dajjal” (HR. Muslim no. 809).
Dari An Nawas bin Sam’an, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
awal-awal bacalah, Dajjal zamannya mendapati kalian antara di Barangsiapa “فَمَنْ أَدْرَكَھُ مِنْكُمْ فَلْیَقْرَأْ عَلَیْھِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَھْفِ
surat Al Kahfi” (HR. Muslim no. 2937).
Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آیَاتٍ مِنْ آخِرِ الْكَھْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ ». قَالَ حَجَّاجٌ « مَنْ قَرَأَ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ سُورَةِالكَھْفِ
“Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al Kahfi, maka ia akan
terlindungi dari fitnah Dajjal.” Hajjaj berkata, “Barangsiapa membaca sepuluh
ayat terakhir dari surat Al Kahfi” (HR. Ahmad 6: 446. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
berkata bahwa sanad hadits ini shahih)
Imam Nawawi berkata, "Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu
tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang
yang merenungkannya tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga
pada akhirnya, yaitu firman Allah:
"Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil
hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . ." QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat
Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)
Diantara hubungannya fitnah Dajjal (akhir zaman) dengan surat al-Kahfi sebagai
benteng perlindungan dari fitnah Dajjal, yaitu:
Dalam surat al-Kahfi terdapat empat kisah:
Kisah pertama; tentang sekelompok anak muda yang beriman kepada Allah SWT
dan hidup di tengah pemerintahan yang zhalim, mereka menawarkan Islam
namun ditolaknya, kemudian mereka dikejar-kejar, lalu berlindung di gua (kahfi)
dan tertidur selama 309 tahun, kemudian tatkala bangkit kembali, keadaan negeri
berubah jauh dari sebelumnya dan penduduknya telah beriman kepada Allah.
(ayat 14-18)
Kisah Kedua, tentang seorang shohibul Jannatain (pemilik dua kebun) yang telah
diberi nikmat Allah, namun mengingkari nikmat itu, dan melupakan Allah serta
hari kiamat karena terlena dengan harta meskipun sudah diperingatkan
saudaranya.(Ayat 32-42)
Kisah ketiga, Kisah Nabi Musa as dan Khidr, tatkala Nabi Musa ditanya oleh
kaumnya, “Siapakah orang paling alim (pintar) di bumi ini?” Musa menjawab
bahwa dirinya-lah orang yang paling pintar di dunia. Kemudian Allah
mengingatkan nabi Musa as bahwa ada hamba Allah yang lebih pintar dan alim
dari dirinya, yang kemudian Musa as pun memohon kepada Allah agar
ditunjukkan tempat Khidr yang berada diantara dua pertemuan laut (Majma’ al-
bahrain). Namun setelah menuntut ilmu kepada Khidr, Musa as pun tidak tahan
dengan sikap Khidr as.(ayat 62-70)
Kisah keempat, tentang Zulkarnain seorang raja yang adil dan menebarkan
kebenaran ke seluruh negeri-negeri, hingga bertemu dengan suatu kaum yang
hampir tidak dapat dimengerti bahasanya. Namun meskipun beliau mempunyai
kekuasaan dan kemampuan, dalam melaksanakan tugasnya beliau masih tetap
meminta pertolongan dari pihak lain karena ketawadhuannya. “maka tolonglah
aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding
antara kamu dan mereka” (ayat 95)
Keempat kisah di atas mengandung pesan bahwa di dalam kehidupan ini terdapat
empat fitnah (ujian) utama:
Pertama, fitnah atau ujian memegang teguh agama. Dalam memegang teguh
agama dan menegakkannya, sering kali mendapat tantangan, terutama dari kaum
mapan, seperti para penguasa. Hal iini telah dialami para pemuda al-Kahfi
(ashabul Kahfi), namun Allah telah menyelamatkan mereka.
Kedua, fitnah atau ujian harta, hal ini di alami oleh salah seorang pemilik kebun
seperti yang disebutkan dalam kisah di atas. Dengan hartanya, dia mengingkari
Allah, bahkan mengingkari datangnya hari kiamat. Dia berkata: “dan aku tidak
mengira hari kiamat itu akan datang,” (ayat 38)
Ketiga, fitnah atau ujian ilmu, sehingga seseorang sombong dan mengira dirinya
paling pintar serta merendahkan pihak lain, sehingga hilang sifat tawadhu’ dan
enggan berkumpul menuntut ilmu bersama yang lain. Hal seperti ini pernah
terjadi dalam kisah Nabi Musa as dan Khidr.
Keempat, fitnah atau ujian kekuasaan. Dengan kekuasaannya seseorang
melakukan apa saja yang diinginkannya, menebar fitnah serta berbuat
kezhaliman. Hal ini berbeda sekali dengan kisah Dzulkarnain sang raja yang adil
dan bijak dan menebar kebenaran serta keadilan.
Nah, empat fitnah, atau ujian inilah yang akan terjadi pada saat datangnya Dajjal.
Dajjal akan melakukan kezhaliman berupa pemaksaan orang untuk beriman dan
beribadah kepadanya serta melupakan Tuhan Allah swt, kemudian memamerkan
kemampuannya melakukan sesuatu yang supranatural di luar kemampuan
manusia biasa, sehingga manusia mengimaninya. Ini adalah ujian memegang
teguh agama (fitnah al-din).
Dajjal juga sanggup memenuhi permintaan orang untuk menurunkan hujan di
suatu kawasan, dan dapat merubah pada pasir tandus menjadi kawasan yang
subur dan rindang. Ini merupakan bentuk fitnah harta (fitnah al-maal)
Dajjal juga mampu menebar orang-orang yang dapat memberitakan prediksi-
prediksi yang akan terjadi sehingga manusia mempercayainya, Ini merupakan
bentuk fitnah ilmu pengetahuan (fitnah al-‘ilm)
Dan dengan kekuasannya Dajjal pun dapat memaksakan kehendaknya kepada
seluruh negeri (fitnah al-sulthoh/kekuasaan). Keempat fitnah ini merupakan
fitnah yang dahsyat bagi kaum muslimin di setiap zaman dan tempat. Oleh karena
itu Rasulullah saw telah memberi peringatan agar kita membaca surat al-Kahfi,
mentadabburinya, serta merenunginya, terutama pada empat kisah di atas.
Wallahu a’lam
*Tanya 04*:
*Bagaimana membedakan Dai Su'u dan Dai yang benar?*
*Jawab 04*
4. Membedakan antara dai suu dan ulama yang sebenarnya yaitu dengan
memperhatikan ciri-cirinya yang sudah dijelaskan oleh para ulama, diantaranya:
a. Imam Syafi’i pernah berkata: Nanti di akhir zaman akan banyak Ulama yang
membingungkan Umat, sehingga Umat bingung memilih mana Ulama Warosatul
Anbiya dan mana Ulama Suu’ yang menyesatkan Umat. Lantas murid Imam Syafi’i
bertanya: “Ulama seperti apa yang kami harus ikuti di akhir zaman wahai guru?”
Beliau menjawab: “Ikutilah ulama yang dibenci kaum kafir, kaum munafiq, dan
kaum fasik. Dan jauhilah ulama yang disenangi kaum kafir, kaum munafiq, dan
kaum fasik, karena ia ia akan menyesatkan mu, menjauhi mu dari Keridhoan
Allah”
b. Sufyan bin Uyainah rahimahullah salah seorang ulama salaf berkata: “Jika di
akhir zaman nanti kalian mendapati perselisihan diantara umat, maka wajib bagi
kalian memegang fatwa ulama ahlusts tsugur”. Ahluts tsugur adalah ahlul jihad,
para ulama yang berada di front-front jihad.
c. Imam Ghazali membahasnya dalam kitab Ihya' Ulumiddin, yang membagi ulama
dalam dua bentuk kategori, Ulama Akherat dan Ulama Dunia. Yang pertama
adalah ulama pewaris Nabi, warasat al-anbiya. Sedangkan yang kedua adalah
Ulama suu' (jahat).
Ulama Akherat adalah Ulama yang sadar betul akan ilmu yang dimilikinya. Ulama
ini memiliki ciri-ciri antara lain, tidak memanfaatkan ilmu hanya untuk mencari
keuntungan duniawi, konsekuen dengan ucapannya, sederhana, menjaga jarak
dengan penguasa, tidak tergsa-gesa memberikan fatwa, mementingkan kata hati.
Sementara itu, Ulama akherat hidup bersahaja dalam pengabdiannya yang shalih
terhadap ilmu agama dan menjauhkan diri dari upaya mengejar kebendaan dan
politik. Para ulama itu lebih senang melewatkan hari demi hari dalam
kesederhanaan dari pada bergaul dengan raja dan konglomerat. Keseluruhan
hidup mereka dimaksudkan untuk menyebarkan pengetahuan dan berjuang
untuk mempertinggi moral masyarakat.
*Eh.. Tanya 03 ketinggalan...* (lompat langsung ke - 4....ini yg ke tiga oleh Ust Kardita yaaaa 😊👇
*Tanya 03*:
Makna Hadits
*Jawab 03*
3. Makna dari kalimat …orang duduk lebih baik dari orang berdiri dst… dalam hadits
Nabi saw yaitu mereka yang memilih duduk dan tidak ikut serta dalam fitnah dan
tidak melibatkan diri sedikitpun, tidak menghalalkan tumpahnya darah
saudaranya sesama muslim dalam keadaan bagaimanapun juga kecuali pada keadaan yang dikecualikan oleh syariat Islam yang mulia. Mereka hanya
mengambil langkah yang insya Allah paling aman, terutama bagi diri mereka
pribadi. Duduk berarti diam menjaga diri. Tidak cepat-cepat membenarkan suatu
hal dan tidak pula menghakimi yang dianggapnya salah. Mengambil cara yang
lebih tepat agar terhindar dari sifat kotor saling menghujat, menghina, dan
menjatuhkan. Yang mereka lakukan hanyalah bersabar dan berdoa meminta
perlindungan kepadaNya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits ini berisi peringatan keras
supaya menjauh dari fitnah dan anjuran untuk tidak turut campur di dalamnya,
sedangkan tingkat keburukan yang dialaminya tergantung pada sejauh mana
keterkaitan dirinya dengan fitnah itu.” (lihat Fath al-Bari [11/37]
Wallahu a’lam
HSR Tanya Jawab dgn Teh Patra
[16/3 14:58] Indah Admin Karina Hakman: *Masih lanjut tanya jawab bareng Teh Patra yaaaaaa...*
*Tanya 8:* (langsung delapan karena moderator kelewatan masang no 7 😅)
Saya ayah dr anak usia SD. Bagaimana cara membuat kurikulum HS... Kami ingin HomeScholing tp masih bingung menyusun kurikulumnya.
*Jawab 08*
Wa'alaikum salaam.
Untuk membuat kurikulum hs bisa disesuaikan dengan target yang ingin dicapai.
Misalnya jika anak berencana masuk PTN, maka alurnya adalah melaksanakan SBMPTN. Syaratnya memiliki ijazah SMA atau setara SMA.
Kurikulum nanti dibreakdown sesuai dengan target tersebut.
In syaa Allah di bulan Maret nanti saya dan suami akan mengadakan seminar untuk para pelaku hs. Tadinya akan diadakan bulan Februari lalu namun belum memungkinkan karena ada beberapa urusan legalitas yang harus dipersiapkan.
[16/3 14:58] Indah Admin Karina Hakman: *Tanya 02*
Izin bertanya, memungkinkan kah melakukan homeschooling tapi ibu duanya bekerja? karena single parent.. tapi ingin sekali homeschooling karena anak2 di sekolah sering tidak fokus, berangkat pagi pulang siang, tp sedikit pelajaran yang bisa masuk..
*Jawab 02*:
Kalau bicara teknis tentu saja bisa. Hanya perlu dipertimbangkan jika ibu bekerja lalu anak-anak siapa yang mengawasi? Karena Homeschooling itu perlu komitmen yang kuat dari semua pihak. Dalam hs sistem pendidikan kita yang buat, kita yang melaksanakan dan kita yang bertanggung jawab. Jika tidak ada komutmen yang kuat dikhawatirkan sistem ini akan bubar jalan. Berbeda dengan sekolah, walaupun pelakunya tidak komit namun sistemnya sudah mapan
*Tanya 03*
Teh, saya punya malaikat kecil 3 dr Allah, yg sulung 9th, tengah 2th, bungsu 1 th...,
kalau saya ingin homeschooling, barangkali Teteh punya saran bgm berbagi waktu utk mendidik 3anak perempuan sendirian, hehe jujur saya masih keteteran blm bisa ngatur wkt nya buat maksimal ngedidik mereka.
oh y, gambaran situasi yg saya alamin skrg, LDR sm suami& g ada asisten rumah tangga..makasih Teteh...maaf merepotkan, saya lg butuh inspirasi sm booster semangat lg....
*Jawab 03*:
Oh kalau ini in syaa Allah tidak sulit. Yang hs hanya 1 orang kan, yang besar saja. Yang kecil diasuh seperti seharusnya saja. Anak usia 9 th juga sudah bisa berbagi tugas kerumah tanggaan. Kalau dia hs justru di rumah kita jadi ada yang bantu
*Tanya 04*:
Assalamualaikum teh terkait materi yg baru saja diberikan hari ini ttng homeschooling,sy mau tanya metode menghafal alqur'an yg cepat dan tidak membuat anak bosan bgmn?alhamdulillah anak pertama 7 thn sdh mulai menghafal alQuran masih dimulai dari juz 30,kmrn2 ada ustadzah yg mendampingi..skrg maksud sy biar sy sendiri yg membantu menghafal tp knp anak susah konsentrasi dan seperti bercanda terus klo bljr menghafal di dampingi ortu nya sendiri...minta saran nya🙏
*Jawab 04*:
Wa'alaikum salaam. Kalau saya tidak menargetkan anak cepat menghapal. Yang penting mereka menikmati dan mencintai interaksi mereka dengan al Qur'an. Durasi belajar pun pendek saja sesuai usia anak. Biasanya rentang konsentrasi anak 2 menit kali usianya. Misalnya Bibing usia 6th, maka durasi hapalan maksimal 12 menit saja. Bisa diulangbdua atau tiga kali sehari.
*Tanya 05:*
Anak ke 2 usia 3 thn untk homeschooling setara anak usia 3 thn apa saja ya teh yg harus kita lakukan?
*Jawab 05*:
Anak usia 3 tahun belum masuk Homeschooling. Memang masih tanggung jawab ortunya saja 😊. Yang harus kita lakukan adalah memastikan seluruh tugas perkembangannya tercapai.
Perkembangan sosial seharusnya bagaimana, perkembangan fisik seharusnya bagaimana, motorik kasar dan motorik halusnya, dll.
Dari sini kita melihat apakah anak kita sudah mencapainya atau masih banyak PRnya.
*Tanya 06:*
Untuk hs usia 0-6 tahun kan katanya masih free style, apakah perlu dibikin target mingguan? Dan apakah perlu dibuat evaluasi mingguan? Atau cukup tahunan saja?
*Jawab 06*:
Kalau saya untuk rencana masih tahunan. Evaluasi masih bulanan. Secara global saja setiap pekan menentukan aktivitas tertentu seperti outing, agenda playdate, dll
*Masih lanjut tanya jawab bareng Teh Patra yaaaaaa...*
*Tanya 8:* (langsung delapan karena moderator kelewatan masang no 7 😅)
Saya ayah dr anak usia SD. Bagaimana cara membuat kurikulum HS... Kami ingin HomeScholing tp masih bingung menyusun kurikulumnya.
*Jawab 08*
Wa'alaikum salaam.
Untuk membuat kurikulum hs bisa disesuaikan dengan target yang ingin dicapai.
Misalnya jika anak berencana masuk PTN, maka alurnya adalah melaksanakan SBMPTN. Syaratnya memiliki ijazah SMA atau setara SMA.
Kurikulum nanti dibreakdown sesuai dengan target tersebut.
In syaa Allah di bulan Maret nanti saya dan suami akan mengadakan seminar untuk para pelaku hs. Tadinya akan diadakan bulan Februari lalu namun belum memīungkinkan karena ada beberapa urusan legalitas yang harus dipersiapkan.
*Lanjutan Tanya Jawab bersama Teh Patra*
*Tanya 0⃣9⃣:*
Untuk menyusun kurikulum wajib dalam homeschooling, buku atau sumber apakah yang bisa dijadikan inspirasi atau patokan?
Nuhun🙏🏻
*Jawab 0⃣9⃣*
Ya Allah..itu ngetik belum selesai ternyata 😂
Afwan ya..ini mbaknya sakit jadi rada susah nyari waktu jawab kulwap. De Ihsan juga tidurnya malem terus jadi malam pun ga bisa wa an...
Seperti dalam pertanyaan 8, penyusunan kurikulum disesuaikan dengan targetnya 😊.
Kalau targetnya akademis, inspirasinya adalah buku pelajaran yang dikeluarkan diknas.
*Tanya 1⃣0⃣*:
Ga kebayang bisa menerapkan HS sendiri buat anak2. Kalau dilihat2 latar belakang ortu yg menerapkan HS itu pada cerdas2 semua. Bagi bunda2 yang "biasa" seperti saya ada solusinya ga ya? Bagaimana mendampingi anak namun tidak mampu menerapkan HS dan HE.
*Jawab 1⃣0⃣*
10. Wah.. ini mindset yang harus diubah dulu.
*Setiap manusia itu terlahir cerdas koq* 😊.
Rata-rata ortu akan bisa mengajar anak minimal sampai materi SMP.
Kalau materi SMA mungkin bisa belajar bersama aja konsepnya.
Tapi setidaknya ortu dulu kan sudah pernah belajar, jadi bisa belajar lebih cepat 😊
*Setiap orangtua in syaa Allah bisa mendampingi anak.* Mungkin ada beberapa materi tertentu yang bisa didelegasikan pada orang lain.
Namanya anak-anak pasti harus belajar di rumah bersama orangtuanya, baik menerapkan Homeschooling ataupun tidak.
*Tanya 1⃣1⃣*: Assalamualaikum.wr.wb. Jazaakumullah untuk ilmunya bu Patra. Apa sajakah yang harus dipersiapkan untuk memulai homeschooling grup? Apakah harus mengikuti kurikulum diknas? Tak bisakah hsg membuat kurikulum sendiri.
*Jawab* 1⃣1⃣
11. Kurikulum HSG disesuaikan dengan visi dan target yang akan dicapai dalam jsg tersebut, jadi tidak harus kurikulum diknas. Pertanyaan ini sudah saya jawab di no 8
*Tanya 1⃣2⃣:*
Maaf mhn dijabarkan tentang kompetensi memahami masyarakat dan negara, dan apa bedanya dg memahami kemanusiaan, mgkn bs dg contohnya jg, trm ksh
*Jawab* 1⃣2⃣
Kompetensi memahami kemanusiaan maksudnya lebih ke hubungan antar individu, bahasa Islamnya 'akhlaq'.
Kemampuan empati, simpati, interaksi, dan peduli sesama.
Kompetensi masyarakat dan bernegara maksudnya kemampuan anak memahami hukum dan norma yang berlaku di masyarakat, memahami sejarah bangsa, memahami karakter masyarakat serta kondisi dan potensi bangsa dan negara.
*Tanya 1⃣3⃣*:
assalamu'alaikum... saya mau titip pertanyaan..
teh patra, mau tanya pendapatnya untuk anak yang home education dgn unschooling, bagaimana dengan hubungan pertemanan atau persahabatan mereka nantinya? bukan kemampuan bersosialisasi ya teh.. berdasarkan diskusi dgn suami kami membedakan istilah itu, kemampuan bersosialisasi anak mungkin bisa distimulasi dngan bertemu beberapa org yang beragam, sedangkan hubungan pertemanan atau persahabatan menurut kami terjalin karena adanya pertemuan yang intens.. ini yang masih memberatkan kami apakah anak tetap sekolah atau tidak, mempertimbangkan bnyak sekolah yg jg lagi marak maraknya full day, asa kasihan ke anaknya..sedangkan komunitas homeschooling di daerah kami jg sangat jarang..
mkasih sebelumnya teh..
*Jawab 1⃣3⃣*:
13. Pengalaman saya dengan anak-anak, mereka bisa berteman dan bersahabat sesama anak hs dalam berbagai playdate atau latihan bersama. Kadang mereka juga mengerjakan proyek bersama, belajar bersama dan saling mengadakan kunjungan.
Kebetulan ini saya sedang santai menunggu anak berlatih renang bersama beberap temannya yang juga HS
👆
Ini waktu anak-anak menjadi panitia kegiatan HS bersama beberapa orangtua HS.
Sebetulnya komunitasnya tidak harus sesama hs saja. Anak-anak saya biasa berteman juga denagn anak-anak dari berbagai komunitas lain seperti komunitas robotik, olahraga, dll...
*Tanya 1⃣4⃣*:
1. Apakah efektif jika ibu bekerja tapi anak HS??
2. Jika memang efektif, harus didatangkan guru kerumah atau cukup dengan ibu saja??
*Jawab 1⃣4⃣*:
14. Maaf ya, untuk ibu bekerja saya harus tahu dulu kondisi keseluruhannya, karena akan berbeda untuk setiap anak dan kondisi keluarga. Jadi saya tidak bisa menjawab disini. 😊
*Tanya 1⃣5⃣*
*Tanya 15:*.
Di materi2 sblm disampaikan oleh Ust Jalal bahwa pendidikan keluarga utamanya adalah tanggung jawab suamk sebagai Qawwam.. Bagaimana kalau suami bekerja dr pagi sampai malam (kadang jam 8 - 9 mlm baru pulang). Pulang anak2 sudah tidur.. Kami berdua pun jd jarang punya waktu utk berdua saja.. kadang akhir pekan pjn harus mengurusi berbagai urusan? Jarang sekali bisa ada waktu drngan keluara
terima kasih 🙏🏻
*Jawab 1⃣5⃣*
Ayah tentunya harus mampu memanage waktu mendidik keluarga. Jika waktu bertemu kurang, bisa diusahakan dengan berbagai cara. Apalagi saat ini teknologi juga semakin canggih.
Suami saya jika harus ke luar kota selama beberapa hari biasanya mengajar anak jarak jauh dengan wa atau video call.
Bagaimanapun hubungan yang dekat dengan anak tetap harus diupayakan, terutama di pagi hari dan saat libur
*Tanya 1⃣6⃣*:
*Tanya 16*
Kadang kala kita dgn suami/ istri kita tidak sejalan dlm mendidik,
Bagaimana solusi agar kita klop dlm mendidik anak sejak dini agar bisa mngarahkan ke agama?
*Jawab 1⃣6⃣*
Untuk mengklopkan, saya merekomendasikan rapat keluarga setiap pekan. Bagaimanapun anggota keluarga perlu rutin duduk bersama untuk menyamakan persepsi, merancang program dan melakukan evaluasi. Tanpa ada kesamaan ini maka sulit untuk membuat klop. Tidak hanya suami dan istri, tapi juga anak-anak
*Tanya 1⃣7⃣*
*Tanya 17*
Jazakumullah khayran atas materi yg disampaikan dari nara sumber dan moderator.
😊
Apakah benar yaa mendidik anak kita apalagi sebelum 2 tahun usia nya lebih baik tidak diperkenalkan tv?
*Jawab 1⃣7⃣*
Iya benar sekali. Gadget dan tv diusahakan dihindarkan sebelum anak berusia 3 tahun.
*Tanya 1⃣8⃣*
Pendidikan untk anak sebaiknya diarahkan k mana (Sd, sdit, mi, atau pesantren)? Saya bingung menentukan mana yg terbaik yg berkaitan dngn hakikat suami istri yg k 8 (yg bs membimbing akhlak & menjauhkan mereka dr api neraka)..
*Jawab 1⃣8⃣*:
Untuk pendidikan anak disesuaikan dengan karakter keluarganya, apakah lebih dekat ke model akademis, bisnis, agamis atau profesional...
Untuk menentukannya, rapat keluarga bisa menjadi metode efektif untuk menyusun grand design keluarga...
☘☘☘☘☘☘☘
*Moderator:*
Segitu dulu ya... 😊🙏 bagi yang masih byk pertanyaan tak terjawab, insyaAllah pekan depan sesi bersama praktisi homeSchooler lagi...
Mohon maaf atas segala kekurangan kami.. InsyaAllah sampai ketemu di materi ke 5 nanti malam semoga semoga... 😊🙏
*Tanya 8:* (langsung delapan karena moderator kelewatan masang no 7 😅)
Saya ayah dr anak usia SD. Bagaimana cara membuat kurikulum HS... Kami ingin HomeScholing tp masih bingung menyusun kurikulumnya.
*Jawab 08*
Wa'alaikum salaam.
Untuk membuat kurikulum hs bisa disesuaikan dengan target yang ingin dicapai.
Misalnya jika anak berencana masuk PTN, maka alurnya adalah melaksanakan SBMPTN. Syaratnya memiliki ijazah SMA atau setara SMA.
Kurikulum nanti dibreakdown sesuai dengan target tersebut.
In syaa Allah di bulan Maret nanti saya dan suami akan mengadakan seminar untuk para pelaku hs. Tadinya akan diadakan bulan Februari lalu namun belum memungkinkan karena ada beberapa urusan legalitas yang harus dipersiapkan.
[16/3 14:58] Indah Admin Karina Hakman: *Tanya 02*
Izin bertanya, memungkinkan kah melakukan homeschooling tapi ibu duanya bekerja? karena single parent.. tapi ingin sekali homeschooling karena anak2 di sekolah sering tidak fokus, berangkat pagi pulang siang, tp sedikit pelajaran yang bisa masuk..
*Jawab 02*:
Kalau bicara teknis tentu saja bisa. Hanya perlu dipertimbangkan jika ibu bekerja lalu anak-anak siapa yang mengawasi? Karena Homeschooling itu perlu komitmen yang kuat dari semua pihak. Dalam hs sistem pendidikan kita yang buat, kita yang melaksanakan dan kita yang bertanggung jawab. Jika tidak ada komutmen yang kuat dikhawatirkan sistem ini akan bubar jalan. Berbeda dengan sekolah, walaupun pelakunya tidak komit namun sistemnya sudah mapan
*Tanya 03*
Teh, saya punya malaikat kecil 3 dr Allah, yg sulung 9th, tengah 2th, bungsu 1 th...,
kalau saya ingin homeschooling, barangkali Teteh punya saran bgm berbagi waktu utk mendidik 3anak perempuan sendirian, hehe jujur saya masih keteteran blm bisa ngatur wkt nya buat maksimal ngedidik mereka.
oh y, gambaran situasi yg saya alamin skrg, LDR sm suami& g ada asisten rumah tangga..makasih Teteh...maaf merepotkan, saya lg butuh inspirasi sm booster semangat lg....
*Jawab 03*:
Oh kalau ini in syaa Allah tidak sulit. Yang hs hanya 1 orang kan, yang besar saja. Yang kecil diasuh seperti seharusnya saja. Anak usia 9 th juga sudah bisa berbagi tugas kerumah tanggaan. Kalau dia hs justru di rumah kita jadi ada yang bantu
*Tanya 04*:
Assalamualaikum teh terkait materi yg baru saja diberikan hari ini ttng homeschooling,sy mau tanya metode menghafal alqur'an yg cepat dan tidak membuat anak bosan bgmn?alhamdulillah anak pertama 7 thn sdh mulai menghafal alQuran masih dimulai dari juz 30,kmrn2 ada ustadzah yg mendampingi..skrg maksud sy biar sy sendiri yg membantu menghafal tp knp anak susah konsentrasi dan seperti bercanda terus klo bljr menghafal di dampingi ortu nya sendiri...minta saran nya🙏
*Jawab 04*:
Wa'alaikum salaam. Kalau saya tidak menargetkan anak cepat menghapal. Yang penting mereka menikmati dan mencintai interaksi mereka dengan al Qur'an. Durasi belajar pun pendek saja sesuai usia anak. Biasanya rentang konsentrasi anak 2 menit kali usianya. Misalnya Bibing usia 6th, maka durasi hapalan maksimal 12 menit saja. Bisa diulangbdua atau tiga kali sehari.
*Tanya 05:*
Anak ke 2 usia 3 thn untk homeschooling setara anak usia 3 thn apa saja ya teh yg harus kita lakukan?
*Jawab 05*:
Anak usia 3 tahun belum masuk Homeschooling. Memang masih tanggung jawab ortunya saja 😊. Yang harus kita lakukan adalah memastikan seluruh tugas perkembangannya tercapai.
Perkembangan sosial seharusnya bagaimana, perkembangan fisik seharusnya bagaimana, motorik kasar dan motorik halusnya, dll.
Dari sini kita melihat apakah anak kita sudah mencapainya atau masih banyak PRnya.
*Tanya 06:*
Untuk hs usia 0-6 tahun kan katanya masih free style, apakah perlu dibikin target mingguan? Dan apakah perlu dibuat evaluasi mingguan? Atau cukup tahunan saja?
*Jawab 06*:
Kalau saya untuk rencana masih tahunan. Evaluasi masih bulanan. Secara global saja setiap pekan menentukan aktivitas tertentu seperti outing, agenda playdate, dll
*Masih lanjut tanya jawab bareng Teh Patra yaaaaaa...*
*Tanya 8:* (langsung delapan karena moderator kelewatan masang no 7 😅)
Saya ayah dr anak usia SD. Bagaimana cara membuat kurikulum HS... Kami ingin HomeScholing tp masih bingung menyusun kurikulumnya.
*Jawab 08*
Wa'alaikum salaam.
Untuk membuat kurikulum hs bisa disesuaikan dengan target yang ingin dicapai.
Misalnya jika anak berencana masuk PTN, maka alurnya adalah melaksanakan SBMPTN. Syaratnya memiliki ijazah SMA atau setara SMA.
Kurikulum nanti dibreakdown sesuai dengan target tersebut.
In syaa Allah di bulan Maret nanti saya dan suami akan mengadakan seminar untuk para pelaku hs. Tadinya akan diadakan bulan Februari lalu namun belum memīungkinkan karena ada beberapa urusan legalitas yang harus dipersiapkan.
*Lanjutan Tanya Jawab bersama Teh Patra*
*Tanya 0⃣9⃣:*
Untuk menyusun kurikulum wajib dalam homeschooling, buku atau sumber apakah yang bisa dijadikan inspirasi atau patokan?
Nuhun🙏🏻
*Jawab 0⃣9⃣*
Ya Allah..itu ngetik belum selesai ternyata 😂
Afwan ya..ini mbaknya sakit jadi rada susah nyari waktu jawab kulwap. De Ihsan juga tidurnya malem terus jadi malam pun ga bisa wa an...
Seperti dalam pertanyaan 8, penyusunan kurikulum disesuaikan dengan targetnya 😊.
Kalau targetnya akademis, inspirasinya adalah buku pelajaran yang dikeluarkan diknas.
*Tanya 1⃣0⃣*:
Ga kebayang bisa menerapkan HS sendiri buat anak2. Kalau dilihat2 latar belakang ortu yg menerapkan HS itu pada cerdas2 semua. Bagi bunda2 yang "biasa" seperti saya ada solusinya ga ya? Bagaimana mendampingi anak namun tidak mampu menerapkan HS dan HE.
*Jawab 1⃣0⃣*
10. Wah.. ini mindset yang harus diubah dulu.
*Setiap manusia itu terlahir cerdas koq* 😊.
Rata-rata ortu akan bisa mengajar anak minimal sampai materi SMP.
Kalau materi SMA mungkin bisa belajar bersama aja konsepnya.
Tapi setidaknya ortu dulu kan sudah pernah belajar, jadi bisa belajar lebih cepat 😊
*Setiap orangtua in syaa Allah bisa mendampingi anak.* Mungkin ada beberapa materi tertentu yang bisa didelegasikan pada orang lain.
Namanya anak-anak pasti harus belajar di rumah bersama orangtuanya, baik menerapkan Homeschooling ataupun tidak.
*Tanya 1⃣1⃣*: Assalamualaikum.wr.wb. Jazaakumullah untuk ilmunya bu Patra. Apa sajakah yang harus dipersiapkan untuk memulai homeschooling grup? Apakah harus mengikuti kurikulum diknas? Tak bisakah hsg membuat kurikulum sendiri.
*Jawab* 1⃣1⃣
11. Kurikulum HSG disesuaikan dengan visi dan target yang akan dicapai dalam jsg tersebut, jadi tidak harus kurikulum diknas. Pertanyaan ini sudah saya jawab di no 8
*Tanya 1⃣2⃣:*
Maaf mhn dijabarkan tentang kompetensi memahami masyarakat dan negara, dan apa bedanya dg memahami kemanusiaan, mgkn bs dg contohnya jg, trm ksh
*Jawab* 1⃣2⃣
Kompetensi memahami kemanusiaan maksudnya lebih ke hubungan antar individu, bahasa Islamnya 'akhlaq'.
Kemampuan empati, simpati, interaksi, dan peduli sesama.
Kompetensi masyarakat dan bernegara maksudnya kemampuan anak memahami hukum dan norma yang berlaku di masyarakat, memahami sejarah bangsa, memahami karakter masyarakat serta kondisi dan potensi bangsa dan negara.
*Tanya 1⃣3⃣*:
assalamu'alaikum... saya mau titip pertanyaan..
teh patra, mau tanya pendapatnya untuk anak yang home education dgn unschooling, bagaimana dengan hubungan pertemanan atau persahabatan mereka nantinya? bukan kemampuan bersosialisasi ya teh.. berdasarkan diskusi dgn suami kami membedakan istilah itu, kemampuan bersosialisasi anak mungkin bisa distimulasi dngan bertemu beberapa org yang beragam, sedangkan hubungan pertemanan atau persahabatan menurut kami terjalin karena adanya pertemuan yang intens.. ini yang masih memberatkan kami apakah anak tetap sekolah atau tidak, mempertimbangkan bnyak sekolah yg jg lagi marak maraknya full day, asa kasihan ke anaknya..sedangkan komunitas homeschooling di daerah kami jg sangat jarang..
mkasih sebelumnya teh..
*Jawab 1⃣3⃣*:
13. Pengalaman saya dengan anak-anak, mereka bisa berteman dan bersahabat sesama anak hs dalam berbagai playdate atau latihan bersama. Kadang mereka juga mengerjakan proyek bersama, belajar bersama dan saling mengadakan kunjungan.
Kebetulan ini saya sedang santai menunggu anak berlatih renang bersama beberap temannya yang juga HS
👆
Ini waktu anak-anak menjadi panitia kegiatan HS bersama beberapa orangtua HS.
Sebetulnya komunitasnya tidak harus sesama hs saja. Anak-anak saya biasa berteman juga denagn anak-anak dari berbagai komunitas lain seperti komunitas robotik, olahraga, dll...
*Tanya 1⃣4⃣*:
1. Apakah efektif jika ibu bekerja tapi anak HS??
2. Jika memang efektif, harus didatangkan guru kerumah atau cukup dengan ibu saja??
*Jawab 1⃣4⃣*:
14. Maaf ya, untuk ibu bekerja saya harus tahu dulu kondisi keseluruhannya, karena akan berbeda untuk setiap anak dan kondisi keluarga. Jadi saya tidak bisa menjawab disini. 😊
*Tanya 1⃣5⃣*
*Tanya 15:*.
Di materi2 sblm disampaikan oleh Ust Jalal bahwa pendidikan keluarga utamanya adalah tanggung jawab suamk sebagai Qawwam.. Bagaimana kalau suami bekerja dr pagi sampai malam (kadang jam 8 - 9 mlm baru pulang). Pulang anak2 sudah tidur.. Kami berdua pun jd jarang punya waktu utk berdua saja.. kadang akhir pekan pjn harus mengurusi berbagai urusan? Jarang sekali bisa ada waktu drngan keluara
terima kasih 🙏🏻
*Jawab 1⃣5⃣*
Ayah tentunya harus mampu memanage waktu mendidik keluarga. Jika waktu bertemu kurang, bisa diusahakan dengan berbagai cara. Apalagi saat ini teknologi juga semakin canggih.
Suami saya jika harus ke luar kota selama beberapa hari biasanya mengajar anak jarak jauh dengan wa atau video call.
Bagaimanapun hubungan yang dekat dengan anak tetap harus diupayakan, terutama di pagi hari dan saat libur
*Tanya 1⃣6⃣*:
*Tanya 16*
Kadang kala kita dgn suami/ istri kita tidak sejalan dlm mendidik,
Bagaimana solusi agar kita klop dlm mendidik anak sejak dini agar bisa mngarahkan ke agama?
*Jawab 1⃣6⃣*
Untuk mengklopkan, saya merekomendasikan rapat keluarga setiap pekan. Bagaimanapun anggota keluarga perlu rutin duduk bersama untuk menyamakan persepsi, merancang program dan melakukan evaluasi. Tanpa ada kesamaan ini maka sulit untuk membuat klop. Tidak hanya suami dan istri, tapi juga anak-anak
*Tanya 1⃣7⃣*
*Tanya 17*
Jazakumullah khayran atas materi yg disampaikan dari nara sumber dan moderator.
😊
Apakah benar yaa mendidik anak kita apalagi sebelum 2 tahun usia nya lebih baik tidak diperkenalkan tv?
*Jawab 1⃣7⃣*
Iya benar sekali. Gadget dan tv diusahakan dihindarkan sebelum anak berusia 3 tahun.
*Tanya 1⃣8⃣*
Pendidikan untk anak sebaiknya diarahkan k mana (Sd, sdit, mi, atau pesantren)? Saya bingung menentukan mana yg terbaik yg berkaitan dngn hakikat suami istri yg k 8 (yg bs membimbing akhlak & menjauhkan mereka dr api neraka)..
*Jawab 1⃣8⃣*:
Untuk pendidikan anak disesuaikan dengan karakter keluarganya, apakah lebih dekat ke model akademis, bisnis, agamis atau profesional...
Untuk menentukannya, rapat keluarga bisa menjadi metode efektif untuk menyusun grand design keluarga...
☘☘☘☘☘☘☘
*Moderator:*
Segitu dulu ya... 😊🙏 bagi yang masih byk pertanyaan tak terjawab, insyaAllah pekan depan sesi bersama praktisi homeSchooler lagi...
Mohon maaf atas segala kekurangan kami.. InsyaAllah sampai ketemu di materi ke 5 nanti malam semoga semoga... 😊🙏
HsR cerita Homeschooling teh patra
*BC 02*
*Tanya Jawab Materi Teh Patra*
*Tanya 01*
HSR Bandung
Teh Patra, makasi banyak untuk pemaparannya..
Kalau untuk Teh Patra sendiri, bolehkah tahu kenapa milih untuk home schooling? Terima kasih
*Jawab 1*:
Kalau saya memutuskan Homeschooling ceritanya panjaaang. Hehe
Ini ada 5 artikel yang saya tulis jaman dulu..boleh mampir ya 😊
https://yuria-pratiwhi.blogspot.co.id/search/label/HOMESCHOOLING?m=1
*(Untuk memudahkan, insyaAllah moderator akan meng-copy paste ceritanya teh Patra ya... jadk siap2 baca novel true story... 😄😄😄)*
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bagian 1*
HOMESCHOOLING...WHY? WHY NOT???
Kalau Anda berusia 17 tahun, lalu menerima lamaran seorang pria yang belum lulus kuliah, kemudian menikah...maka Anda telah memutuskan untuk menjadi seorang petualang!! Percayalah..sejak saat itu, hidup Anda akan jauh dari zona nyaman! Mengapa? Karena Anda sudah memutuskan begitu!! :D
Dan begitulah..kami merasakan hidup ini begitu berirama..bagaikan berakrobat..diwarnai keputusan-keputusan sulit, yang membuat hidup kami juga semakin sulit..:). Tapi seperti roller coaster, semakin menantang semakin menarik. Begitulah kami menikmati dan mensykuri hidup. Dan kami yakin, semua akan indah pada waktunya.
Salah satu keputusan paling sulit yang cukup menyulitkan adalah keputusan menarik seluruh anak kami dari sistem sekolah formal, dan menempatkan mereka di padepokan Ummi Cantik (hehe..nama yang dibuat Arsyad..yang kadang membuat orang bertanya di mana itu Sekolah Ummi Cantik...:P).
Bagaimana tidak sulit? Semasa anak-anak di sekolah mereka akan berangkat pagi-pagi sekali dan pulang sore sekali. Apalagi kalau mengikuti ekstrakurikuler..kadang malam baru pulang. Sementara dua orang khadimat senantiasa standby untuk melakukan pekerjaan kerumahtanggaan, praktis saya memiliki banyak kesempatan untuk menjadi sosialita...xixi..
Masa-masa itu adalah masa yang teramat nyaman..:P. Sampai datang suatu waktu yang menggoyahkan kenyamanan itu.
Saat itu pertengahan tahun 2011..menjelang tahun ajaran baru. Diawali dengan berita mengenai UN, kelulusan, passing grade, RSBI dan segala yang berhubungan dengan kenaikan tingkat..karena Afra akan masuk kelas 6 SD dan Akhyar akan masuk kelas 3 SMP, kami mengadakan rapat akbar keluarga. Suasana rapat saat itu begitu serius..menegangkan..mencekam..mendebarkan..(lebay..). Beberapa pertanyaan investigasi muncul, seperti.."Huapakhah tahun dephuan Akhyar dan Afra akan ikut Hujian Nasional?". "SMP dan SMA muanakhuah yang akhan merekha masukhi sethuelahnyuaa?"
Terisnpirasi oleh Fred dan George Weasley dan diprovoksi si idiot Ranchodas Chancad (qqqq)..rapat merekomendasikan suatu keputusan yang teramat penting, yaitu : HOMESCHOOLING!! Oh..no...Oh..no...Oh YES!!
Why?Why?
Ada beberapa latar belakang yang dibahas panjang lebar dalam rapat tersebut.
Latar belakang pertama adalah kekurangcocokan kami dengan sistem pendidikan formal yang ditawarkan di negeri ini. Antara lain :
1. Hasil ujian tahun tersebut yang (terlalu) spektakuler membuat kami tidak yakin dengan sistem pendidikan di negara ini. Dengan ilmu statistik sederhana saja kita bisa melihat bahwa NEM yang diperoleh tidak sesuai dengan parameter kurva distribusi normal. Untuk masuk sekolah favorit dengan jalur NEM, anak-anak harus mendapat NEM yang nyaris sempurna.. Anak salah seorang teman saya terpaksa mengubur impiannya bersekolah di sekolah favorit karena NEM yang didapatnya secara jujur 'hanya' 36 koma sekian..atau rata-ratanya 'hanya' 9 koma sekian. Padahal anak itu sangat cerdas dan jadi harapan orangtuanya untuk bisa melakukan lompatan sosial melalui jalur pendidikan. There's must be something wrong!! Sementara anak-anak lain yang prestasi belajarnya hanya di tingkat pertengahan mendapatkan nilai rata-rata hampir 10. Kalaupun berhasil masuk, kelas macam apa yang anak-anaknya semua punya nilai hampir 10 tapi ternyata tidak semua cerdas?? Bagaimana mungkin suatu negara mengajarkan rakyatnya menjadi oportunis sejak usia dini? Bagaimana mungkin kami membiarkan anak-anak kami di kelas seperti itu?
Informasi menunjukkan bahwa sekolah favorit lebih mengutamakan penerimaan jalur RSBI. Namun kualitas RSBI yang ditawarkan tidak sebanding dengan harga yang harus dibayar (dalam arti yang sebenarnya). Sepertinya itu juga bukan pilihan kami.
2. Kami menemukan fenomena anak-anak yang di pagi hari belajar di sekolah dan di sore hari belajar lagi (pelajaran yang sama) di tempat bimbel. Mau jadi apa anak-anak kami jika waktunya habis hanya untuk pelajaran akademis yang sebetulnya tidak butuh waktu lama? Saat kami menyiapkan ujian Paket A dan Paket B, pelajaran akademis itu bisa dipelajari hanya dalam beberapa bulan saja. Sekarang malah lembaga bimbel menyediakan layanan mengerjakan PR dan latihan ulangan harian..duh..!! Bukan begini cara belajar yang kami harapkan. Apa artinya kemampuan mengerjakan soal tanpa memahami konsep dasar ilmu pengetahuan? Tanpa memiliki kecintaan terhadap ilmu? Apa artinya nilai yang bagus tanpa kemampuan menggunakan ilmu sebagai sarana pemecahan masalah?
3. Ketidakmampuan sistem pendidikan menciptakan lingkungan cinta terhadap ilmu mengakibatkan kegagalan-kegagalan lain di tingkat yang lebih tinggi. Bukan rahasia lagi bahwa lulusan perguruan tinggi (bahkan negeri dan favorit) seringkali tidak memiliki skill yang memadai berkaitan dengan bidang ilmunya. Sarjana informatika yang tida bisa mrogram, sarjana akuntansi yang tidak bisa membuat neraca, sarjana manajemen yang tidak mampu memahami term and condition credit card, sarjana matematika yang tidak bisa menghitung deret ukur hingga terjebak di MLM, sarjana bahasa inggris tidak bisa ngobrol bahasa inggris, dan lain-lain (termasuk saya, sarjana sipil yang ga bisa nyemen...hehehe). Fenomena maraknya sarjana mediocre yang melanjutkan ke tingkat S2 bukan disebabkan oleh keinginan menimba ilmu..melainkan karena tidak mumpuninya skill yang dimiliki. Bahkan bagi banyak sarjana hal itu menjadi alasan untuk mendapatkan status selain pengangguran dan tetap mempertahankan harga diri. Tidak peduli bahwa bidang yang diambil tidak ada sangkutpautnya dengan ilmu di masa lalu, kebutuhan kerja masa kini dan dan rencana di masa depan.
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bagian 2*
by Teh Patra on Wednesday, July 11, 2012 at 12:13am ·
Latar belakang kedua adalah adanya beberapa permasalahan yang kami temui dalam perkembangan anak-anak kami. Permasalahan yang sekilas sederhana, namun akan mengakibatkan pergeseran misi keluarga yang telah kami rancang sebelumnya. Permasalahan itu sulit terlacak, kecuali oleh kami, orang tua yang intens berinteraksi dengan mereka.
Misalnya saja :
1. Salah seorang anak kami memiliki kemampuan matematis yang tinggi, namun minat membacanya teramat rendah. Membaca satu halaman novel saja sudah mengeluh. Tapi dia sangat sukaaaaa menghapal. Dia akan menghapalkan apa saja kalau dia bisa menerima reward, baik yang berupa nilai, poin, hadiah. Alhasil dalam mata pelajaran tertentu dia akan mendapat nilai tinggi. Namun kemampuan pemahaman dan analisisnya minim. Dia kesulitan menerapkan apa yang telah dihapalnya ke dunia nyata. Namun karena nilai yang diperolehnya biasanya tinggi, permasalahan tersebut tidak muncul saat di sekolah.
Oleh karena itu, program utama dalam homeschooling untuk anak tersebut adalah READING. Dia dimotivasi untuk membaca apa saja yang dia mau. Dengan iri saudara-saudaranya mengatakan " Masa belajarnya baca Lima Sekawan...enak banget.."
Dan dia akan menjawab "enakkan kamu..tinggal belajar kali-kalian doang"Alhamdulillah, selewat beberapa pekan minat bacanya mulai terasah. Sekarang dia mulai tahan membaca beberapa jam, meminta buku baru, dan mengacak-acak kamar saudaranya untuk mencari bahan bacaan. Dia juga sudah bisa menikmati bacaan..berekspresi, tertawa, terharu, dan bisa menceritakan kembali apa yang dibacanya.
Untuk menyalurkan 'hobi menghapalnya' kami terus memberi motivasi untuk menghapalkan al Qur'an. Alhamdulillah, hapalannya maju pesat dibanding yang lain.
2. Salah seorang anak kami memiliki minat yang tinggi terhadap sains, namun kemampuan matematisnya rendah. Dia sangat suka membaca buku sains anak-anak. Koleksinya mulai dari ensiklopedi sains, komik kompetisi sains, serial WHY, dll habis dibaca dalam waktu singkat. Tidak habis-habis pertanyaan dan pernyataannya tentang sains. Seperti orang yang memiliki sedikit gejala asperger, dia tahan membicarakan satu topik hingga detil dari A sampai Z selama berminggu-minggu, dengan segala modifikasinya. Abinya bilang " Kalau orang suka sains dan suka matematika, dia bisa jadi ilmuwan. Tapi kalau dia suka sains tapi ga suka matematika, dia bisa jadi orang sinting ". Dia suka dan kagum dengan angka-angka, namun minat berhitung dan berpikir logisnya rendah. Kami ingin memahamkan bahwa sains adalah ilmu yang terukur, bukan sesuatu yang sifatnya mengawang-awang, mengkhayal, dll. Tentunya semua harus disampaikan dengan bahasa yang dia pahami, agar tidak mematikan minatnya akan sains namun juga menumbuhkan minatnya terhadap matematika.
Setelah kami amati, rendahnya kemampuan matematis ini berawal dari hal yang sangat dasar : Motorik halus. Rendahnya kemampuan motorik halus membuat dia sulit menulis. Kesulitan menulis ini menyebabkan kesulitan mengerjakan hitungan (perkalian susun, pembagian susun). Kondisi ini tidak terlihat di sekolah, karena pelajaran matematika masih di tingkat rendah dan mudah. Sedikit keterlambatan masih dalam rentang toleransi.
Kondisi ini membuat kami merasa sayang jika tidak dikelola dengan baik. Tentunya tidak bijaksana mengerem kesukaannya akan sains agar sesuai dengan kemampuan matematisnya. Maka kami memilih mengupgrade kemampuan matematisnya agar bisa mengejar minat sainsnya. :) Maka program yang kami terapkan bagi anak ini dalam Homeschooling adalah memperbaiki kemampuan motorik dan mengeksplorasi kemampuan matematis dan berpikir logis.
3. Salah seorang anak kami memiliki kapasitas IQ yang sangat baik, namun performance IQ yang kurang baik. Hal ini menyebabkan dia kesulitan menumpahkan pemikirannya secara terstruktur. Dan dia kesulitan menumpahkan idenya dalam wujud nyata. Jika dia memiliki ide untuk membuat suatu karya, baik berupa program komputer, proyek sains, masakan, atau apa saja, dia bisa membayangkan prosesnya dengan baik. Tapi dia tidak mampu mengerjakannya. Akibatnya banyak pekerjaannya yang tidak selesai, serba tanggung, mengambang. Sampai tingkat sekolahnya saat ini kekurangan itu tidak selalu mengganggu. Mungkin orang akan mengatakan " Biasa, anak laki-laki ga serajin anak perempuan." Tapi kami berpendapat semakin dini diatasi maka akan semakin baik hasilnya.
Maka kami berupaya memberikan pelajaran yang dapat dia kuasai dengan baik untuk memberikan motivasi dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Salah satunya adalah bahasa. Dia memiliki kemampuan alami untuk menguasai bahasa lebih baik dibandingkan anak-anak lain. Alhamdulillah, dia sangat PD untuk berbicara bahasa inggris. Dia juga menjadi juara ketiga di salah satu kejuaraan berbahasa perancis. Saat ini dia mulai menyukai permainan kata-kata berbahasa arab, terutama yang berkaitan dengan hafalan qur'annya.
Pelajaran lain adalah konsep matematika. Kemampuan analitisnya yang kuat memberinya kepercayaan diri untuk mempelajari matematika advance.
Sedikit demi sedikit dia juga mulai diajari untuk mengerjakan sesuatu secara terstruktur, dengan plan, step dan goal yang jelas...walau masih sering berantem kalau dia mulai bosan dan tidak fokus.
TBC lagi...:D
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bag 3*
*HOMESCHOOLING...WHY? WHY NOT??? PART 3*
by Teh Patra on Wednesday, July 18, 2012 at 7:41pm ·
Alasan ketiga..ada yang bisa nebak?? :D
Yaa..tidak lain tidak bukan adalah alasan efisiensi dan ekonomis :)
Keputusan ini merupakan salah satu bentuk protes atas kapitalisasi pendidikan. Tahukah Anda, bahwa pendidikan merupakan salah satu penyumbang tertinggi inflasi di negeri kita tercinta??
Mungkin kita mengatakan, "so what if we can pay?". But it's not the point. Mahalnya pendidikan membuat manusia justru semakin kehilangan nilai-nilai manusiawinya. Manusia menjadi lebih egois, angkuh, kasar, curang, dsb.
Pendidikan yang mahal membuat kita selalu berpikir bagaimana cara mencapai BEP. Setelah lulus, orangtua tidak berhenti menyuruh anaknya untuk mencari pekerjaan bergaji tinggi untuk mengimbangi mahalnya sekolah.
Tuntutan untuk berpenghasilan tinggi membuat para pemuda begitu sibuk. Seluruh daya, upaya, waktu dan tenaga habis untuk mencari uang, yang pada kebanyakan kasus, hanya menjebak untuk masuk ke dalam siklus buruk : hidup untuk bekerja dan bekerja untuk hidup. Mereka tidak sempat lagi memiliki waktu untuk masyarakat, aktivitas sosial, ibadah, dan hal-hal lain yang sebetulnya merupakan kebutuhan nurani manusia. Mereka hidup begitu terburu-buru, hingga lupa untuk bersikap sopan, bertenggang rasa, bertoleransi dan berempati. Mereka terobsesi untuk menjadi pemenang, mengalahkan, meraih posisi, bahkan dengan menghalalkan segala cara.
Orang tua juga menuntut anak-anak perempuan mereka untuk bekerja karena mereka sudah mengeluarkan biaya yang mahal untuk sekolah. Dengan begitu tercapailah misi syaithan 'memisahkan bunda dari anak-anaknya', dan 'menceraiberaikan keluarga sejak dini'. (menurut penelitian, salah satu penyebab tertinggi perceraian adalah wanita bekerja). Maka si anak jatuh ke tangan pengasuh yang berpendidikan rendah, yang tidak memiliki cukup ilmu dan energi untuk membentuk seorang manusia unggul. Dan bunda, tidak lagi menjadi orang yang pertama mendengar bayinya bersuara, melihat bayinya tersenyum, tengkurap, tumbuh gigi, berjalan, melompat..Juga bukan orang yang selalu ada untuk memeluk disaat sakit, meniup luka, mengajak jalan-jalan, membacakan cerita, menyuapi, memandikan. Akhirnya bukan menjadi orang tempat bercerita, tentang pelajaran,sahabat, pertengkaran, kekecewaan, kesedihan, masa baligh, jatuh cinta. Dan kadang saat bunda menyadari hal itu, semuanya sudah terlambat.
Di beberapa kesempatan saya melihat bahwa anak-anak di sekolah mahal kebanyakan berasal dari keluarga menengah ke atas, termasuk di sekolah Islam. Namun kondisi pendidik sangat jauh berbeda dengan muridnya. Bahkan seringkali mereka tidak sanggup menyekolahkan anak-anaknya di tempat mereka mengajar. Hal ini menjadikan kurangnya rasa hormat anak didik terhadap pendidiknya. Belum lagi orangtua cenderung berpihak pada anak2nya dan seringkali memposisikan diri di atas para pendidik karena status sosialnya. Maka sebagus apapun sistem pendidikan yang telah dirancang, dimentahkan kembali dengan kondisi ini.
Sebaliknya pada sistem pendidikan yang murah, kami juga belum menemukan kepuasan. Kami belum menemukan sistem, lingkungan, suasana dan pendidik yang berdedikasi tinggi untuk menerima kelebihan dan kekurangan anak-anak kami apa adanya, dan berusaha melejitkan potensi mereka dengan optimal.
Kami tidak anti pendidikan mahal, karena kami juga bukan sosialis. Kami hanya ingin memastikan bahwa setiap tetes investasi kami sepadan dengan hasil yang didapatkan, tidak terbuang percuma.
Maka kami berusaha mengajarkan pada anak-anak kami, bahwa belajar bisa dimana saja. Belajar bisa kapan saja. Belajar bisa menggunakan apa saja. Kami yakin, bahwa pendidikan yang baik adalah hak setiap anak bangsa..punya uang ataupun tidak. Kami juga yakin, bahwa hidup layak dan bahagia adalah hak asasi semua manusia. Bukan karena tingginya penghasilan, namun lebih pada mindset, cara pandang, disertai penggunaan metoda dan sarana yang tepat. Maka kami mencoba bereksperimen, dengan kami sendiri sebagai kelinci percobaannya :D :D
Mengenai efisiensi..kami hanya mencoba memanfaatkan dua orang nekad yang suka ngobrol ngalor ngidul. Yang sering punya ide absurd dan wacana mengawang-ngawang. Yang salah satu atau keduanya menggemari fisika, matematika dan sejarah, serta memiliki minat yang tinggi terhadap ilmu alam, ekonomi dan geografi. Selain itu senang berkejar-kejaran dengan mode dan teknologi, senang berolah raga, terbiasa berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai bangsa dan negara serta memiliki spelialisasi. Juga memiliki minat tinggi terhadap gizi dan tumbuh kembang, dan prilaku manusia.
Maka diketuklah palu..dan diresmikanlah Homeschooling UmmiCantik :D :D :D
Selanjutnya bagaimana? Metode belajar? Teknis mengajar? Sarana dan prasarana? Jadwal dan kurikulum??Legalisasi? Dll
Berhubung masih liburan...kita bicarakan pada rapat yang akan datang..hehehehe...Sekarang, istirahat dulu :D :D :D
Masih TBC...
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bag 4*
*Homeschooling (4)*
Setelah memutuskan menarik anak-anak dari sekolah, muncullah pertanyaan sederhana yang jawabannya rumit : What next?
Ya..selanjutnya bagaimana? Kami bukan guru, pengajar, ga punya bahan, ga tau kurikulum.. (duh..Abi bener2 ngasi kerjaan deh…)
Berhubung saat itu akan segera dilaksanakan Ujian Paket A dan Paket B (pada Oktober 2011), persoalan jadi lebih mudah. Tugas kami adalah mengantarkan Afra sukses ujian Paket A dan Akhyar sukses ujian Paket B.
Pelajaran Paket A terdiri atas Matematika, IPA, IPS, PPKn, B. Indonesia. Sementara Paket B terdiri atas pelajaran paket A + B. Inggris.
Dalam waktu 3 bulan kami mengulang pelajaran kelas 4, 5, dan 6 SD untuk paket A serta 1, 2, 3 SMP untuk paket B. Tadidnya sih ingin memahamkan konsep, karena teryata anak-anak kebanyakan tidak ingat pelajaran sekolahnya 3 tahun terakhir. Tapi karena terlalu lama dan dikejar waktu, akhirnya kami memberi materi ala bimbel, dengan drill soal dan tanya jawab.
Alhamdulillah ujian berjalan lancar. Ternyata pelajaran 3 tahun bisa juga disingkat 3 bulan..hehe..jadi sisa waktunya bisa banget buat belajar yang lain. :D :D
Setelah ujian, pertanyaan awal kembali muncul what’s next?
Berhubung baru selesai ujian, agenda selanjutnya adalah : liburan…hehehehe…
Liburan ini merupakan salah satu program prioritas keluarga. Sebetulnya bukan liburan kali ya..tapi ‘berperjalanan di muka bumi’ seperti yang diperintahkan al Qur’an :
“Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)” (Ar Rum: 42)."
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada” (Al Hajj : 46)
Dengan program ini, banyak hal yang bisa dipelajari, mulai dari geografi, bentang alam, jenis manusia, budaya, perekonomian, agama, dan macam-macam lagi. Hal-hal yang sulit dipelajari jika kita tidak langsung melihat dan merasakan.
Berbagai macam tema liburan pernah kami eksplore..seperti menjelajah pantai selatan jabar, mulai dari Sindang Barang sampai Ujung Genteng, Ranca Buaya sampai Pameungpeuk, camping di gunung, belajar budaya tradisional di Baduy Dalam, menjelajah pantai Tanjung Lesung sampai Ujung Kulon, belajar sejarah di Yogyakarta. Yang belum pernah dieksplore adalah budaya modern dan metropolitan.
So menggunakan uang yang seharusnya dibayarkan ke sekolah, kami pun membawa anak-anak backpacking ke 3 negara : Singapura, Malaysia dan Thailand.
Alhamdulillah, setelah 2 malam menginap di penginapan, 2 malam di kereta api, dan 2 malam di rumah teman, kami berhasil mempelajari banyak hal baru. Belajar tata cara bepergian dengan berbagai moda, mulai dari pesawat, kereta, bis, monorail, mobil, taksi, becak, ojek sampai tuk-tuk. Belajar bertemu dan berkomunikasi dengan berbagai bahasa, mulai dari bahasa melayu, inggris, indonesia, sampai bahasa tarzan. Belajar berbagai jenis mata uang dan konversinya. Belajar berbagai teknologi dan pengelolaan negara mulai dari yang udik sampai yang canggih. Dan belajar baaanyaaak yang lainnya.
Selesai liburan, barulah kami mulai menyusun rencana homeschooling. Melalui rapat yang seperti biasa diawali dengan ceria, disisipi dengan segala macam kekesalan, ketidaksetujuan, kemarahan, dan tangisan, dan diakhiri dengan tekad membaja..(ciee..), program homeschooling pun kami gulirkan sebagai berikut :
1. Waktu sekolah berbeda sesuai tingkatan : Yang SMA 36jam/mg, yang SMP 34 jam, yang SD 32 jam.
2. Pelajaran terdiri atas pelajaran wajib, pelajaran sesuai kurikulum dan pelajaran sesuai anak
3. Yang termasuk pelajaran wajib adalah :
- Olah raga (5x per minggu), terdiri atas : renang (1x), Tifan (1x), Lari (1x) dan olahraga pilihan (2x)
- Tilawah dan hafalan Qur'an (1 jam/hari)
4. Pelajaran sesuai kurikulum : Pelajaran sekolah : Math, science, English, Social, Art.
5. Pelajaran sesuai anak : French, Piano, Read, Write, Computer, Accounting
6. Jam belajar mulai dari jam 07.00 sampai jam 16.00. Pada jam tersebut, seluruh jenis hiburan tidak diperkenankan, termasuk jika terdapat jam kosong/pelajaran sudah selesai. Jam kosong bisa dipakai untuk membaca novel, istirahat, makan, membaca koran, permainan edukatif, dll.
7. Hari Sabtu dan Minggu libur, kecuali pelajaran wajib
8. Apabila ada udzur dalam salah satu jam pelajaran dapat diganti pada jam-jam kosong
Seperti itu antara lain beberapa patokan yang kami buat agar kegiatan bisa lebih terevaluasi.Bagaimana pelaksanaan rencana tersebut? Apa saja kendala, kesulitan dan tantangan yang dihadapi??
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bag 5 (terakhir utk jawaban pertanyaaan 1😊)*
*Homeschooling..(5)*
by Teh Patra on Friday, September 14, 2012 at 11:03pm ·
Hidup adalah pilihan..begitu kata orang. Dan setiap pilihan memiliki konsekuensi. Sejak awal menikah kami sudah dihadapkan pada banyak pilihan. Dengan terseok-seok, kami berusaha memahami setiap konsekuensi dari pilihan kami. Terkadang pilihan kami membuat hidup menjadi jauuh lebih mudah. Namun tak jarang pilihan tersebut membuat banyak cabang pilihan lain yang membuat hidup menjadi begitu rumit. Ingat novel anak 'pilih sendiri ceritamu?'. Kira-kira begitulah situasi yang harus kita hadapi.
Memilih menarik anak2 kita dari sekolah memiliki banyak konsekuensi. Konsekuensi utama adalah terputusnya hubungan kami dengan sekolah negeri favorit (unutk jenjang SMP dan SMA). Jangankan yang homeschooling, yang berasal dari sekolah bonafid saja harus mengikuti serangkaian prosedur formal untuk masuk ke sana, seperti raport yang dilegalisir. Dengan demikian, kami hanya punya dua pilihan : bertahan dengan homeschooling atau masuk ke sekolah swasta. Konsekuensi lain adalah terbatasnya kesempatan sosialisasi anak2 di sekolah. Konsekuensi yang paling sering ditanyakan oleh orang yang mendengar mengenai homeschooling. Konsekuensi ini membuat kami harus berusaha lebih keras 'membawa' anak-anak ke ladang sosialisasi lainnya yang bisa mengimbangi sosialisasi di sekolah.Konsekuensi selanjutnya adalah berkurangnya jatah waktu pribadi :). Karena sebagian waktu harus kami alokasikan untuk mengajar anak2.
Sebagai orangtua sekaligus pengajar, kami harus menanggung konsekuensi tanggungjawab penuh atas pilihan ini. Jika program ini tidak berjalan lancar, maka tidak ada pihak lain yang bisa disalahkan selain kami sendiri. Dan begitulah..tidak semua rencana dapat berjalan mulus. Ada waktu-waktu dimana pembelajaran berlangsung begitu mudah dan menyenangkan. Ada waktu2 dimana pembelajaran begitu menyebalkan.
Misalnya saja pada program hafalan. Kami mencanangkan setiap pagi, jam 6-7 adalah program tilawah dan hafalan. Setiap pagi masing-masing tilawah selama 15 menit, menghapal selama 10-20 menit dan muraja'ah dan menyetorkan hafalan selama 15 menit. Beberapa minggu program ini berjalan baik. Walaupun para murid terlihat mengantuk dan loyo di awalnya, namun tak lama suasana menjadi menyenangkan. (Menyenangkan sekali kalau di pagi hari kita 'berhasil' tilawah dan tahfizh, rasanya hari itu akan berjalan lebih mudah dan sebagian beban kita terangkat). Namun program ini terganggu waktu saya melahirkan. Pola tidur bayi yang masih berantakan membuat saya tidak bisa mendampingi para murid. Padahal abinya sering ke luar kota. Akibatnya program ini terhenti. Tilawah dan tahfizh dilakukan masing2 pada jam masing2. Efeknya sungguh terasa berbeda.
Program olahraga sejauh ini berjalan lancar. 1x berenang, 1x thifan, 1x jogging dan 2x olahraga bebas. Jogging dilakukan 8x200m. Setiap pekan, kami berusaha memecahkan rekor jogging pekan sebelumnya. Apabila ada yang berhasil memecahkan rekor, maka kami merayakannya dengan makan bubur bersama :). Olahraga mungkin merupakan hal yang menyenangkan, apalagi berenang. Namun jika dilakukan secara rutin dan serius..ternyata tidak mudah juga..:) Main air sih oke..tapi berenang sejam..hmmm..
Pelajaran sesuai kurikulum sejauh ini berjalan cukup baik. Abi mengajar matematika dan fisika SMA. Terkadang mengajar matematika SD dan SMP sebagai bonus. Ummi mengajar sisanya (kebanyakan hanya nyuruh baca buku..hehehe..nggak ding). Proses belajar mengajar kebanyakan tidak formal. Di kasur sambil tiduran, di lantai sambil ngasuh dede, di mobil sambil jalan2. Hanya pada saat mengerjakan latihan soal saja menggunakan meja. Hingga saat ini, pelajaran yang belum tergarap baik adalah praktikum sains. Saya masih kesulitan menyediakan program dan prosesnya. Sementara ini, alih2 mecoba sendiri biasanya kami mencari referensi (video, gambar) percobaan serupa di internet, melihat dan mengamati prosesnya. Mudah2an nanti bisa dilaksanakan.
Beberapa gangguan pelajaran terjadi terutama saat pengajar sibuk. Saat ummi harus rapat maraton beberapa hari seminggu dan abi harus di luar kota atau sibuk dikejar deadline, kelas jadi kurang terkendali. Para murid sering mati gaya. Biasanya anak2 diminta mengerjakan hal2 yang tidak perlu didampingi, seperti kesenian (menggambar, piano, craft), mengerjakan soal, membaca dan menghafal al qur'an, komputer, wirausaha dan lain2. Namun efektifitasnya kurang terjamin :). Misalnya jatah pelajaran 1 jam di singkat menjadi 1/2 jam. Anak-anak bilang pokoknya sudah dikerjakan dan sudah selesai. Sebagai gantinya, terkadang pelajaran dilakukan di malam hari (setelah abi pulang) atau pada hari sabtu dan minggu. Atau dilakukan dengan cara lain, asal esensinya tercapai.Gangguan lain terjadi kalau pengajar kehilangan kesabaran..hehe..hingga pecahlah perang dunia :P :P
Idealnya, sebagai orangtua dan pengajar kami bisa menjadi teladan dalam menjaga komitmen. Namun kami juga manusia :D :D. Awalnya suasana belajar begitu ketat dan disiplin. Setiap anak memilki jadwal pelajaran setiap minggu, dan kami mengikuti jadwal dengan rapi. Lalu kami merasa bahwa pelajaran yang diberikan sudah melebihi target, sehingga kegiatan belajar berjalan (terlalu) santai. Tapi tiba-tiba para pengajara marah2 karena murid terlalu santai..hehehe..Biasanya ini terjadi kalau dalam suasana santai ada yang 'cari gara-gara', melanggar peraturan atau melakukan kesalahan. Kalau sudah begini, besoknya suasana belajar kembali ketat. Ditambah peraturan baru yang membuat para murid manyun dan memarahi si pembuat onar..:D. Siklus ini berlangsung beberapa kali.
Terkadang suasana begitu menyenangkan, terkadang begitu membosankan. Tapi kami pikir di manapun suasana seperti ini selalu ada ya.. Kadang pas sekolah ingin libur, pas libur ingin sekolah..:).
Biasanya kami melakukan evaluasi dalam rapat bulanan, sekaligus pemberian reward (gaji) untuk mereka yang melaksanakan kewajiban. Di rapat ini kami membahas kekurangan bulan lau, rencana bulan depan, penyegaran, perubahan jadwal atau matapelajaran, dll. Alhamdulillah, sampai saat ini kami masih merasa cukup nyaman dengan homeschooling ini.
Kadang kekhawatiran bagaimana ke depannya tetap ada. Tapi kami berusaha melakukan apa yang terbaik yang bisa kami lakukan, insya Allah ada jalan.Banyak hal dan kesempatan yang bisa kami dapatkan yang mungkin sulit kami dapatkan jika anak2 masih di sekolah. Ada yang mendapatkan kesempatan magang di beberapa perusahaan, walaupun tidak membantu atau merecoki perusahaan2 tersebut, setidaknya dia punya pengalaman bekerja dan menambah relasi. Ada pula yang berkesempatan mengurus bisnis hingga mengerti proses bisnisnya. Beberapa kekurangan yang disampaikan pada note ke 2 juga berhasil diatasi, walaupun sampai sekarang masih berproses. Anak2 juga berkesempatan merasakan hidup yang lebih heterogen, bergaul dengan beragam orang dengan berbagai karakter, sifat dan status sosial. Lebih dari itu, mereka juga belajar berani membuat keputusan dan mengatasi konsekuensi keputusan tersebut. Mereka juga belajar mandiri dan percaya diri.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kami belajar untuk tumbuh dewasa. Kami belajar untuk memahami kodrat dan tanggung jawab kami sebagai manusia. Dalam rentang waktu itu juga kami belajar, bahwa selama kami mengikuti apa yang diperintahkan oleh Sang Pencipta, berusaha menjauhi laranganNya, maka tidak akan ada pilihan yang sangat salah yang akan membahayakan kami..walaupun tidak ada yang sempurna. Pilihan hanya berbahaya jika bertentangan dengan keinginan Rabb kami. Itulah makna dari faidzaa 'azzamta, fatawakkal 'ala Allah, apabila kamu telah berazzam, maka bertawakkalah pada Allah. Maka kami berazzam. Hasilnya kami serahkan pada Allah.
Dengan cara pandang seperti itulah, kami berusaha untuk memahami dan mengatasi konsekuensi setiap pilihan.
(selesai :D :D Alhamdulillah)
*Tanya Jawab Materi Teh Patra*
*Tanya 01*
HSR Bandung
Teh Patra, makasi banyak untuk pemaparannya..
Kalau untuk Teh Patra sendiri, bolehkah tahu kenapa milih untuk home schooling? Terima kasih
*Jawab 1*:
Kalau saya memutuskan Homeschooling ceritanya panjaaang. Hehe
Ini ada 5 artikel yang saya tulis jaman dulu..boleh mampir ya 😊
https://yuria-pratiwhi.blogspot.co.id/search/label/HOMESCHOOLING?m=1
*(Untuk memudahkan, insyaAllah moderator akan meng-copy paste ceritanya teh Patra ya... jadk siap2 baca novel true story... 😄😄😄)*
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bagian 1*
HOMESCHOOLING...WHY? WHY NOT???
Kalau Anda berusia 17 tahun, lalu menerima lamaran seorang pria yang belum lulus kuliah, kemudian menikah...maka Anda telah memutuskan untuk menjadi seorang petualang!! Percayalah..sejak saat itu, hidup Anda akan jauh dari zona nyaman! Mengapa? Karena Anda sudah memutuskan begitu!! :D
Dan begitulah..kami merasakan hidup ini begitu berirama..bagaikan berakrobat..diwarnai keputusan-keputusan sulit, yang membuat hidup kami juga semakin sulit..:). Tapi seperti roller coaster, semakin menantang semakin menarik. Begitulah kami menikmati dan mensykuri hidup. Dan kami yakin, semua akan indah pada waktunya.
Salah satu keputusan paling sulit yang cukup menyulitkan adalah keputusan menarik seluruh anak kami dari sistem sekolah formal, dan menempatkan mereka di padepokan Ummi Cantik (hehe..nama yang dibuat Arsyad..yang kadang membuat orang bertanya di mana itu Sekolah Ummi Cantik...:P).
Bagaimana tidak sulit? Semasa anak-anak di sekolah mereka akan berangkat pagi-pagi sekali dan pulang sore sekali. Apalagi kalau mengikuti ekstrakurikuler..kadang malam baru pulang. Sementara dua orang khadimat senantiasa standby untuk melakukan pekerjaan kerumahtanggaan, praktis saya memiliki banyak kesempatan untuk menjadi sosialita...xixi..
Masa-masa itu adalah masa yang teramat nyaman..:P. Sampai datang suatu waktu yang menggoyahkan kenyamanan itu.
Saat itu pertengahan tahun 2011..menjelang tahun ajaran baru. Diawali dengan berita mengenai UN, kelulusan, passing grade, RSBI dan segala yang berhubungan dengan kenaikan tingkat..karena Afra akan masuk kelas 6 SD dan Akhyar akan masuk kelas 3 SMP, kami mengadakan rapat akbar keluarga. Suasana rapat saat itu begitu serius..menegangkan..mencekam..mendebarkan..(lebay..). Beberapa pertanyaan investigasi muncul, seperti.."Huapakhah tahun dephuan Akhyar dan Afra akan ikut Hujian Nasional?". "SMP dan SMA muanakhuah yang akhan merekha masukhi sethuelahnyuaa?"
Terisnpirasi oleh Fred dan George Weasley dan diprovoksi si idiot Ranchodas Chancad (qqqq)..rapat merekomendasikan suatu keputusan yang teramat penting, yaitu : HOMESCHOOLING!! Oh..no...Oh..no...Oh YES!!
Why?Why?
Ada beberapa latar belakang yang dibahas panjang lebar dalam rapat tersebut.
Latar belakang pertama adalah kekurangcocokan kami dengan sistem pendidikan formal yang ditawarkan di negeri ini. Antara lain :
1. Hasil ujian tahun tersebut yang (terlalu) spektakuler membuat kami tidak yakin dengan sistem pendidikan di negara ini. Dengan ilmu statistik sederhana saja kita bisa melihat bahwa NEM yang diperoleh tidak sesuai dengan parameter kurva distribusi normal. Untuk masuk sekolah favorit dengan jalur NEM, anak-anak harus mendapat NEM yang nyaris sempurna.. Anak salah seorang teman saya terpaksa mengubur impiannya bersekolah di sekolah favorit karena NEM yang didapatnya secara jujur 'hanya' 36 koma sekian..atau rata-ratanya 'hanya' 9 koma sekian. Padahal anak itu sangat cerdas dan jadi harapan orangtuanya untuk bisa melakukan lompatan sosial melalui jalur pendidikan. There's must be something wrong!! Sementara anak-anak lain yang prestasi belajarnya hanya di tingkat pertengahan mendapatkan nilai rata-rata hampir 10. Kalaupun berhasil masuk, kelas macam apa yang anak-anaknya semua punya nilai hampir 10 tapi ternyata tidak semua cerdas?? Bagaimana mungkin suatu negara mengajarkan rakyatnya menjadi oportunis sejak usia dini? Bagaimana mungkin kami membiarkan anak-anak kami di kelas seperti itu?
Informasi menunjukkan bahwa sekolah favorit lebih mengutamakan penerimaan jalur RSBI. Namun kualitas RSBI yang ditawarkan tidak sebanding dengan harga yang harus dibayar (dalam arti yang sebenarnya). Sepertinya itu juga bukan pilihan kami.
2. Kami menemukan fenomena anak-anak yang di pagi hari belajar di sekolah dan di sore hari belajar lagi (pelajaran yang sama) di tempat bimbel. Mau jadi apa anak-anak kami jika waktunya habis hanya untuk pelajaran akademis yang sebetulnya tidak butuh waktu lama? Saat kami menyiapkan ujian Paket A dan Paket B, pelajaran akademis itu bisa dipelajari hanya dalam beberapa bulan saja. Sekarang malah lembaga bimbel menyediakan layanan mengerjakan PR dan latihan ulangan harian..duh..!! Bukan begini cara belajar yang kami harapkan. Apa artinya kemampuan mengerjakan soal tanpa memahami konsep dasar ilmu pengetahuan? Tanpa memiliki kecintaan terhadap ilmu? Apa artinya nilai yang bagus tanpa kemampuan menggunakan ilmu sebagai sarana pemecahan masalah?
3. Ketidakmampuan sistem pendidikan menciptakan lingkungan cinta terhadap ilmu mengakibatkan kegagalan-kegagalan lain di tingkat yang lebih tinggi. Bukan rahasia lagi bahwa lulusan perguruan tinggi (bahkan negeri dan favorit) seringkali tidak memiliki skill yang memadai berkaitan dengan bidang ilmunya. Sarjana informatika yang tida bisa mrogram, sarjana akuntansi yang tidak bisa membuat neraca, sarjana manajemen yang tidak mampu memahami term and condition credit card, sarjana matematika yang tidak bisa menghitung deret ukur hingga terjebak di MLM, sarjana bahasa inggris tidak bisa ngobrol bahasa inggris, dan lain-lain (termasuk saya, sarjana sipil yang ga bisa nyemen...hehehe). Fenomena maraknya sarjana mediocre yang melanjutkan ke tingkat S2 bukan disebabkan oleh keinginan menimba ilmu..melainkan karena tidak mumpuninya skill yang dimiliki. Bahkan bagi banyak sarjana hal itu menjadi alasan untuk mendapatkan status selain pengangguran dan tetap mempertahankan harga diri. Tidak peduli bahwa bidang yang diambil tidak ada sangkutpautnya dengan ilmu di masa lalu, kebutuhan kerja masa kini dan dan rencana di masa depan.
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bagian 2*
by Teh Patra on Wednesday, July 11, 2012 at 12:13am ·
Latar belakang kedua adalah adanya beberapa permasalahan yang kami temui dalam perkembangan anak-anak kami. Permasalahan yang sekilas sederhana, namun akan mengakibatkan pergeseran misi keluarga yang telah kami rancang sebelumnya. Permasalahan itu sulit terlacak, kecuali oleh kami, orang tua yang intens berinteraksi dengan mereka.
Misalnya saja :
1. Salah seorang anak kami memiliki kemampuan matematis yang tinggi, namun minat membacanya teramat rendah. Membaca satu halaman novel saja sudah mengeluh. Tapi dia sangat sukaaaaa menghapal. Dia akan menghapalkan apa saja kalau dia bisa menerima reward, baik yang berupa nilai, poin, hadiah. Alhasil dalam mata pelajaran tertentu dia akan mendapat nilai tinggi. Namun kemampuan pemahaman dan analisisnya minim. Dia kesulitan menerapkan apa yang telah dihapalnya ke dunia nyata. Namun karena nilai yang diperolehnya biasanya tinggi, permasalahan tersebut tidak muncul saat di sekolah.
Oleh karena itu, program utama dalam homeschooling untuk anak tersebut adalah READING. Dia dimotivasi untuk membaca apa saja yang dia mau. Dengan iri saudara-saudaranya mengatakan " Masa belajarnya baca Lima Sekawan...enak banget.."
Dan dia akan menjawab "enakkan kamu..tinggal belajar kali-kalian doang"Alhamdulillah, selewat beberapa pekan minat bacanya mulai terasah. Sekarang dia mulai tahan membaca beberapa jam, meminta buku baru, dan mengacak-acak kamar saudaranya untuk mencari bahan bacaan. Dia juga sudah bisa menikmati bacaan..berekspresi, tertawa, terharu, dan bisa menceritakan kembali apa yang dibacanya.
Untuk menyalurkan 'hobi menghapalnya' kami terus memberi motivasi untuk menghapalkan al Qur'an. Alhamdulillah, hapalannya maju pesat dibanding yang lain.
2. Salah seorang anak kami memiliki minat yang tinggi terhadap sains, namun kemampuan matematisnya rendah. Dia sangat suka membaca buku sains anak-anak. Koleksinya mulai dari ensiklopedi sains, komik kompetisi sains, serial WHY, dll habis dibaca dalam waktu singkat. Tidak habis-habis pertanyaan dan pernyataannya tentang sains. Seperti orang yang memiliki sedikit gejala asperger, dia tahan membicarakan satu topik hingga detil dari A sampai Z selama berminggu-minggu, dengan segala modifikasinya. Abinya bilang " Kalau orang suka sains dan suka matematika, dia bisa jadi ilmuwan. Tapi kalau dia suka sains tapi ga suka matematika, dia bisa jadi orang sinting ". Dia suka dan kagum dengan angka-angka, namun minat berhitung dan berpikir logisnya rendah. Kami ingin memahamkan bahwa sains adalah ilmu yang terukur, bukan sesuatu yang sifatnya mengawang-awang, mengkhayal, dll. Tentunya semua harus disampaikan dengan bahasa yang dia pahami, agar tidak mematikan minatnya akan sains namun juga menumbuhkan minatnya terhadap matematika.
Setelah kami amati, rendahnya kemampuan matematis ini berawal dari hal yang sangat dasar : Motorik halus. Rendahnya kemampuan motorik halus membuat dia sulit menulis. Kesulitan menulis ini menyebabkan kesulitan mengerjakan hitungan (perkalian susun, pembagian susun). Kondisi ini tidak terlihat di sekolah, karena pelajaran matematika masih di tingkat rendah dan mudah. Sedikit keterlambatan masih dalam rentang toleransi.
Kondisi ini membuat kami merasa sayang jika tidak dikelola dengan baik. Tentunya tidak bijaksana mengerem kesukaannya akan sains agar sesuai dengan kemampuan matematisnya. Maka kami memilih mengupgrade kemampuan matematisnya agar bisa mengejar minat sainsnya. :) Maka program yang kami terapkan bagi anak ini dalam Homeschooling adalah memperbaiki kemampuan motorik dan mengeksplorasi kemampuan matematis dan berpikir logis.
3. Salah seorang anak kami memiliki kapasitas IQ yang sangat baik, namun performance IQ yang kurang baik. Hal ini menyebabkan dia kesulitan menumpahkan pemikirannya secara terstruktur. Dan dia kesulitan menumpahkan idenya dalam wujud nyata. Jika dia memiliki ide untuk membuat suatu karya, baik berupa program komputer, proyek sains, masakan, atau apa saja, dia bisa membayangkan prosesnya dengan baik. Tapi dia tidak mampu mengerjakannya. Akibatnya banyak pekerjaannya yang tidak selesai, serba tanggung, mengambang. Sampai tingkat sekolahnya saat ini kekurangan itu tidak selalu mengganggu. Mungkin orang akan mengatakan " Biasa, anak laki-laki ga serajin anak perempuan." Tapi kami berpendapat semakin dini diatasi maka akan semakin baik hasilnya.
Maka kami berupaya memberikan pelajaran yang dapat dia kuasai dengan baik untuk memberikan motivasi dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Salah satunya adalah bahasa. Dia memiliki kemampuan alami untuk menguasai bahasa lebih baik dibandingkan anak-anak lain. Alhamdulillah, dia sangat PD untuk berbicara bahasa inggris. Dia juga menjadi juara ketiga di salah satu kejuaraan berbahasa perancis. Saat ini dia mulai menyukai permainan kata-kata berbahasa arab, terutama yang berkaitan dengan hafalan qur'annya.
Pelajaran lain adalah konsep matematika. Kemampuan analitisnya yang kuat memberinya kepercayaan diri untuk mempelajari matematika advance.
Sedikit demi sedikit dia juga mulai diajari untuk mengerjakan sesuatu secara terstruktur, dengan plan, step dan goal yang jelas...walau masih sering berantem kalau dia mulai bosan dan tidak fokus.
TBC lagi...:D
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bag 3*
*HOMESCHOOLING...WHY? WHY NOT??? PART 3*
by Teh Patra on Wednesday, July 18, 2012 at 7:41pm ·
Alasan ketiga..ada yang bisa nebak?? :D
Yaa..tidak lain tidak bukan adalah alasan efisiensi dan ekonomis :)
Keputusan ini merupakan salah satu bentuk protes atas kapitalisasi pendidikan. Tahukah Anda, bahwa pendidikan merupakan salah satu penyumbang tertinggi inflasi di negeri kita tercinta??
Mungkin kita mengatakan, "so what if we can pay?". But it's not the point. Mahalnya pendidikan membuat manusia justru semakin kehilangan nilai-nilai manusiawinya. Manusia menjadi lebih egois, angkuh, kasar, curang, dsb.
Pendidikan yang mahal membuat kita selalu berpikir bagaimana cara mencapai BEP. Setelah lulus, orangtua tidak berhenti menyuruh anaknya untuk mencari pekerjaan bergaji tinggi untuk mengimbangi mahalnya sekolah.
Tuntutan untuk berpenghasilan tinggi membuat para pemuda begitu sibuk. Seluruh daya, upaya, waktu dan tenaga habis untuk mencari uang, yang pada kebanyakan kasus, hanya menjebak untuk masuk ke dalam siklus buruk : hidup untuk bekerja dan bekerja untuk hidup. Mereka tidak sempat lagi memiliki waktu untuk masyarakat, aktivitas sosial, ibadah, dan hal-hal lain yang sebetulnya merupakan kebutuhan nurani manusia. Mereka hidup begitu terburu-buru, hingga lupa untuk bersikap sopan, bertenggang rasa, bertoleransi dan berempati. Mereka terobsesi untuk menjadi pemenang, mengalahkan, meraih posisi, bahkan dengan menghalalkan segala cara.
Orang tua juga menuntut anak-anak perempuan mereka untuk bekerja karena mereka sudah mengeluarkan biaya yang mahal untuk sekolah. Dengan begitu tercapailah misi syaithan 'memisahkan bunda dari anak-anaknya', dan 'menceraiberaikan keluarga sejak dini'. (menurut penelitian, salah satu penyebab tertinggi perceraian adalah wanita bekerja). Maka si anak jatuh ke tangan pengasuh yang berpendidikan rendah, yang tidak memiliki cukup ilmu dan energi untuk membentuk seorang manusia unggul. Dan bunda, tidak lagi menjadi orang yang pertama mendengar bayinya bersuara, melihat bayinya tersenyum, tengkurap, tumbuh gigi, berjalan, melompat..Juga bukan orang yang selalu ada untuk memeluk disaat sakit, meniup luka, mengajak jalan-jalan, membacakan cerita, menyuapi, memandikan. Akhirnya bukan menjadi orang tempat bercerita, tentang pelajaran,sahabat, pertengkaran, kekecewaan, kesedihan, masa baligh, jatuh cinta. Dan kadang saat bunda menyadari hal itu, semuanya sudah terlambat.
Di beberapa kesempatan saya melihat bahwa anak-anak di sekolah mahal kebanyakan berasal dari keluarga menengah ke atas, termasuk di sekolah Islam. Namun kondisi pendidik sangat jauh berbeda dengan muridnya. Bahkan seringkali mereka tidak sanggup menyekolahkan anak-anaknya di tempat mereka mengajar. Hal ini menjadikan kurangnya rasa hormat anak didik terhadap pendidiknya. Belum lagi orangtua cenderung berpihak pada anak2nya dan seringkali memposisikan diri di atas para pendidik karena status sosialnya. Maka sebagus apapun sistem pendidikan yang telah dirancang, dimentahkan kembali dengan kondisi ini.
Sebaliknya pada sistem pendidikan yang murah, kami juga belum menemukan kepuasan. Kami belum menemukan sistem, lingkungan, suasana dan pendidik yang berdedikasi tinggi untuk menerima kelebihan dan kekurangan anak-anak kami apa adanya, dan berusaha melejitkan potensi mereka dengan optimal.
Kami tidak anti pendidikan mahal, karena kami juga bukan sosialis. Kami hanya ingin memastikan bahwa setiap tetes investasi kami sepadan dengan hasil yang didapatkan, tidak terbuang percuma.
Maka kami berusaha mengajarkan pada anak-anak kami, bahwa belajar bisa dimana saja. Belajar bisa kapan saja. Belajar bisa menggunakan apa saja. Kami yakin, bahwa pendidikan yang baik adalah hak setiap anak bangsa..punya uang ataupun tidak. Kami juga yakin, bahwa hidup layak dan bahagia adalah hak asasi semua manusia. Bukan karena tingginya penghasilan, namun lebih pada mindset, cara pandang, disertai penggunaan metoda dan sarana yang tepat. Maka kami mencoba bereksperimen, dengan kami sendiri sebagai kelinci percobaannya :D :D
Mengenai efisiensi..kami hanya mencoba memanfaatkan dua orang nekad yang suka ngobrol ngalor ngidul. Yang sering punya ide absurd dan wacana mengawang-ngawang. Yang salah satu atau keduanya menggemari fisika, matematika dan sejarah, serta memiliki minat yang tinggi terhadap ilmu alam, ekonomi dan geografi. Selain itu senang berkejar-kejaran dengan mode dan teknologi, senang berolah raga, terbiasa berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai bangsa dan negara serta memiliki spelialisasi. Juga memiliki minat tinggi terhadap gizi dan tumbuh kembang, dan prilaku manusia.
Maka diketuklah palu..dan diresmikanlah Homeschooling UmmiCantik :D :D :D
Selanjutnya bagaimana? Metode belajar? Teknis mengajar? Sarana dan prasarana? Jadwal dan kurikulum??Legalisasi? Dll
Berhubung masih liburan...kita bicarakan pada rapat yang akan datang..hehehehe...Sekarang, istirahat dulu :D :D :D
Masih TBC...
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bag 4*
*Homeschooling (4)*
Setelah memutuskan menarik anak-anak dari sekolah, muncullah pertanyaan sederhana yang jawabannya rumit : What next?
Ya..selanjutnya bagaimana? Kami bukan guru, pengajar, ga punya bahan, ga tau kurikulum.. (duh..Abi bener2 ngasi kerjaan deh…)
Berhubung saat itu akan segera dilaksanakan Ujian Paket A dan Paket B (pada Oktober 2011), persoalan jadi lebih mudah. Tugas kami adalah mengantarkan Afra sukses ujian Paket A dan Akhyar sukses ujian Paket B.
Pelajaran Paket A terdiri atas Matematika, IPA, IPS, PPKn, B. Indonesia. Sementara Paket B terdiri atas pelajaran paket A + B. Inggris.
Dalam waktu 3 bulan kami mengulang pelajaran kelas 4, 5, dan 6 SD untuk paket A serta 1, 2, 3 SMP untuk paket B. Tadidnya sih ingin memahamkan konsep, karena teryata anak-anak kebanyakan tidak ingat pelajaran sekolahnya 3 tahun terakhir. Tapi karena terlalu lama dan dikejar waktu, akhirnya kami memberi materi ala bimbel, dengan drill soal dan tanya jawab.
Alhamdulillah ujian berjalan lancar. Ternyata pelajaran 3 tahun bisa juga disingkat 3 bulan..hehe..jadi sisa waktunya bisa banget buat belajar yang lain. :D :D
Setelah ujian, pertanyaan awal kembali muncul what’s next?
Berhubung baru selesai ujian, agenda selanjutnya adalah : liburan…hehehehe…
Liburan ini merupakan salah satu program prioritas keluarga. Sebetulnya bukan liburan kali ya..tapi ‘berperjalanan di muka bumi’ seperti yang diperintahkan al Qur’an :
“Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)” (Ar Rum: 42)."
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada” (Al Hajj : 46)
Dengan program ini, banyak hal yang bisa dipelajari, mulai dari geografi, bentang alam, jenis manusia, budaya, perekonomian, agama, dan macam-macam lagi. Hal-hal yang sulit dipelajari jika kita tidak langsung melihat dan merasakan.
Berbagai macam tema liburan pernah kami eksplore..seperti menjelajah pantai selatan jabar, mulai dari Sindang Barang sampai Ujung Genteng, Ranca Buaya sampai Pameungpeuk, camping di gunung, belajar budaya tradisional di Baduy Dalam, menjelajah pantai Tanjung Lesung sampai Ujung Kulon, belajar sejarah di Yogyakarta. Yang belum pernah dieksplore adalah budaya modern dan metropolitan.
So menggunakan uang yang seharusnya dibayarkan ke sekolah, kami pun membawa anak-anak backpacking ke 3 negara : Singapura, Malaysia dan Thailand.
Alhamdulillah, setelah 2 malam menginap di penginapan, 2 malam di kereta api, dan 2 malam di rumah teman, kami berhasil mempelajari banyak hal baru. Belajar tata cara bepergian dengan berbagai moda, mulai dari pesawat, kereta, bis, monorail, mobil, taksi, becak, ojek sampai tuk-tuk. Belajar bertemu dan berkomunikasi dengan berbagai bahasa, mulai dari bahasa melayu, inggris, indonesia, sampai bahasa tarzan. Belajar berbagai jenis mata uang dan konversinya. Belajar berbagai teknologi dan pengelolaan negara mulai dari yang udik sampai yang canggih. Dan belajar baaanyaaak yang lainnya.
Selesai liburan, barulah kami mulai menyusun rencana homeschooling. Melalui rapat yang seperti biasa diawali dengan ceria, disisipi dengan segala macam kekesalan, ketidaksetujuan, kemarahan, dan tangisan, dan diakhiri dengan tekad membaja..(ciee..), program homeschooling pun kami gulirkan sebagai berikut :
1. Waktu sekolah berbeda sesuai tingkatan : Yang SMA 36jam/mg, yang SMP 34 jam, yang SD 32 jam.
2. Pelajaran terdiri atas pelajaran wajib, pelajaran sesuai kurikulum dan pelajaran sesuai anak
3. Yang termasuk pelajaran wajib adalah :
- Olah raga (5x per minggu), terdiri atas : renang (1x), Tifan (1x), Lari (1x) dan olahraga pilihan (2x)
- Tilawah dan hafalan Qur'an (1 jam/hari)
4. Pelajaran sesuai kurikulum : Pelajaran sekolah : Math, science, English, Social, Art.
5. Pelajaran sesuai anak : French, Piano, Read, Write, Computer, Accounting
6. Jam belajar mulai dari jam 07.00 sampai jam 16.00. Pada jam tersebut, seluruh jenis hiburan tidak diperkenankan, termasuk jika terdapat jam kosong/pelajaran sudah selesai. Jam kosong bisa dipakai untuk membaca novel, istirahat, makan, membaca koran, permainan edukatif, dll.
7. Hari Sabtu dan Minggu libur, kecuali pelajaran wajib
8. Apabila ada udzur dalam salah satu jam pelajaran dapat diganti pada jam-jam kosong
Seperti itu antara lain beberapa patokan yang kami buat agar kegiatan bisa lebih terevaluasi.Bagaimana pelaksanaan rencana tersebut? Apa saja kendala, kesulitan dan tantangan yang dihadapi??
*Cerita HomeSchooling Teh Patra Bag 5 (terakhir utk jawaban pertanyaaan 1😊)*
*Homeschooling..(5)*
by Teh Patra on Friday, September 14, 2012 at 11:03pm ·
Hidup adalah pilihan..begitu kata orang. Dan setiap pilihan memiliki konsekuensi. Sejak awal menikah kami sudah dihadapkan pada banyak pilihan. Dengan terseok-seok, kami berusaha memahami setiap konsekuensi dari pilihan kami. Terkadang pilihan kami membuat hidup menjadi jauuh lebih mudah. Namun tak jarang pilihan tersebut membuat banyak cabang pilihan lain yang membuat hidup menjadi begitu rumit. Ingat novel anak 'pilih sendiri ceritamu?'. Kira-kira begitulah situasi yang harus kita hadapi.
Memilih menarik anak2 kita dari sekolah memiliki banyak konsekuensi. Konsekuensi utama adalah terputusnya hubungan kami dengan sekolah negeri favorit (unutk jenjang SMP dan SMA). Jangankan yang homeschooling, yang berasal dari sekolah bonafid saja harus mengikuti serangkaian prosedur formal untuk masuk ke sana, seperti raport yang dilegalisir. Dengan demikian, kami hanya punya dua pilihan : bertahan dengan homeschooling atau masuk ke sekolah swasta. Konsekuensi lain adalah terbatasnya kesempatan sosialisasi anak2 di sekolah. Konsekuensi yang paling sering ditanyakan oleh orang yang mendengar mengenai homeschooling. Konsekuensi ini membuat kami harus berusaha lebih keras 'membawa' anak-anak ke ladang sosialisasi lainnya yang bisa mengimbangi sosialisasi di sekolah.Konsekuensi selanjutnya adalah berkurangnya jatah waktu pribadi :). Karena sebagian waktu harus kami alokasikan untuk mengajar anak2.
Sebagai orangtua sekaligus pengajar, kami harus menanggung konsekuensi tanggungjawab penuh atas pilihan ini. Jika program ini tidak berjalan lancar, maka tidak ada pihak lain yang bisa disalahkan selain kami sendiri. Dan begitulah..tidak semua rencana dapat berjalan mulus. Ada waktu-waktu dimana pembelajaran berlangsung begitu mudah dan menyenangkan. Ada waktu2 dimana pembelajaran begitu menyebalkan.
Misalnya saja pada program hafalan. Kami mencanangkan setiap pagi, jam 6-7 adalah program tilawah dan hafalan. Setiap pagi masing-masing tilawah selama 15 menit, menghapal selama 10-20 menit dan muraja'ah dan menyetorkan hafalan selama 15 menit. Beberapa minggu program ini berjalan baik. Walaupun para murid terlihat mengantuk dan loyo di awalnya, namun tak lama suasana menjadi menyenangkan. (Menyenangkan sekali kalau di pagi hari kita 'berhasil' tilawah dan tahfizh, rasanya hari itu akan berjalan lebih mudah dan sebagian beban kita terangkat). Namun program ini terganggu waktu saya melahirkan. Pola tidur bayi yang masih berantakan membuat saya tidak bisa mendampingi para murid. Padahal abinya sering ke luar kota. Akibatnya program ini terhenti. Tilawah dan tahfizh dilakukan masing2 pada jam masing2. Efeknya sungguh terasa berbeda.
Program olahraga sejauh ini berjalan lancar. 1x berenang, 1x thifan, 1x jogging dan 2x olahraga bebas. Jogging dilakukan 8x200m. Setiap pekan, kami berusaha memecahkan rekor jogging pekan sebelumnya. Apabila ada yang berhasil memecahkan rekor, maka kami merayakannya dengan makan bubur bersama :). Olahraga mungkin merupakan hal yang menyenangkan, apalagi berenang. Namun jika dilakukan secara rutin dan serius..ternyata tidak mudah juga..:) Main air sih oke..tapi berenang sejam..hmmm..
Pelajaran sesuai kurikulum sejauh ini berjalan cukup baik. Abi mengajar matematika dan fisika SMA. Terkadang mengajar matematika SD dan SMP sebagai bonus. Ummi mengajar sisanya (kebanyakan hanya nyuruh baca buku..hehehe..nggak ding). Proses belajar mengajar kebanyakan tidak formal. Di kasur sambil tiduran, di lantai sambil ngasuh dede, di mobil sambil jalan2. Hanya pada saat mengerjakan latihan soal saja menggunakan meja. Hingga saat ini, pelajaran yang belum tergarap baik adalah praktikum sains. Saya masih kesulitan menyediakan program dan prosesnya. Sementara ini, alih2 mecoba sendiri biasanya kami mencari referensi (video, gambar) percobaan serupa di internet, melihat dan mengamati prosesnya. Mudah2an nanti bisa dilaksanakan.
Beberapa gangguan pelajaran terjadi terutama saat pengajar sibuk. Saat ummi harus rapat maraton beberapa hari seminggu dan abi harus di luar kota atau sibuk dikejar deadline, kelas jadi kurang terkendali. Para murid sering mati gaya. Biasanya anak2 diminta mengerjakan hal2 yang tidak perlu didampingi, seperti kesenian (menggambar, piano, craft), mengerjakan soal, membaca dan menghafal al qur'an, komputer, wirausaha dan lain2. Namun efektifitasnya kurang terjamin :). Misalnya jatah pelajaran 1 jam di singkat menjadi 1/2 jam. Anak-anak bilang pokoknya sudah dikerjakan dan sudah selesai. Sebagai gantinya, terkadang pelajaran dilakukan di malam hari (setelah abi pulang) atau pada hari sabtu dan minggu. Atau dilakukan dengan cara lain, asal esensinya tercapai.Gangguan lain terjadi kalau pengajar kehilangan kesabaran..hehe..hingga pecahlah perang dunia :P :P
Idealnya, sebagai orangtua dan pengajar kami bisa menjadi teladan dalam menjaga komitmen. Namun kami juga manusia :D :D. Awalnya suasana belajar begitu ketat dan disiplin. Setiap anak memilki jadwal pelajaran setiap minggu, dan kami mengikuti jadwal dengan rapi. Lalu kami merasa bahwa pelajaran yang diberikan sudah melebihi target, sehingga kegiatan belajar berjalan (terlalu) santai. Tapi tiba-tiba para pengajara marah2 karena murid terlalu santai..hehehe..Biasanya ini terjadi kalau dalam suasana santai ada yang 'cari gara-gara', melanggar peraturan atau melakukan kesalahan. Kalau sudah begini, besoknya suasana belajar kembali ketat. Ditambah peraturan baru yang membuat para murid manyun dan memarahi si pembuat onar..:D. Siklus ini berlangsung beberapa kali.
Terkadang suasana begitu menyenangkan, terkadang begitu membosankan. Tapi kami pikir di manapun suasana seperti ini selalu ada ya.. Kadang pas sekolah ingin libur, pas libur ingin sekolah..:).
Biasanya kami melakukan evaluasi dalam rapat bulanan, sekaligus pemberian reward (gaji) untuk mereka yang melaksanakan kewajiban. Di rapat ini kami membahas kekurangan bulan lau, rencana bulan depan, penyegaran, perubahan jadwal atau matapelajaran, dll. Alhamdulillah, sampai saat ini kami masih merasa cukup nyaman dengan homeschooling ini.
Kadang kekhawatiran bagaimana ke depannya tetap ada. Tapi kami berusaha melakukan apa yang terbaik yang bisa kami lakukan, insya Allah ada jalan.Banyak hal dan kesempatan yang bisa kami dapatkan yang mungkin sulit kami dapatkan jika anak2 masih di sekolah. Ada yang mendapatkan kesempatan magang di beberapa perusahaan, walaupun tidak membantu atau merecoki perusahaan2 tersebut, setidaknya dia punya pengalaman bekerja dan menambah relasi. Ada pula yang berkesempatan mengurus bisnis hingga mengerti proses bisnisnya. Beberapa kekurangan yang disampaikan pada note ke 2 juga berhasil diatasi, walaupun sampai sekarang masih berproses. Anak2 juga berkesempatan merasakan hidup yang lebih heterogen, bergaul dengan beragam orang dengan berbagai karakter, sifat dan status sosial. Lebih dari itu, mereka juga belajar berani membuat keputusan dan mengatasi konsekuensi keputusan tersebut. Mereka juga belajar mandiri dan percaya diri.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kami belajar untuk tumbuh dewasa. Kami belajar untuk memahami kodrat dan tanggung jawab kami sebagai manusia. Dalam rentang waktu itu juga kami belajar, bahwa selama kami mengikuti apa yang diperintahkan oleh Sang Pencipta, berusaha menjauhi laranganNya, maka tidak akan ada pilihan yang sangat salah yang akan membahayakan kami..walaupun tidak ada yang sempurna. Pilihan hanya berbahaya jika bertentangan dengan keinginan Rabb kami. Itulah makna dari faidzaa 'azzamta, fatawakkal 'ala Allah, apabila kamu telah berazzam, maka bertawakkalah pada Allah. Maka kami berazzam. Hasilnya kami serahkan pada Allah.
Dengan cara pandang seperti itulah, kami berusaha untuk memahami dan mengatasi konsekuensi setiap pilihan.
(selesai :D :D Alhamdulillah)
HSR : materi homeschooling Teh Patra 1
Bismillahirrahmaanirrahiim
Segala puji milik Allah yang menempatkan kita di *wilayah dan zaman terbaik* sebagai *lahan mujahadah* kita meraih jannah. In syaa Allah.
Indonesia adalah salah satu negeri dengan jumlah muslim terbanyak di seluruh dunia. Demikian sehingga potret kaum Muslim akan nampak jelas melalui potret bangsa Indonesia. Termasuk aspek pendidikan di dalamnya.
Di berbagai belahan bumi ini teknologi berkembang sangat cepat. Ilmu pun bertambah secara masif. Penemuan baru tumbuh mengikuti grafik eksponensial. Sayangnya bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim tadi belum mampu menunjukkan keunggulannya. Kita masih berada dalam *tahapan pemakai* atau pengguna, dengan ketergantungan yang sangat besar pada negara lain.
Hal ini terjadi tak lain karena belum kuatnya sistem pendidikan dan pengajaran di Indonesia.
Rezim berganti rezim. Menteri berganti mentri. Program berganti program, namun *belum mampu membangkitkan kondisi pendidikan* secara signifikan.
Dalam kondisi ini, muncullah satu alternatif pendidikan, yaitu pendidikan berbasis rumah, home education, dan homeschooling.
InsyaAllah akan dijelaskan dulu satu per satu,
*apa itu Home Schooling?*
dan
*apa itu Home Education?*
☘ *Home Schooling*
Home Schooling biasanya merujuk pada istilah kesetaraan sekolah formal yang dilakukan di rumah.
*Secara umum*, homeschooling sendiri terdiri atas 3 jenis :
1. Aktivitas *sekolah* yang dilakukan di rumah atau di luar sekolah.
Anak bisa mengikuti program sekolah yang diselenggarakan di dalam rumah dengan memanggil guru, mengikuti komunitas homeschooling grup, mengikuti flexischool, dll.
Disini anak-anak tetap mengikuti ujian, kurikulum sesuai diknas dan jenjang, hanya saja tidak dilakukan di sekolah formal.
2. Aktivitas sekolah yang murni dilakukan anggota keluarga saja tanpa melibatkan pihak luar. Dengan *kurikulum dan target yang ditentukan anggota keluarga*..
Kurikulum diknas masih diikuti *dalam batas* yang diperlukan dengan pengajaran disesuaikan dengan program pendidikan di rumah.
3. Aktivitas pendidikan di rumah yang mengambil jalur berbeda dengan jalur akademis.
Misalnya jalur atlit, artis, bisnis atau jalur pendidikan agama Islam.
*Itu adalah gambaran umum pelaksanaan HomeSchooling pada umumnya*.. Saat ini berkembanh juga sebuah istilah *Home Education*...
☘ *Home Education*
Perlu dipahami bahwa *home education* (secara bahasa: Pendidikan Berbasis Keluarga/rumah) adalah kewajiban setiap orang tua, baik yang menyekolahkan anak di sekolah formal ataupun tidak.
Artinya, menyekolahkan anak di sekolah formal bukan berarti orangtua bebas berlepas tangan dalam pendidikan anak. Dalam Home Education, peran orangtua lah yang dominan.
Contoh, untuk usia pra baligh, peran orangtua dalam pendidikan anak seyogyanya lebih dominan dibandingkan pihak luar (guru atau sekolah).
*Penanaman aqidah dan nilai dasar, akhlaq dan kebiasaan baik, dibentuk secara efektif melalui keluarga*.
Sekolah hanya memberi sentuhan tambahan saja.
☘☘☘☘☘
Jika pendidikan dilaksanakan di sekolah formal, tentunya seluruh sistem pendidikan sudah disediakan dan difasilitasi sekolah.
Namun _*jika pendidikan dilakukan di rumah, maka sistem pendidikan perlu dibuat di rumah.*_
Khusus bagi pelaku Homeschooling yang menerapkan Home Education, maka *tanggung jawab orangtua bersifat penuh dalam pendidikan anak*.
Secara umum, bagaimanapun kita ingin anak-anak kita minimal bisa mengikuti benchmark umum (jenjang pendidikan formal), syukur-syukur bisa lebih. *Hal ini tentu tidak dapat dicapai tanpa perencanaan yang matang*..
Jika orangtua memilih homeSchooling, setidaknya sudah ada pernwcanaan yang matang terkait:
● visi misi pendidikan
● target yang akan dicapai
● kurikulum yang akan digunakan
● bahan ajar
● rencana pengajaran
● dan evaluasi.
Orangtua perlu juga aktif berperan *menyediakan lingkungan* yang sesuai untuk:
● setiap jenis pendidikan yang diambil
● memahami jalur pendidikan
agar jangan sampai *pendidikan anak terputus dan tidak jelas arahannya mau kemana*...
Jika sudah menyelesaikan visi misi, target, dan kurikulum, baru berlanjut berbicara pelaksanaannya.
Sebagai contoh,
*terkait penyelenggara*, bisa ditentukan sesuai dengan kurikulum dibuat (oleh keluarga masing).
Beberapa pertanyaan yang bisa dievaluasi adalah:
● Apakah anggota keluarga mampu melaksanakannya?
● Jika tidak siapa yang dapat melaksanakannya? ● Bagaimana memulainya dan seterusnya bisa dibahas dalam keluarga masing-masing
Karena tanggung jawab pendidikan berpusat di rumah, artinya orangtua jugalah yang bertanggung jawab utk melakukan evaluasi.
Evaluasi perlu dilakukan dalam setiap jenis pendidikan.
Evaluasi setidaknya terdiri atas
1. Evaluasi pekanan, mencakup evaluasi kegiatan belajar mengajar secara umum, kendala yang ditemukan, target dan progres bahan ajar.
2. Evaluasi per materi, mencakup penguasaan materi, target penyelesaian materi dan waktunya.
3. Evaluasi per jenjang, mencakup evaluasi kemampuan yang harus dikuasai dalam jenjang/level usia/pendidikan tertentu.
4. Evaluasi menyeluruh biasanya dilakukan setiap tahun untuk melihat apakah proses belajar mengajar berlangsung secara efektif, apakah perlu perubahan metode, perubahan strategi dan pola ajar.
Sebagai contoh,
Beberapa hr yang lalu, Bibing, (anak Teh Patra yang ke-4) berusia 6 tahun.
Semakin mendekati fase mumayiz, in syaa Allah.
Banyak yang bertanya, pembelajaran apa yang saya terapkan pada Bibing?
Sebetulnya hampir sama dengan yang saya terapkan untuk para kakak. Hanya saja gaya dan metodenya saya sesuaikan dengan karakter dan usianya.
Untuk Bibing sendiri, hingga usia 7 tahun nanti dia masih berada dalam fase free style, bebas melakukan apapun. Sekali lagi, *bebas disini dari sudut pandang dia*. Bagaimana dari sudut pandang saya sebagai ibu?
Sebagai ibu, saya harus lebih serius menyiapkan strategi pembelajaran khususnya satu tahun ke depan.
Langkah pertama adalah menentukan *target untuk satu tahun*.
Target disesuaikan dengan _*kurikulum wajib dalam homeschooling di rumah kami*_:
1. *Al Qur'an.*
Minimal dalam satu tahun ini dia bisa menghapal satu juz al Qur'an. Mampu membaca al Qur'an dengan tartil.
2. *Bahasa.*
Tugas saya memastikan bahwa dia bisa memahami bacaan sesuai usianya. Setidaknya bisa membaca satu buku setiap pekan dan *mempresentasikannya*..
3. *Bahasa Inggris.* Targetnya hanya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris sehari-hari.
4. *Math.*
Target satu tahun ini lebih ke mengenal konsep angka (number), logika matematika dan operasi hitung sederhana
5. *Olahraga.*
Mampu terbiasa berjalan kaki sejauh 1 km dan berenang di kolam dalam.
6. *Skill tambahan.*
Mulai pilihan keterampilan khusus sesuai minat.
7. *Materi keIslaman* bersifat informasi dan *pembiasaan saja*. Belum menerapkan hukuman, sesuai dengan usianya.
Berhubung metode yang digunakan masih metode free style, maka sebagian besar program pembelajaran belum saya tentukan waktunya. Bisa dilakukan kapan saja dengan materi apa saja, dengan patokan target minimal yang harus dicapai itu saja.
Kata 'jadwal' mulai digunakan untuk beberapa jenis aktivitas, hanya saja porsinya masih terbatas. Hal ini digunakan untuk memahamkan konsep waktu pada Bibing 😊.
Yes, as simple as that 😍😊.
*Mungkin itu dulu prolognya.. Selanjutnya diperdalam di diskusi saja ya...*
☘☘☘☘☘☘☘
Segala puji milik Allah yang menempatkan kita di *wilayah dan zaman terbaik* sebagai *lahan mujahadah* kita meraih jannah. In syaa Allah.
Indonesia adalah salah satu negeri dengan jumlah muslim terbanyak di seluruh dunia. Demikian sehingga potret kaum Muslim akan nampak jelas melalui potret bangsa Indonesia. Termasuk aspek pendidikan di dalamnya.
Di berbagai belahan bumi ini teknologi berkembang sangat cepat. Ilmu pun bertambah secara masif. Penemuan baru tumbuh mengikuti grafik eksponensial. Sayangnya bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim tadi belum mampu menunjukkan keunggulannya. Kita masih berada dalam *tahapan pemakai* atau pengguna, dengan ketergantungan yang sangat besar pada negara lain.
Hal ini terjadi tak lain karena belum kuatnya sistem pendidikan dan pengajaran di Indonesia.
Rezim berganti rezim. Menteri berganti mentri. Program berganti program, namun *belum mampu membangkitkan kondisi pendidikan* secara signifikan.
Dalam kondisi ini, muncullah satu alternatif pendidikan, yaitu pendidikan berbasis rumah, home education, dan homeschooling.
InsyaAllah akan dijelaskan dulu satu per satu,
*apa itu Home Schooling?*
dan
*apa itu Home Education?*
☘ *Home Schooling*
Home Schooling biasanya merujuk pada istilah kesetaraan sekolah formal yang dilakukan di rumah.
*Secara umum*, homeschooling sendiri terdiri atas 3 jenis :
1. Aktivitas *sekolah* yang dilakukan di rumah atau di luar sekolah.
Anak bisa mengikuti program sekolah yang diselenggarakan di dalam rumah dengan memanggil guru, mengikuti komunitas homeschooling grup, mengikuti flexischool, dll.
Disini anak-anak tetap mengikuti ujian, kurikulum sesuai diknas dan jenjang, hanya saja tidak dilakukan di sekolah formal.
2. Aktivitas sekolah yang murni dilakukan anggota keluarga saja tanpa melibatkan pihak luar. Dengan *kurikulum dan target yang ditentukan anggota keluarga*..
Kurikulum diknas masih diikuti *dalam batas* yang diperlukan dengan pengajaran disesuaikan dengan program pendidikan di rumah.
3. Aktivitas pendidikan di rumah yang mengambil jalur berbeda dengan jalur akademis.
Misalnya jalur atlit, artis, bisnis atau jalur pendidikan agama Islam.
*Itu adalah gambaran umum pelaksanaan HomeSchooling pada umumnya*.. Saat ini berkembanh juga sebuah istilah *Home Education*...
☘ *Home Education*
Perlu dipahami bahwa *home education* (secara bahasa: Pendidikan Berbasis Keluarga/rumah) adalah kewajiban setiap orang tua, baik yang menyekolahkan anak di sekolah formal ataupun tidak.
Artinya, menyekolahkan anak di sekolah formal bukan berarti orangtua bebas berlepas tangan dalam pendidikan anak. Dalam Home Education, peran orangtua lah yang dominan.
Contoh, untuk usia pra baligh, peran orangtua dalam pendidikan anak seyogyanya lebih dominan dibandingkan pihak luar (guru atau sekolah).
*Penanaman aqidah dan nilai dasar, akhlaq dan kebiasaan baik, dibentuk secara efektif melalui keluarga*.
Sekolah hanya memberi sentuhan tambahan saja.
☘☘☘☘☘
Jika pendidikan dilaksanakan di sekolah formal, tentunya seluruh sistem pendidikan sudah disediakan dan difasilitasi sekolah.
Namun _*jika pendidikan dilakukan di rumah, maka sistem pendidikan perlu dibuat di rumah.*_
Khusus bagi pelaku Homeschooling yang menerapkan Home Education, maka *tanggung jawab orangtua bersifat penuh dalam pendidikan anak*.
Secara umum, bagaimanapun kita ingin anak-anak kita minimal bisa mengikuti benchmark umum (jenjang pendidikan formal), syukur-syukur bisa lebih. *Hal ini tentu tidak dapat dicapai tanpa perencanaan yang matang*..
Jika orangtua memilih homeSchooling, setidaknya sudah ada pernwcanaan yang matang terkait:
● visi misi pendidikan
● target yang akan dicapai
● kurikulum yang akan digunakan
● bahan ajar
● rencana pengajaran
● dan evaluasi.
Orangtua perlu juga aktif berperan *menyediakan lingkungan* yang sesuai untuk:
● setiap jenis pendidikan yang diambil
● memahami jalur pendidikan
agar jangan sampai *pendidikan anak terputus dan tidak jelas arahannya mau kemana*...
Jika sudah menyelesaikan visi misi, target, dan kurikulum, baru berlanjut berbicara pelaksanaannya.
Sebagai contoh,
*terkait penyelenggara*, bisa ditentukan sesuai dengan kurikulum dibuat (oleh keluarga masing).
Beberapa pertanyaan yang bisa dievaluasi adalah:
● Apakah anggota keluarga mampu melaksanakannya?
● Jika tidak siapa yang dapat melaksanakannya? ● Bagaimana memulainya dan seterusnya bisa dibahas dalam keluarga masing-masing
Karena tanggung jawab pendidikan berpusat di rumah, artinya orangtua jugalah yang bertanggung jawab utk melakukan evaluasi.
Evaluasi perlu dilakukan dalam setiap jenis pendidikan.
Evaluasi setidaknya terdiri atas
1. Evaluasi pekanan, mencakup evaluasi kegiatan belajar mengajar secara umum, kendala yang ditemukan, target dan progres bahan ajar.
2. Evaluasi per materi, mencakup penguasaan materi, target penyelesaian materi dan waktunya.
3. Evaluasi per jenjang, mencakup evaluasi kemampuan yang harus dikuasai dalam jenjang/level usia/pendidikan tertentu.
4. Evaluasi menyeluruh biasanya dilakukan setiap tahun untuk melihat apakah proses belajar mengajar berlangsung secara efektif, apakah perlu perubahan metode, perubahan strategi dan pola ajar.
Sebagai contoh,
Beberapa hr yang lalu, Bibing, (anak Teh Patra yang ke-4) berusia 6 tahun.
Semakin mendekati fase mumayiz, in syaa Allah.
Banyak yang bertanya, pembelajaran apa yang saya terapkan pada Bibing?
Sebetulnya hampir sama dengan yang saya terapkan untuk para kakak. Hanya saja gaya dan metodenya saya sesuaikan dengan karakter dan usianya.
Untuk Bibing sendiri, hingga usia 7 tahun nanti dia masih berada dalam fase free style, bebas melakukan apapun. Sekali lagi, *bebas disini dari sudut pandang dia*. Bagaimana dari sudut pandang saya sebagai ibu?
Sebagai ibu, saya harus lebih serius menyiapkan strategi pembelajaran khususnya satu tahun ke depan.
Langkah pertama adalah menentukan *target untuk satu tahun*.
Target disesuaikan dengan _*kurikulum wajib dalam homeschooling di rumah kami*_:
1. *Al Qur'an.*
Minimal dalam satu tahun ini dia bisa menghapal satu juz al Qur'an. Mampu membaca al Qur'an dengan tartil.
2. *Bahasa.*
Tugas saya memastikan bahwa dia bisa memahami bacaan sesuai usianya. Setidaknya bisa membaca satu buku setiap pekan dan *mempresentasikannya*..
3. *Bahasa Inggris.* Targetnya hanya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris sehari-hari.
4. *Math.*
Target satu tahun ini lebih ke mengenal konsep angka (number), logika matematika dan operasi hitung sederhana
5. *Olahraga.*
Mampu terbiasa berjalan kaki sejauh 1 km dan berenang di kolam dalam.
6. *Skill tambahan.*
Mulai pilihan keterampilan khusus sesuai minat.
7. *Materi keIslaman* bersifat informasi dan *pembiasaan saja*. Belum menerapkan hukuman, sesuai dengan usianya.
Berhubung metode yang digunakan masih metode free style, maka sebagian besar program pembelajaran belum saya tentukan waktunya. Bisa dilakukan kapan saja dengan materi apa saja, dengan patokan target minimal yang harus dicapai itu saja.
Kata 'jadwal' mulai digunakan untuk beberapa jenis aktivitas, hanya saja porsinya masih terbatas. Hal ini digunakan untuk memahamkan konsep waktu pada Bibing 😊.
Yes, as simple as that 😍😊.
*Mungkin itu dulu prolognya.. Selanjutnya diperdalam di diskusi saja ya...*
☘☘☘☘☘☘☘
HSR Tanya jawab Materi 2
*🌸Tanya Jawab Materi 02 Homeschooling rabbani 🌸*
Oleh Ust. Djalaludin asy-Syatibi
Olah bahasa: Karina Hakman
*Tanya 01:*
Mau tanya:
Peran orang tua nomor 2,
Pemimpin
Suami bagi keluarga nya
Istri bagi rumah tangga nya
Perbedaan
definisi/cakupan rumah tangga dan keluarga apa
Serta apa saja secara garis besar yang musti di atur(dipimpinnya)
*Jawab 01*
Tanggung Jawab kepemimpinan utama adalah pada suami.
Suami adalah Qawwam (seperti yg disampaikan di materi).. Namun ada asas ta'awun (tolong menolong) dalam keluarga..
_"... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran..."_
(lihat QS. Al Maidah: 5)
Jika sesama org beriman saja harus saling tlg menolong, apalagi antara suami dan istri yang beriman...
*Pembagian tugas* dikembalikan bagaimana kondisi dan kesepakatan bersama. Ada yang suami kerja full time dan istri full di rumah, ada yang suami dan istri sedang sekolah dsb.. tentunya diperlukan kerjasama yang baik agar segala hal kerumah tanggaan dapat berjalan dengan lancar..
Boleh jadi setiap keluarga pembagian berbeda2 dalam tataran teknis... semua disesuaikan dengan _syakilah_-nya.. Skill/keahliannya...
_"Katakanlah: ‘Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.’ Maka Rabbmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya...."_
(Lihat QS. Al-Israa’: 84)
Hal-hal yang sudah jelas pembagiannya, sudah dijelaskan dalam materi.. selain itu, fleksibilitas masing-masing keluarga..
*Tanya 02*:
Assalamualaikum Admin
Mau curhat sedikit. Mau nanyain tanggung jwb dan kewajiban orangtua untuk bayi (5 bln) yg keguguran dalam kandungan.
(dst)
*Jawab 02*:
Diperlakukan sebagaimana jenazah.
*Tanya 03*
Alhamdulillah sy uda baca materinya, Masya Allah sy jd merinding bacanya ya..Semoga sy bisa mengamalkannya.sy ingin bertanya terkait materi 2, ..
Kalo misalkan sy lg shalat/baca qur'an/dzikir sedang menikmati sekali.. Misal pngen nambah shalat sunnah, pengen nambah bacaan qur'an, pngen memperbanyak dzikir sementara anak yg tdnya anteng tiba2 nangis & meminta kita berhenti.. Salah ngga kalo kita tetap melanjutkan ibadah & membiarkan anak menangis? Apa kewajiban orangtua dalam kondisi spt itu?
Bagaimana cara ngasih pemahaman utk meminta anak anteng ketika ortu sedang beribadah?
(anak sy usia 21 bln) jujur sj y teh kalo menuruti anak biar berhenti menangis..ko ibadah semakin berkurang, . Sebelumnya jazakillah khairan katsiran teh🙏🏻 (maaf kepanjangan pertanyaannya, bingung mengemas bahasa jd lbh simpel😆)
*Jawab 03*:
(Ust Djalal berbaik hati menjawab kasus per kasus dr Shalat Sunnah dulu, Membaca Quran, baru dzikir) 😊
*Kasus Shalat Sunnah:*
Tergantung bagaimana keadaannya..
Jika masih memungkinkan, anak boleh digendong saat shalat.
Jika anak memerlukan karena kebutuhan khusus (minta makan, perlu ke kamar mandi, dsb) maka diutamakan anak dulu.
Shalat sunnah dan mengurusi anak keduanya adalah kebaikan, tidak perlu dipertentangkan, tinggal diatur.
(dalam pertanyaan lain Ust Djalal menambahkan yang intinya: Jika memungkinkan, agenda shalat perlu diupayakan agar terjaga tuma'ninah dan khusyuknya. Tapi jika di luar daya upaya, lakukan semampunya.)
*Kasus Membaca Quran*:
Melafalkan Quran ketika mengasuh bisa dengan murajaah hafalan. *Inilah pentingnya baik ayah maupun ibu untuk memiliki hafalan yang baik*... dan asal pokok bacaan Al Quran adalah *hafalan*.. Al Quran diturunkan bukan dalam bentuk buku, tapi dalam bentuk ayat2 yang disampaikan oleh Jibril kepada Rasulullah SAW yang _ummi_(tidak bisa membaca)
*Kasus Dzikir*
Harus dipahami dulu makna dzikir. Secara istilah maknanya adalah menyebut dan mengingati Allah.
Dzikir _"Laa Ilaaha illAllah"_ disebut dengan *Tahlil*...
_"Allahuakbar"_ disebut dengan *Takbir*...
_"Astaghfirullah"_ disebut dengan *Istighfar*...
Permohonan Permintaan disebut dengan *do'a*...
Dengan _kalamNya_ disebut dengan *tilawah*...
Dengan amal, melaksanakan perintahNya dalam berbagai aktivitas disebut dengan *Muamalah*...
_*Menjaga anak atau apapun aktivitasnya, jangan membuat lalai dari mengingati Allah*_
Coba lihat QS. Al Munafiqun : 9..
_"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu *melalaikan kamu* dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS, 63:9)"_
Dalam kaidah Ushul Fiqh, jika ada larangan, maka ada perintah untuk lawannya/kebalikannya..
Jika anak2 tidak boleh melalaikan,
maka kebalikannya adalah *"mengingati Allah*".
*Berbahagialah...*
Jika banyak anak, ada banyak bekal ibadah kita kepada Allah...
Jika tidak punya anak, bahagialah karena tidak punya penghalang ibadah kepada Allah..
semua keadaan adalah untuk disyukuri..
Contoh pribadi Ust. Djalal:
Dulu saya pernah dalam perjalanan silaturahim ke kakeknya Ummi (istri Ust) ke Lampung... pergi naik mobil ...
Di tengah perjalanan Syauqi, Tita, dan Natti inginnya sama Abi terus.. Kurang lebih 3 jam semuanya ingin dipangku sama Abi... sampai mereka tidur.. dan Abi sampai merasakan sakit luar biasa memangku mereka.. tapi tidak berani membangunkan.. Pada saat itulah Abi berdoa _"Ya Allah, aku ridha.. jadikanlah (berbagai doa)"_
Alhamdulillah, skrg anak2 sudah besar, tinggal satu yang bungsu masih sekolah.. sudah bertebaran di mana2, anak2 alhamdulillah *sibuk menjadi teman2 dakwah*... Skrg semuanya penghafal Quran.. 2 org sudah hafizh.. Kalau Ramadhan (pas kumpul pulang), begitu adzan semua sudah siap di masjid ikut berjamaah, pada saat itikaf semua ikut itikaf.. dan tanpa diminta sekarang yang bungsu dibiayai segala seauatunya juga oleh kakak2nya..
Peristiwa itu masih diingat sampai skrg.. tp
rasa sakit itu tidak terasa.. masa2 itu sebentar saja..
(Moderator: 😭😭 masyaAllah kaan..)
*Tanya 04*:
Assalamualaikum, saya mau tanya, apabila ada anak laki2 yg lalai thd shalat, tdk bs mengaji (kurang ilmu agama) dan ia sdh menikah; apakah itu msh tgg jwb ibunya utk mengingatkan soal agama atau menjadi tgg jwb istri?
Tks 🙏
*Jawab 04*:
Meniadakan kemungkaran adalah tanggung jawab semua yang mengetahui kemungkaran itu dan yang memungkinkan untuk mengubahnya... Istrinya, Ibunya, dan sebagainya..
مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ (م د ت ن حم)
*(HR. Muslim Daud Tirmidzi Nasai Ahmad)*
_"Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman."_
*Tanya 05*
Assalamu'alaikum
Punten teh mau ijin bertanya,
Bagaimana kewajiban masing2 seorang ayah dan seorang ibu yg sudah bercerai,kewajiban terhadap anak2nya?
Pengasuhan seperti apa yg harus dilakukan seorang ibu yg single parent?
Anak2nya berada di pengasuhan ibunya, dgn konsisi ayahnya sudah menikah lagi dan tidak memberi nafkah pd anak2nya. Perceraian sudah terjadi ketika anak2 laki2 dalam kandungan.
(anak2nya masih usia perempuan 5th dan laki2 3th)
*Jawab 05*
1. Kita harus mengambil ibrah/hikmah Rasulullah SAW tidak pernah bercerai.
2. Dalam kasus perceraian tangging jawab anak tetap pada keduanya. Selain yang sudah ditetapkan, maka yang lainnya sesuai kesepakatan. Yang sudah ditetapkan adalah:
● seharusnya ketika masa menyusui suami memberikan *hadhanah* kepada istri/perempuan yang menyusui anaknya (lihat QS. 2: 233). Jika tidak, istri berhak menuntut
● Stlh masa menyusui berakhir, ayah wajib memberikan nafkah kepada anak sampai dengan anak mandiri.
● Nafkah kepada Ibunya anak2 adalah sepanjang masa iddahnya.
● Ketika anak sudah mandiri, ayah masih punya kewajiban memberikan nafkah pada saat anak memerlukan semampunya (lihat materi 02 bab Muaqqotan).
3. Jika ibu menanggung semua sendiri (karena ayahnya tidak peduli), sungguh mulia seorang ibu yang demikian.
*Tanya 06*:
Assalamualaikum.wr.wb ust.. Untuk hal yg berkaitan dgn khitan. Karena baru tahu sunnah mengkhitan di hari ke 7, dan ada anak kami yg sdh berusia 9thn, tp blm mau disunat. Bgm cara mengatasi agar bs bersegera?
Afwan jiddan ust... Bisakah mencantumkan dalil ttg perintah shalat? Agar smkn jelas usia berapa anak diperintahkan mendirikan sholat. Jazaakumullah
*Jawab 06:*
Ya disegerakan.
dan orangtua harus bertaubat karena ada agenda mengurus anak yang terlewat dan tidak dilakukan sebelum waktunya habis. Urusan khitan berkait dengan syarat sah shalat yakni *suci*.. dan shalat diperintahkan di usia 7 tahun.
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِع(د)
*(HR. Daud)*
_"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai/ umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya."_
👆maka segala sesuatu persiapan utk shalat harus dipersiapkan sebelum itu.
*Tanya 07:*
Nyambung dengan pertanyaan di atas.. Bagaimana jika masyarakat setempat menganggapnya tabu utk khitan di usia dini
*Jawab 07:*
Sebagai muslim acuan kita adalah syariah Islam. Justru masyarakat setematlah yang wajib didakwahi terkait masalah itu agar kembali kepada kepada syariat dr Allah SWT.
*Tanya 08*:
1. Anak saya sekarang sudah 2 th, sudah aqiqah dan potong rambut. Tapi waktu itu rambutnya hilang, dan blm sempat di timbang dan diemaskan, apakah ini jadi utang yg harus saya tunaikan?
*Jawab 08*:
Tidak harus.. tp jika ingin sedekah boleh saja dengan perkiraan..
*Tanya 09:*
(masih org yg sama)
2. Untuk khitan apakah bayi wanita wajib khitan? Kalau tidak ada RS/bidan yg memfasilitasi bgmana?
Tidak wajib.. khitan bagi laki2 wajib.. bagi perempuan kemuliaan..
Jika perempuan ingin dikhitan, maka harus sesuai sunnah, lalu harus oleh perempuan, jika ditemani dengan ibunya saja (bukan ayahnya).
*Tanya 10*
Jazakallaah khoiron untk ser ilmunya
Salam kenal dari sya sekeluarga yg sedang belajar mendekatkan diri,mohon doanya ya ...semoga Allah memudahkann kel saya,karna sungguh adlh hal yg tdk mudah karna anak sya sudah menginjak usia 13 tahun sekarang u membiasakan sesuatu yg memang tlah terlambat kami sadari,mohon maaf teh kalo sya berbelit yg ingin sya tanya apa kalo usia anak sya 13 tahun bolehkah diakiqahkan sekarang ?
Pada dasarnya Aqiqah hukum awalnya sunnah muakkadah. Tentang aqiqah di usia dewasa ada perbedaan pendapat antara usah atau tidak usah.
Pendapat yang jelas dan tdk ada perbedaan adalah jika ada kemampuan *qurbanlah* tiap tahun.. Qurban pun sunnah..
*Tanya 11*
Kalau aqiqah dengan ayam diperbolehkan kah? di daerah saya kalau tidak mampu org beraqiqah dengan ayam...
*Jawab 11*
Kaidahnya minimal dengan kambing bagi yang mampu.. kalau tidak mampu, tidak wajib aqiqah. Jika ingin sedekah ayam,silahkan.. tapi jatuhnya ibadah sedekah, bukan aqiqah...
*Tanya 12*
Bismillah
Assalamualaikum.
Saya Ika dari donoloyo.
Pertanyaan Saya:
1. Anak saya laki laki masuk usia 28bulan. Dia sering ikut bapaknya kemushola, Saya tahu mungkin itu mengganggu kekhusyu'an jamaah lain. Dan sudah Ada jamaah lain yang menegur kami. Tapi kalau tidak Saya ijinkan ikut bapaknya kemushola dianya mengamuk Dan marah. Nangis sampai bapaknya pulang dari mushola. Saya sudah bilang kalau kakak sholat dirumah sama ibu aja. Tapi tetap menangis Dan marah.
Jadi suami saya kalau pergi kemushola Suka sembunyi.
Bagaimana solusi Dan pandangan ust. Jalal untuk mendidik anak Saya supaya tidak trauma begitu? Kareena pendidikan sholat Kan wajib.
Jazakillah
*Jawab 12*
Mendekatkan anak utk beribadah ke masjid bisa dilakukan bertahap..
dan usia anak utk memulai ke masjid pun berbeda2.. ada cucu yg 2 thn sudah tenang dan tidak mengganggu.. ada yang mengganggu.. diperhatikan saja sesuai dengan situasi dan kondisi anak..
● Bisa dicoba dengan melibatkan anak dalam shalat. Dulu, Rasulullah SAW pernah lama sekali melalukan ruku', ternyata ada *Hasan* di punggung beliau. Ketika sujud juga lamaa sekali, ternyata ada *Husein* bermain di punggung Rasulullah SAW.
● bisa juga dengan mengajak anak berjamaah di masjid dengan pendampingan. Misal: Ayah shalat duluan, ibu menjaga anak.
Setelah ayah selesai berjamaah, ibu gantian shalat.
● bisa juga dengan shalat berjamaah bersama setelah jamaah awal selesai, tetap berjamaah dengan jumlah terbatas... sampai dengan anak2 terbiasa/memahami
*Tanya 13*
ingin bertanya 🙋🏻♀
apa yg kemudian hrs dilakukan jika ada sunnah yg terlewat selama pengasuhan anak? contoh sederhana adalah baby yg dilahirkan tidak sempat dikumandangkan adzan tahnik, dst.. hukumnya bgmn ya?
*Jawab 13:*
Hukumnya tidak mengikuti sunnah...
dan orangtua bertaubat karena ada agenda pengasuhan anak yang terlewat dan tdk dilakukan (td dibahas di jawaban 06)
*Tanya 14*
pertanyaan kedua, bagaimana pembobotannya antara ibadah sunnah atau amalan yaumiy ini dibandingkan mengasuh anak yg memang tidak bisa diasuh org lain (misal. anak msh nempel bgt atau ortu di rantau dan blm. menemukan pengasuh pengganti yg tepat)?
*Jawab 14*
(sudah terjawab di pertanyaan ke 03)
*Tanya 15*
ketiga, gimana caranya ridha dengan apa yg Allah anugerahkan kpd kita. kadang kita mudah berpikir negatif atay berucap tdk semestinya krn ruhiyah yg mulai kotor.. barangkali ada tips nya 😊🙏🏻
*Jawab 15*
Yang bertanya sudah tahu jawabannya.. ruhiyahnya harus dibersihkan..
(tambahan moderator: inilah salah satu alasan insyaAllah kita ada materi2 khusus terkait tazkiyatun nafs dalam keluarga 😊🙏)
Oleh Ust. Djalaludin asy-Syatibi
Olah bahasa: Karina Hakman
*Tanya 01:*
Mau tanya:
Peran orang tua nomor 2,
Pemimpin
Suami bagi keluarga nya
Istri bagi rumah tangga nya
Perbedaan
definisi/cakupan rumah tangga dan keluarga apa
Serta apa saja secara garis besar yang musti di atur(dipimpinnya)
*Jawab 01*
Tanggung Jawab kepemimpinan utama adalah pada suami.
Suami adalah Qawwam (seperti yg disampaikan di materi).. Namun ada asas ta'awun (tolong menolong) dalam keluarga..
_"... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran..."_
(lihat QS. Al Maidah: 5)
Jika sesama org beriman saja harus saling tlg menolong, apalagi antara suami dan istri yang beriman...
*Pembagian tugas* dikembalikan bagaimana kondisi dan kesepakatan bersama. Ada yang suami kerja full time dan istri full di rumah, ada yang suami dan istri sedang sekolah dsb.. tentunya diperlukan kerjasama yang baik agar segala hal kerumah tanggaan dapat berjalan dengan lancar..
Boleh jadi setiap keluarga pembagian berbeda2 dalam tataran teknis... semua disesuaikan dengan _syakilah_-nya.. Skill/keahliannya...
_"Katakanlah: ‘Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.’ Maka Rabbmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya...."_
(Lihat QS. Al-Israa’: 84)
Hal-hal yang sudah jelas pembagiannya, sudah dijelaskan dalam materi.. selain itu, fleksibilitas masing-masing keluarga..
*Tanya 02*:
Assalamualaikum Admin
Mau curhat sedikit. Mau nanyain tanggung jwb dan kewajiban orangtua untuk bayi (5 bln) yg keguguran dalam kandungan.
(dst)
*Jawab 02*:
Diperlakukan sebagaimana jenazah.
*Tanya 03*
Alhamdulillah sy uda baca materinya, Masya Allah sy jd merinding bacanya ya..Semoga sy bisa mengamalkannya.sy ingin bertanya terkait materi 2, ..
Kalo misalkan sy lg shalat/baca qur'an/dzikir sedang menikmati sekali.. Misal pngen nambah shalat sunnah, pengen nambah bacaan qur'an, pngen memperbanyak dzikir sementara anak yg tdnya anteng tiba2 nangis & meminta kita berhenti.. Salah ngga kalo kita tetap melanjutkan ibadah & membiarkan anak menangis? Apa kewajiban orangtua dalam kondisi spt itu?
Bagaimana cara ngasih pemahaman utk meminta anak anteng ketika ortu sedang beribadah?
(anak sy usia 21 bln) jujur sj y teh kalo menuruti anak biar berhenti menangis..ko ibadah semakin berkurang, . Sebelumnya jazakillah khairan katsiran teh🙏🏻 (maaf kepanjangan pertanyaannya, bingung mengemas bahasa jd lbh simpel😆)
*Jawab 03*:
(Ust Djalal berbaik hati menjawab kasus per kasus dr Shalat Sunnah dulu, Membaca Quran, baru dzikir) 😊
*Kasus Shalat Sunnah:*
Tergantung bagaimana keadaannya..
Jika masih memungkinkan, anak boleh digendong saat shalat.
Jika anak memerlukan karena kebutuhan khusus (minta makan, perlu ke kamar mandi, dsb) maka diutamakan anak dulu.
Shalat sunnah dan mengurusi anak keduanya adalah kebaikan, tidak perlu dipertentangkan, tinggal diatur.
(dalam pertanyaan lain Ust Djalal menambahkan yang intinya: Jika memungkinkan, agenda shalat perlu diupayakan agar terjaga tuma'ninah dan khusyuknya. Tapi jika di luar daya upaya, lakukan semampunya.)
*Kasus Membaca Quran*:
Melafalkan Quran ketika mengasuh bisa dengan murajaah hafalan. *Inilah pentingnya baik ayah maupun ibu untuk memiliki hafalan yang baik*... dan asal pokok bacaan Al Quran adalah *hafalan*.. Al Quran diturunkan bukan dalam bentuk buku, tapi dalam bentuk ayat2 yang disampaikan oleh Jibril kepada Rasulullah SAW yang _ummi_(tidak bisa membaca)
*Kasus Dzikir*
Harus dipahami dulu makna dzikir. Secara istilah maknanya adalah menyebut dan mengingati Allah.
Dzikir _"Laa Ilaaha illAllah"_ disebut dengan *Tahlil*...
_"Allahuakbar"_ disebut dengan *Takbir*...
_"Astaghfirullah"_ disebut dengan *Istighfar*...
Permohonan Permintaan disebut dengan *do'a*...
Dengan _kalamNya_ disebut dengan *tilawah*...
Dengan amal, melaksanakan perintahNya dalam berbagai aktivitas disebut dengan *Muamalah*...
_*Menjaga anak atau apapun aktivitasnya, jangan membuat lalai dari mengingati Allah*_
Coba lihat QS. Al Munafiqun : 9..
_"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu *melalaikan kamu* dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS, 63:9)"_
Dalam kaidah Ushul Fiqh, jika ada larangan, maka ada perintah untuk lawannya/kebalikannya..
Jika anak2 tidak boleh melalaikan,
maka kebalikannya adalah *"mengingati Allah*".
*Berbahagialah...*
Jika banyak anak, ada banyak bekal ibadah kita kepada Allah...
Jika tidak punya anak, bahagialah karena tidak punya penghalang ibadah kepada Allah..
semua keadaan adalah untuk disyukuri..
Contoh pribadi Ust. Djalal:
Dulu saya pernah dalam perjalanan silaturahim ke kakeknya Ummi (istri Ust) ke Lampung... pergi naik mobil ...
Di tengah perjalanan Syauqi, Tita, dan Natti inginnya sama Abi terus.. Kurang lebih 3 jam semuanya ingin dipangku sama Abi... sampai mereka tidur.. dan Abi sampai merasakan sakit luar biasa memangku mereka.. tapi tidak berani membangunkan.. Pada saat itulah Abi berdoa _"Ya Allah, aku ridha.. jadikanlah (berbagai doa)"_
Alhamdulillah, skrg anak2 sudah besar, tinggal satu yang bungsu masih sekolah.. sudah bertebaran di mana2, anak2 alhamdulillah *sibuk menjadi teman2 dakwah*... Skrg semuanya penghafal Quran.. 2 org sudah hafizh.. Kalau Ramadhan (pas kumpul pulang), begitu adzan semua sudah siap di masjid ikut berjamaah, pada saat itikaf semua ikut itikaf.. dan tanpa diminta sekarang yang bungsu dibiayai segala seauatunya juga oleh kakak2nya..
Peristiwa itu masih diingat sampai skrg.. tp
rasa sakit itu tidak terasa.. masa2 itu sebentar saja..
(Moderator: 😭😭 masyaAllah kaan..)
*Tanya 04*:
Assalamualaikum, saya mau tanya, apabila ada anak laki2 yg lalai thd shalat, tdk bs mengaji (kurang ilmu agama) dan ia sdh menikah; apakah itu msh tgg jwb ibunya utk mengingatkan soal agama atau menjadi tgg jwb istri?
Tks 🙏
*Jawab 04*:
Meniadakan kemungkaran adalah tanggung jawab semua yang mengetahui kemungkaran itu dan yang memungkinkan untuk mengubahnya... Istrinya, Ibunya, dan sebagainya..
مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ (م د ت ن حم)
*(HR. Muslim Daud Tirmidzi Nasai Ahmad)*
_"Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman."_
*Tanya 05*
Assalamu'alaikum
Punten teh mau ijin bertanya,
Bagaimana kewajiban masing2 seorang ayah dan seorang ibu yg sudah bercerai,kewajiban terhadap anak2nya?
Pengasuhan seperti apa yg harus dilakukan seorang ibu yg single parent?
Anak2nya berada di pengasuhan ibunya, dgn konsisi ayahnya sudah menikah lagi dan tidak memberi nafkah pd anak2nya. Perceraian sudah terjadi ketika anak2 laki2 dalam kandungan.
(anak2nya masih usia perempuan 5th dan laki2 3th)
*Jawab 05*
1. Kita harus mengambil ibrah/hikmah Rasulullah SAW tidak pernah bercerai.
2. Dalam kasus perceraian tangging jawab anak tetap pada keduanya. Selain yang sudah ditetapkan, maka yang lainnya sesuai kesepakatan. Yang sudah ditetapkan adalah:
● seharusnya ketika masa menyusui suami memberikan *hadhanah* kepada istri/perempuan yang menyusui anaknya (lihat QS. 2: 233). Jika tidak, istri berhak menuntut
● Stlh masa menyusui berakhir, ayah wajib memberikan nafkah kepada anak sampai dengan anak mandiri.
● Nafkah kepada Ibunya anak2 adalah sepanjang masa iddahnya.
● Ketika anak sudah mandiri, ayah masih punya kewajiban memberikan nafkah pada saat anak memerlukan semampunya (lihat materi 02 bab Muaqqotan).
3. Jika ibu menanggung semua sendiri (karena ayahnya tidak peduli), sungguh mulia seorang ibu yang demikian.
*Tanya 06*:
Assalamualaikum.wr.wb ust.. Untuk hal yg berkaitan dgn khitan. Karena baru tahu sunnah mengkhitan di hari ke 7, dan ada anak kami yg sdh berusia 9thn, tp blm mau disunat. Bgm cara mengatasi agar bs bersegera?
Afwan jiddan ust... Bisakah mencantumkan dalil ttg perintah shalat? Agar smkn jelas usia berapa anak diperintahkan mendirikan sholat. Jazaakumullah
*Jawab 06:*
Ya disegerakan.
dan orangtua harus bertaubat karena ada agenda mengurus anak yang terlewat dan tidak dilakukan sebelum waktunya habis. Urusan khitan berkait dengan syarat sah shalat yakni *suci*.. dan shalat diperintahkan di usia 7 tahun.
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِع(د)
*(HR. Daud)*
_"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai/ umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya."_
👆maka segala sesuatu persiapan utk shalat harus dipersiapkan sebelum itu.
*Tanya 07:*
Nyambung dengan pertanyaan di atas.. Bagaimana jika masyarakat setempat menganggapnya tabu utk khitan di usia dini
*Jawab 07:*
Sebagai muslim acuan kita adalah syariah Islam. Justru masyarakat setematlah yang wajib didakwahi terkait masalah itu agar kembali kepada kepada syariat dr Allah SWT.
*Tanya 08*:
1. Anak saya sekarang sudah 2 th, sudah aqiqah dan potong rambut. Tapi waktu itu rambutnya hilang, dan blm sempat di timbang dan diemaskan, apakah ini jadi utang yg harus saya tunaikan?
*Jawab 08*:
Tidak harus.. tp jika ingin sedekah boleh saja dengan perkiraan..
*Tanya 09:*
(masih org yg sama)
2. Untuk khitan apakah bayi wanita wajib khitan? Kalau tidak ada RS/bidan yg memfasilitasi bgmana?
Tidak wajib.. khitan bagi laki2 wajib.. bagi perempuan kemuliaan..
Jika perempuan ingin dikhitan, maka harus sesuai sunnah, lalu harus oleh perempuan, jika ditemani dengan ibunya saja (bukan ayahnya).
*Tanya 10*
Jazakallaah khoiron untk ser ilmunya
Salam kenal dari sya sekeluarga yg sedang belajar mendekatkan diri,mohon doanya ya ...semoga Allah memudahkann kel saya,karna sungguh adlh hal yg tdk mudah karna anak sya sudah menginjak usia 13 tahun sekarang u membiasakan sesuatu yg memang tlah terlambat kami sadari,mohon maaf teh kalo sya berbelit yg ingin sya tanya apa kalo usia anak sya 13 tahun bolehkah diakiqahkan sekarang ?
Pada dasarnya Aqiqah hukum awalnya sunnah muakkadah. Tentang aqiqah di usia dewasa ada perbedaan pendapat antara usah atau tidak usah.
Pendapat yang jelas dan tdk ada perbedaan adalah jika ada kemampuan *qurbanlah* tiap tahun.. Qurban pun sunnah..
*Tanya 11*
Kalau aqiqah dengan ayam diperbolehkan kah? di daerah saya kalau tidak mampu org beraqiqah dengan ayam...
*Jawab 11*
Kaidahnya minimal dengan kambing bagi yang mampu.. kalau tidak mampu, tidak wajib aqiqah. Jika ingin sedekah ayam,silahkan.. tapi jatuhnya ibadah sedekah, bukan aqiqah...
*Tanya 12*
Bismillah
Assalamualaikum.
Saya Ika dari donoloyo.
Pertanyaan Saya:
1. Anak saya laki laki masuk usia 28bulan. Dia sering ikut bapaknya kemushola, Saya tahu mungkin itu mengganggu kekhusyu'an jamaah lain. Dan sudah Ada jamaah lain yang menegur kami. Tapi kalau tidak Saya ijinkan ikut bapaknya kemushola dianya mengamuk Dan marah. Nangis sampai bapaknya pulang dari mushola. Saya sudah bilang kalau kakak sholat dirumah sama ibu aja. Tapi tetap menangis Dan marah.
Jadi suami saya kalau pergi kemushola Suka sembunyi.
Bagaimana solusi Dan pandangan ust. Jalal untuk mendidik anak Saya supaya tidak trauma begitu? Kareena pendidikan sholat Kan wajib.
Jazakillah
*Jawab 12*
Mendekatkan anak utk beribadah ke masjid bisa dilakukan bertahap..
dan usia anak utk memulai ke masjid pun berbeda2.. ada cucu yg 2 thn sudah tenang dan tidak mengganggu.. ada yang mengganggu.. diperhatikan saja sesuai dengan situasi dan kondisi anak..
● Bisa dicoba dengan melibatkan anak dalam shalat. Dulu, Rasulullah SAW pernah lama sekali melalukan ruku', ternyata ada *Hasan* di punggung beliau. Ketika sujud juga lamaa sekali, ternyata ada *Husein* bermain di punggung Rasulullah SAW.
● bisa juga dengan mengajak anak berjamaah di masjid dengan pendampingan. Misal: Ayah shalat duluan, ibu menjaga anak.
Setelah ayah selesai berjamaah, ibu gantian shalat.
● bisa juga dengan shalat berjamaah bersama setelah jamaah awal selesai, tetap berjamaah dengan jumlah terbatas... sampai dengan anak2 terbiasa/memahami
*Tanya 13*
ingin bertanya 🙋🏻♀
apa yg kemudian hrs dilakukan jika ada sunnah yg terlewat selama pengasuhan anak? contoh sederhana adalah baby yg dilahirkan tidak sempat dikumandangkan adzan tahnik, dst.. hukumnya bgmn ya?
*Jawab 13:*
Hukumnya tidak mengikuti sunnah...
dan orangtua bertaubat karena ada agenda pengasuhan anak yang terlewat dan tdk dilakukan (td dibahas di jawaban 06)
*Tanya 14*
pertanyaan kedua, bagaimana pembobotannya antara ibadah sunnah atau amalan yaumiy ini dibandingkan mengasuh anak yg memang tidak bisa diasuh org lain (misal. anak msh nempel bgt atau ortu di rantau dan blm. menemukan pengasuh pengganti yg tepat)?
*Jawab 14*
(sudah terjawab di pertanyaan ke 03)
*Tanya 15*
ketiga, gimana caranya ridha dengan apa yg Allah anugerahkan kpd kita. kadang kita mudah berpikir negatif atay berucap tdk semestinya krn ruhiyah yg mulai kotor.. barangkali ada tips nya 😊🙏🏻
*Jawab 15*
Yang bertanya sudah tahu jawabannya.. ruhiyahnya harus dibersihkan..
(tambahan moderator: inilah salah satu alasan insyaAllah kita ada materi2 khusus terkait tazkiyatun nafs dalam keluarga 😊🙏)
Langganan:
Postingan (Atom)